Search

Friday, September 22, 2006

Javanese Stomach :(

I examined three students today. It means I have got three boxes of snacks. I have eaten some of those (seemingly) delicious snacks, and drank two small cups of mineral water. They are supposed to make my stomach full enough, aren't they?

But toh, I feel hungry at the moment. Nih perut Jawa butuh diisi nasi!!!! Waaa ... :(( gak kebayang betapa repotnya diriku ini kalo harus hidup di suatu tempat yang sulit untuk mengkonsumsi nasi. Lidahku tidak mudah beradaptasi dengan makanan baru, plus nasi harus kukonsumsi setiap hari. Lengkaplah sudah penderitaanku kalau aku harus menginjakkan kaki di tanah asing yang sulit mendapatkan nasi. :((

Jadi ingat tahun 1977 yang lalu (yah ... sekitar seabad yang lalu deh :)) kan abadnya udah beda sekarang) waktu aku sekeluarga berkunjung ke tanah kelahiran Mamie Papie, Gorontalo. Adikku tidak bisa makan kalau tidak menemukan lauk tempe. Akibatnya dari Semarang, Mamie bawa kering tempe dalam jumlah yang lumayan banyak untuk dikonsumsi selama kita sekeluarga di sana. (FYI, tahun itu, tempe masihlah merupakan exclusive food for Javanese. Belum ditemukan tempe di Gorontalo.) Betapa repotnya orang yang tidak bisa beradaptasi. :(( (Jadi inget teori Herbert Spencer. hehehehe ...sampai segitunya. hahahaha ...)

Cerita lain lagi. Waktu aku duduk di bangku SMA, aku punya teman dekat yang tidak mau makan kalau tidak ada menu kepala ayam di atas meja. Nah lo!!! Sering aku diajaknya mampir ke warung untuk membeli kepala ayam sebelum pulang ke rumah, kalau ibunya ga sempat menyediakan menu itu di pagi hari sebelum dia berangkat ke sekolah. Si teman yang rada manja ini (waktu itu) kenal dapur aja enggak, tahunya cuma makan di ruang makan. That's all. Bukti otentik, LOL, waktu ada pelajaran memasak, aku yang ketiban sampur menyiapkan semua ubo rampenya, sekaligus memasak di sekolah.

Sekarang? Hohoho ... she belongs to that patriarchal culture yang menuntut perempuan harus memasak untuk suaminya. A good student, eh? LOL. ME??? Aku mau masuk dapur untuk memasak karena aku cinta seseorang yang akan kumasakkan itu, such as my only lovely star, Angie. Kalau hanya HARUS MEMASAK UNTUK SUAMI HANYA AGAR DILABELI SEBAGAI PEREMPUAN BAIK-BAIK, well ... well ... A BIG NO WAY. LOL.

"Jangan fanatik-fanatik dong Na kalau jadi feminist!" Abangku bersungut-sungut. (sampai keluar sungutnya tuh kepalanya. LOL.)

Oh well, perutku masih meronta minta diisi nasi nih sekarang. Ato, mungkin paling tidak arem-arem yang terbuat dari beras, berbentuk seperti lontong dan diisi, yah ... mungkin diisi daging, atau tahu, atau tempe. Mengapa di salah satu box snack itu tidak ada yang berisi arem-arem??? Atau tidak ada yang membawakan menu makan siang untukku???

Dasar ngelunjak nih dosen satu ini. Huahahahahaha ...

FBS UA 180906

No comments: