Search

Wednesday, June 15, 2022

Solve your own problem!

 


Konon, ada kecenderungan pada manusia untuk melakukan kesalahan yang sama lagi dan lagi. Dan kemungkinan penyebabnya adalah apa yang pernah terjadi di masa lalu. Mengulang kesalahan ini akan terus terjadi jika seseorang tidak menyadari penyebab yang datang pada mereka. Bagaimana caranya agar seseorang bisa menemukan penyebab itu dan mampu 'menyembuhkan' diri sendiri?

 

Sekian tahun lalu, di facebook saya punya seorang kenalan yang tinggal di Amerika, meski asli Indonesia. Om Ling Tan lulusan Fakultas Indonesia, jurusan Kedokteran. Di Amerika beliau melanjutkan pendidikannya hingga menjadi seorang psikiater. Waktu beliau datang ke Indonesia tahun 2012, dalam rangka menjadi dosen tamu atas beasiswa AMINEF, saya sempat bertemu. Om Ling Tan bercerita bahwa di Amerika -- terlebih bagi mereka yang tinggal di kota besar -- orang biasa datang ke psikiater untuk kesehatan mental mereka. Namun, untuk ukuran Indonesia, mungkin datang ke seorang psikiater saat seseorang memiliki masalah yang dirasa cukup berat belumlah merupakan satu kebutuhan. Dengan tipe masyarakat yang 'belum terlalu individual' tentu kita tahu masih banyak orang merasa cukup dengan curhat kepada anggota keluarga atau sahabat.

 

Dalam episode "Games People Play" season 2 dari serial "Sex and the City" dikisahkan Carrie Bradshaw -- salah satu tokoh utama -- baru saja putus dari pacarnya, Big. Untuk menumpahkan kekesalannya, Carrie terus menerus mencurahkan kata hatinya kepada tiga sahabatnya, Samantha, Miranda, dan Charlotte setiap ada kesempatan. Isi curhatnya seragam: betapa meruginya Big kehilangan Carrie karena Carrie adalah satu 'aset' berharga untuk masa depan Big. Sebegitu terus menerusnya sampai mereka bertiga 'eneg', sehingga mereka mengambil satu keputusan bersama untuk 'menghentikan' Carrie: bicara pada Carrie bahwa Carrie membutuhkan pihak ketiga yang profesional sehingga akan memberi masukan yang objektif pada Carrie: seorang terapis / psikolog.

 

Awalnya Carrie menolak saran itu; dia merasa masih mampu mengendalikan emosinya. Charlotte yang sporty memberinya usul untuk melakukan olahraga untuk menumpahkan emosi. Karena gusar, Carrie curhat kepada Standford, satu sahabatnya yang seorang gay. To her surprise, Standford malah heran bagaimana mungkin Carrie tidak punya terapis pribadi, lol. Siapa pun yang tinggal di kota sebesar New York pastilah butuh seorang terapis, karena bahkan seorang terapis pun butuh terapis, demikian kata Standford. lol.

 

Pertama kali bertemu dengan terapisnya, Doctor Ellen Greenfield, alias Dr. G. awalnya Carrie masih terlihat berat untuk menceritakan apa yang telah terjadi, apa yang membuat ketiga sahabat dekatnya menyarankannya untuk mencari orang yang profesional untuk membantunya menuntaskan permasalahannya. Tatkala Dr. G 'menembaknya' bahwa dia telah salah memilih lelaki yang tidak tepat untuk dia pacari, Carrie tidak mau mengakuinya.

 

"My ex played all those games, and I was just along the ride." katanya, ngeles. Padahal ini berarti Carrie pun 'playing games' bersama mantannya.

 

"Was this the first time you dated a man who couldn't give you what you wanted?" tanya Dr. G.

 

"Well, maybe I dated  men who were wrong for me. But, who hasn't?" kembali Carrie ngeles.

 

"The thing those men have in common is you," tunjuk Dr. G.

 

"What's your point?" tanya Carrie, polos.

 

"Maybe you were picking wrong men." tandas Dr. G.

 

Voila …

 

Jon Bon Jovi muncul sebagai Seth dalam episode "Games People Play"

 

 

Di akhir episode itu, Carrie menyadari satu hal: permasalahannya yang berhubungan dengan laki-laki yang dia pacari memang mengerucut ke satu hal: dia memilih laki-laki yang tidak tepat untuk dipacari. Di tempat tunggu klinik Dr. G Carrie bertemu dengan seorang pasien Dr. G, namanya Seth, dan ngedate dengannya. Di kencan mereka yang kesekian, mereka pun 'sleep together'. Karena merasa semakin dekat secara emosional setelah lovemaking itu, dan tidak melihat ada masalah di diri Seth, Carrie bertanya apa yang membuat Seth butuh terapi ke Dr. G selama satu tahun lebih.

 

"My problem is I lose interest in a woman after I sleep with her." jawab Seth, terus terang. Pada saat itulah Carrie menyadari kebenaran 'tuduhan' Dr. G: dia memilih orang yang salah untuk dia ajak berkencan. Akan tetapi, meski dia tahu bahwa Dr. G telah menemukan penyebab dia selalu gagal setiap membina hubungan dengan laki-laki, Carrie memutuskan untuk berhenti berkonsultasi dengan Dr. G karena tidak mau bertemu dengan Seth di klinik.

 

Karena Carrie berhenti berkonsultasi dengan Dr. G, Carrie pun tidak sempat melakukan introspeksi diri mengapa dia selalu memilih laki-laki yang salah untuk membina hubungan, kita sebagai penonton tidak tahu apa penyebab Carrie melakukan hal itu. Apakah karena dia hanya sekedar 'grab any guy' yang lewat dalam hidupnya mengingat usianya yang sudah di atas 30 tahun, tanpa melakukan check dan recheck mengenai laki-laki yang dia taksir?

 

Di season ketiga Carrie bertemu dengan Aidan, dan membina hubungan dengannya. Aidan ini beda dengan Mr. Big -- her ex -- yang memang seorang playboy. Aidan mencintai dan memuja Carrie sedemikian rupa, sehingga Carrie justru merasa ada yang tidak beres dalam hubungan mereka. Carrie benar-benar merasa secure dan tidak perlu merasa khawatir satu saat nanti Aidan akan menyelingkuhinya. Dan: ini adalah hal yang membuat Carrie merasa aneh. Lol.

 

Di season keempat Carrie dan Aidan putus karena Aidan ingin mengukuhkan hubungan mereka dalam pernikahan, Carrie menolaknya. Alasannya dia belum siap menikah.

 

======================

 

Sekian bulan lalu seorang kawan medsos menulis satu kasus klien-nya. Sang klien telah menikah dan bercerai tiga kali dengan penyebab yang sama: sang (eks) suami adalah anak mami yang belum bisa mandiri dan biasa melibatkan ibunya dalam masalah rumah tangganya. Ketika ditelisik ke belakang ketahuan akar permasalahannya: di masa lalu dia mengasuh dan membesarkan sang adik laki-laki, setelah ditinggal meninggal ayahnya dan kondisi keuangan keluarga yang menyedihkan. Ada tendensi bahwa dia belum merasa puas mengasuh adiknya ini sehingga ketika dewasa, dia terlibat dengan tipe laki-laki yang kekanak-kanakan. Namun, di akhir kisah, dia sendiri tidak tahan dengan kondisi pernikahan dengan tipe suami yang seperti itu.

 

====================

 

Dari dua contoh kasus di atas, Carrie yang belum menemukan akar permasalahannya sendiri dalam mencari pasangan hidup yang sesuai keinginannya, dia akan terus menerus mengalami masalah yang sama. Ketiga sahabatnya tidak bisa membantunya untuk memecahkan masalahnya karena seperti apa yang mereka bilang: Carrie needs a professional help. Selain itu, Carrie yang keras kepala tidak mudah menerima masukan dari ketiga sahabatnya: misal memilih menikahi Aidan ketimbang terus berharap pada Mr. Big.

 

Sedangkan di kasus klien seorang kawan medsos, dengan telah ditemukannya akar permasalahannya, seharusnya klien itu bisa menata hidupnya, misal dengan memilih tipe laki-laki yang berbeda dari laki-laki pilihan sebelumnya. Namun jika dia belum mampu, dia harus berdamai dengan dirinya sendiri. Legawa dengan segala resiko yang dia terima yang sebenarnya merupakan hal yang bisa dia antisipasi.

 

Hanya diri kita sendiri yang bisa memecahkan masalah yang kita hadapi. Orang lain -- baik seorang sahabat/keluarga maupun seorang profesional -- hanya membantu kita mencari penyebab masalah tersebut.

 

 

PT56 16.00 15 Juni 2022