Search

Saturday, October 21, 2017

KLARIFIKASI

KLARIFIKASI

Sekali-sekali sok merasa seperti pejabat publik yang punya ‘musuh’ politik gapapa kan ya? :D Setelah lebih dari setahun saya move on, dan ternyata orang-orang yang ada di grup sebelah nampaknya masih berkutat pada issue lama, mungkin saya perlu membuat sedikit klarifikasi. Pakde Jokowi yang biasanya cuek digosipin apa pun oleh orang-orang yang tidak pro dia saja kadang bikin klarifikasi kok. (duh, bandingin diri sendiri dengan Pakde Jowoki, ga tau diri amat. LOL.)

Ini tentang api dalam sekam di antara beberapa (ga ‘banyak’) kawan sepeda di kota Semarang, yang ‘terbagi’ ke dalam beberapa grup. To the point saja yak.

Mengapa saya keluar dari grup B setelah saya sempat masuk ke dalam grup WA mereka selama beberapa bulan?

1.    Saya tidak mau ‘dianggap’ masuk grup sepeda manapun kecuali B2W Semarang dan Komselis, karena no matter what Komselis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari B2W Semarang karena orang-orang (awal) yang berinisiatif ‘mendirikan’ adalah orang-orang yang dulu juga terlibat dalam B2W Semarang. Ini adalah preferensi saya sendiri, untuk terlibat dalam grup sepeda yang gerakan moralnya jelas.
a.    B2W Semarang untuk mengkampanyekan hidup sehat dengan meninggalkan kendaraan bermotor dan menggantinya dengan sepeda
b.    Komselis untuk penggunaan sepeda lipat yang diharapkan kian mendorong orang untuk bersepeda ke tempat kerja kala terbentur pada jarak yang dianggap cukup jauh, atau terbentur kontur jalan yang kurang menguntungkan

2.    Ketika saya melihat kemungkinan bahwa grup B menjadi komunitas, saya dengan sadar diri mengundurkan diri. (meski waktu itu dibantah oleh An – atas dasar pernyataan seseorang lain di grup itu — bahwa grup itu tidak akan menjadi komunitas.) Mengapa saya merasa perlu keluar dari grup WA mereka? Karena ternyata sebagian dari mereka nyinyirin saya ketika saya tidak ikut kegiatan yang mereka adakan, misal sepedaan ke pesta duren di Gunung Pati.

Sejak tahun 2011 saya terbiasa dolan berdua dengan soulmate sepedaan saya, terus terang saya kesal ketika dinyinyiri seperti itu. Apalah daya, saya hanya perempuan biasa. LOL. Lha wong ketika Komselis ngadain acara – misal gowes ke area Mangrove Morosari tahun 2015 – saya dan Ranz malah gowes ke Curug Semirang, kawan-kawan Komselis juga ga ada yang nyinyir. LOL.

3.    Saya tidak mau berada di satu grup WA, dimana ada beberapa personil yang suka ngompori orang lain – yang biasanya anggota baru grup – untuk tidak menyukai komunitas yang telah eksis sejak tahun 2009. Bahwa oknum-oknum tertentu menyebarkan gosip, misal, “Eh, si T itu ngeper lho diminta jadi tuan rumah jamselinas!” dan karena caranya sangat santun untuk ngompori orang, orang-orang yang dikompori itu tidak merasa telah dikompori. LOL. Saya tidak mau ikut-ikutan jelek-jelekin komunitas sepeda lipat Semarang (yang pertama berdiri di kota Semarang).
Hey, no matter what, saya ikut ‘membidani’ kelahiran Komselis, ikut menentukan apakah Komselis akan berdiri sendiri atau tetap dianggap merupakan bagian dari B2W Semarang.

Semoga 3 alasan di atas cukup menjawab pertanyaan orang-orang di grup sebelah. Sebenarnya masih buanyak lagi yang mengganjal di hati saya, tapi saya kira ini cukup. Saya baik hati loh agar orang-orang itu tidak terus menerus ghibah tentang saya, juga Ranz, Tami, dan mungkin Dwi. Ketiga alasan di atas murni alasan saya. Saya yakin Ranz, Tami, dan mungkin Dwi, memiliki alasan mereka sendiri mengapa mereka keluar dari grup WA satu setengah tahun yang lalu, Maret 2016.

Demikian. Postingan ini saya tulis tanpa ada paksaan dari pihak mana pun.


LG 09.20 21/09/2017 g