Search

Thursday, June 29, 2023

Wadulan

 

rumpiiii 😁

Di link ini aku menulis bahwa salah satu fungsi media sosial adalah ajang pamer. Pamer apa saja yang ingin kita pamerkan. Yang sadar bahwa medsos itu ajang pamer, tentu ga akan 'ngomyang' ketika melihat orang-orang pamer apa pun yang mereka punyai. Atau, kalau mereka merasa terganggu dengan postingan orang-orang, cukuplah tekan tombol 'unfollow' maka pameran akun-akun tertentu tidak akan mereka lihat. Simpel kan ya. Lol. Ga usah nulis status ndakik-ndakik nyinyirin yang pamer, lol.

 

Di postingan sebelum ini, aku menulis tentang curhat. Aku bukan tipe orang yang mudah curhat tentang sembarang hal pada sembarang orang. Kalau aku merasa terganggu (atau sebaliknya, tertarik) pada postingan orang-orang tertentu, aku paling-paling cerita pada anakku maupun Ranz. Angie paling Cuma ngetawain emaknya yang menurutnya mungkin kadang reseh. Lol. Ranz paling Cuma ndengerin sambil manggut-manggut, tanpa memberi respons apa-apa, kecuali kalau aku bertanya, "What do you think about this?" Mereka berdua -- Angie maupun Ranz -- berada di luar 'circle'ku, jadi mereka tidak mengenal siapa-siapa yang aku jadikan topik obrolan.

 

Sekian tahun yang lalu, seorang kawan -- sesama anggota grup alumni -- mendadak nginbox aku, mengajak ghibah, lol. "Mbak, kamu tahu ga si embak yang itu? Dia lagi ngejar-ngejar seorang laki-laki loh. Memang sih laki-laki itu ganteng dan tajir. Tapi, mosok dia ga malu ngejar laki-laki begitu di tempat umum seperti facebook ini?"

 

Aku bengong waktu itu. Piye ki le njawabe? Lol. Aku ingat aku hanya merespons begini, "oh, aku ga tahu. Aku ga berteman dengan perempuan itu, juga dengan lelaki itu."

 

Si mbak kemudian cerita sedikit tentang si lelaki yang tajir dan murah hati itu. Aku hanya komentar, "ooo." nampaknya si mbak tahu bahwa aku tidak begitu berminat diajaknya berghibah, lol, akhirnya dia pun tidak melanjutkannya.

 

 

*******

 

Beberapa bulan lalu, seorang kawan menulis status nyinyir. Tak lama kemudian, dia lanjutkan dengan status, "wis tak batin, mesti ana sing wadul. Dan aku ngerti yang wadul itu siapa." Whaikiiiii …

 

Aku Cuma membaca status nyinyir yang berjilid-jilid itu, lol. Dan karena aku tidak tertarik, ya aku Cuma membacanya dan tidak merasa perlu mengajak siapa pun berghibah tentang hal ini. Wkwkwkwkwk …

 

Hari ini, Kamis 29 Juni 2023, pas Hari Raya Idul Adha, aku menulis status, "Terutama yang perlu disembelih itu sifat angkuh di dalam diri kita yang selalu merasa paling benar, pintar, dan hebat." eh, lha kok ada komen begini,

 

"aku suka tritmu ini Cik. Apa lagi jika ditambah kata jangan usil, nyinyir, dan wadulan. Met Idhul Adha ya. Maafkeun kalau ada salah kata."

 

Lha dalaaah, lol. Aku ora melu-melu nek masalah wadulan. Ben wae sing arep wadul, lol. None of my business. Meski, well, sejak aku punya seseorang yang aku 'dub' sebagai 'other half' kadang aku ya wadul juga, lol, wadul ke dia, dan kemudian merumpi berdua saja. Ga perlu menulis di status yang bakal membuat banyak orang yang membaca status menjadi bertanya-tanya dan jadi bertele-tele.😃😄😆

 

(aku tidak menulisnya di status facebook, tapi menulisnya di blog, wkwkwkwkwk …)

 

PT56 18.24 29.06.2023

 

N. B,:

'wadul' (Bahasa Jawa) artinya mengadu, sejenis curhat ya? dalam Bahasa Indonesia

 

Random Curhat

 


Pernahkah kamu curhat pada orang yang hanya sekedar lewat dalam hidupmu?

 

Aku pernah. Sekitar tahun 1999, saat pertama kali mengenal dunia internet dengan 'fitur' chat-nya yang dikenal dengan nama mIRC. Aku yang memendam banyak 'rahasia' berupa kekecewaan dalam hidupku, namun tidak punya keberanian untuk curhat pada seseorang yang aku kenal di dunia 'nyata'. 'menemukan' dunia cyber via fitur chat itu serupa sorga buatku.

 

Kok bisa aku curhat pada orang yang tidak aku kenal dengan baik? Well, you know banyak orang yang merasa butuh melepaskan tekanan-tekanan dalam diri namun tidak nyaman bercerita pada keluarga atau teman. Mereka hanya ingin 'ngomel' ke dunia: "Why is my life like this?" lol. (Padahal menurut the so-called 'theory' butterfly effect bahwa apa yang terjadi pada diri kita saat ini adalah reaksi dari apa yang kita lakukan di masa lalu ya. Yang ini berarti bahwa pertanyaan 'why my life is like this' ini kemungkinan juga disebabkan oleh what I have done in the past. 😁)

 

Rasanya lega setelah 'ngomel' ini, meski kita hanya 'ngomel' ke strangers atau passerby. Kita ga perlu diberi masukan atau input atau apa pun itu karena orang yang kita curhati belum tentu tahu persis apa yang telah terjadi pada diri kita.

 

Setelah berani membuka diri bahwa hidupku tidak baik-baik saja pada para strangers yang kutemui di internet, akhirnya aku mulai memiliki 'gut' untuk curhat ke rekan kerja. Dan karena aku tidak mudah berteman dengan lelaki (ini satu hal yang harus 'kucari akarnya' apa yang terjadi ketika aku kecil sehingga aku merasa tidak mudah berteman dengan laki-laki) aku pun curhat ke rekan kerja yang perempuan.

 

Aku 'sempat' memiliki cyber (boy)friend di tahun 1999 - 2001.  Awalnya ya iseng chatting, kami merasa cocok ngobrol, dan ternyata dia mulai menungguku online, dan kami pun mulai 'kangsenan' untuk chat bareng. Padahal jarak waktu kita itu 12 jam. Kami chat secara teratur hingga satu kali kami harus berpisah.

 

Aku bertemu dengan Abang -- one best friend of mine -- melalui satu mailing list yang di tahun-tahun 2005 - 2010 sangat populer. Awalnya dia hanya membaca tulisan-tulisan yang aku kirim ke milis, dia mengaku sering mengunjungi blog-ku untuk mengenalku dari jauh, tanpa aku ketahui. Dia mememberanikan diri menyapaku ketika satu kali aku berhenti mengirim tulisan ke milis. I guess I was too busy at that time. Aku yang heran memiliki secret admirer, lol, pun membalas email perkenalannya itu. Dan, aku yang sedang limbung -- kehilangan beberapa kawan dekat yang pindah ke luar kota/negeri -- merasa punya teman baru untuk curhat. He was my Guardian Angel (and I was his Humming Bird) in 2006 - 2010.

 

You see? Aku butuh seseorang yang aku kenal dengan baik untuk curhat, especially if this person is a man ya. Dan aku pun yakin dia akan bersedia meminjamkan telinganya untukku. Eh, meminjamkan matanya untuk membaca curhatanku. Lol. Atau? A real stranger, dimana aku yakin aku tidak akan pernah bertemu dengan orang ini lagi in the future.

 

Makanya aku heran ketika ada orang yang secara random curhat ke aku. Aku dengarkan dengan baik. Aku beri respons secukupnya. (Aku bukan tipe orang yang out of the blue secara random memberi saran ya, kecuali jika memang orang itu memintaku melakukannya.) Aku lebih heran lagi ketika tahu orang itu ternyata curhat ke orang-orang lain lagi yang ada di sekitar kami. Dan, ketika dia (mungkin) berpikir aku tidak memberinya respons yang sesuai keinginannya, dia memblokir akunku.

 

Astagah, kok aku kembali 'refer' ke sesembak yang itu lagi yak? Wkwkwkwkwk …

 

PT56 11.16 29.06.2023

 

Wednesday, June 28, 2023

Eksekusi Kontrak

 


 

"Hidup berjalan sesuai kontrak yang disepakati antar-roh sebelum terlahir jadi daging ke dunia." ("Lara Lana" dalam FILOSOFI KOPI, Dewi Lestari, 2006:91)

 

*******

 

Aku ingat kamu, kekasihku.

Aku ingat hidupku, cintaku.

Telahkah tertulis di alam roh bahwa memang kita terlahir dalam hidup ini untuk saling bertemu, kemudian saling jatuh cinta, saling membutuhkan, setelah kita mengikat ikrar janji dengan seseorang yang lain?

 

Telahkah tertulis di alam roh bahwa kamulah yang akan membuat hatiku tergetar tatkala kamu menciumku, menyentuhku, membuatku serasa melayang ke langit ke tujuh? Kamu yang tak seharusnya kujatuhcintai?

 

Kalau memang dialah yang diciptakan oleh Sang Maha untuk menjadi pendamping hidupku, mengapa yang tertulis di alam roh aku jatuh cinta padamu, bukan padanya? Mengapa kamulah yang mampu membuat aliran darahku mengalir dengan lebih kencang hanya dengan sentuhan tanganmu ke pipiku, dan bukan dia?

 

********

 

"Apa pun yang terjadi bukanlah keberuntungan atau kesialan, melainkan eksekusi kontrak belaka." ("Lara Lana" dalam FILOSOFI KOPI, Dewi Lestari, 2006:91)

 

 

Do you still?

 



Do You Still?

 

Tell me, when you look at me

Do you still love everything you see

Do you still want me for who I am

Or do you wish I was a better person

 

Tell me, when you call my name

Does it still feel the same

Do I still make your heart beat fast

Do you still pray for this to forever last

 

Tell me, when you hold me tight

Do you still want me throughout the night

Do I still turn you on

Or has the feeling been long gone

 

Tell me, when you see me smile

Does it still make everything all right

Are you sure that you still want me near

Are my words still sweet to hear

 

Tell me, when time has passed

Will you still feel that this is meant to last

Will I still be second to none

Can you promise me that I’ll always be the one

 

Thinking of You

 


Thinking of You

 

Just sitting here and thinking,

Thinking my thoughts of you

Dreaming of how things would be

If you were right here too.

 

I hope that things are going

The way that you had planned

I only wish that you were here

And I could hold your hand

 

I dream of being with you

Of being by your side

Of waking up beside you

Of love that we won't hide

 

I hope one day that you'll be more

Than just a dream at night

That I can bring you happiness

And love with all my might

 

But until then, I'm here alone

There's nothing else to do

Than dream of you and count the days

Until I'm there with you

 

Saturday, June 24, 2023

Dada Lelaki

 


Tulisan ini merupakan rangkuman obrolan komen di post sebelumnya, di facebook.

 

"Dada lelaki"

YN: "mengapa dada lelaki tidak termasuk aurat ya?"

NL: "saat lihat dadanya rasanya pengen berbaring di atasnya ya?"

YN: "Nah kan?"

NL: "Dulu saat kuliah di AmStud, ada seorang kawan sekelas, perempuan dari Manado, mengaku blingsatan melihat lelaki bertelanjang dada di satu fotocopy center Jl. C. Simanjuntak."

YN: "nah lo."

A: "karena yang 'berkuasa' menentukan aurat (baik aurat lelaki maupun perempuan) itu laki-laki. Maka, ya suka-suka mereka lah. Mana tahu mereka perasaan perempuan bagaimana saat melihat lelaki." 

 

Aku sih biasa saja ya lihat dada lelaki pada umumnya. Kecuali dada lelakiku, pengen terus nempel di sana. #umpamane #kisahfiktif

 

Ada perempuan yang mungkin bakal terpana lalu jatuh cinta pada lelaki yang cerdas. Bagiku, lelaki cerdas pun terbagi menjadi dua, yang kalau bicara terdengar ingin (pamer) menguasai segala bidang, yang kedua, masih terkesan down-to-earth. 

 

Aku sendiri tertarik pada lelaki yang dengannya ngobrol kita nyambung. Apalagi kalau lelaki itu mengaku jatuh cinta pada caraku berpikir. Wis ta, nek ketemu, aku bakal langsung nempel ke dadanya #ehhh kok dada lagi yaaa?

 


In frame:

My gorgeous young idol

 

Lee as Heath, at The Big Valley

Lee as Steve Austin, at The Six Million Dollar Man

 

 

 

Friday, June 23, 2023

BUGAR DAN AWET MUDA

 

Chuando Tan

Beberapa hari lalu, gambar fotografer ini muncul di satu grup alumni. Saya perhatikan, jika ada gambar lelaki berperut rata -- apalagi sixpack -- orang-orang akan serta merta berkomentar, "awas, nanti penggemarnya juga para lelaki loh."  atau berkomentar, "duh, kalau suamiku nampak setampan dan fresh seperti ini, aku ga bakal bisa tidur nyenyak setiap hari, bawaannya curiga melulu," padahal si pengunggah jelas-jelas ingin berbagi informasi bahwa di usia di atas 50 tahun, seorang laki-laki tetap bisa tampil seperti masih berusia 30-40an.

 

Well, meski mati usia berapa itu benar-benar rahasia Ilahi -- konon begitu -- jika kita bisa terus nampak awet muda -- dan salah satu caranya adalah berolahraga secara rutin -- mengapa orang-orang biasanya menyikapi hal seperti ini secara negatif ya?

 

BUGAR DAN AWET MUDA

 

Beberapa teman saya bercerita bahwa mereka 'akhirnya' memulai memilih lifestyle yang sehat setelah memiliki anak. Ini biasanya terjadi pada mereka yang merasa usianya sudah lumayan senior ketika anak (pertama) mereka lahir. Lifestyle yang sehat itu bagaimana? Satu hal yang pasti adalah berolahraga secara teratur. Selain berolahraga, memilih makanan yang sehat untuk tubuh, misal memperbanyak makan sayuran/buah, menghindari fast food/karbo berlebihan, menghindari minuman bersoda, dsb.

 

Pilihlah jenis olahraga yang disukai, misal lari, jalan cepat, berenang, bersepeda, yoga, tenis, sepakbola, dlsb. Jika merasa butuh membentuk otot, ya sila datang ke fitness center terdekat. Tidak semua laki-laki yang rajin olah tubuh di fitness center itu penyuka sesama jenis loh. Saya tengarai mereka yang selalu memberi excuse, "buat apa punya perut sixpack, entar malah disukai sesama lelaki" itu kayaknya mereka yang memang malas berolahraga, lol.

 

Padahal jika memiliki tubuh bugar di usia di atas 50 tahun, kita bisa asyik menemani anak-anak dolan kemana-mana, ga perlu mengeluh encok pegal.

 

Yang belum punya anak? Atau mungkin anak-anak sudah dewasa dan sibuk bekerja? Ya bisa tetap asyik dolan-dolan dengan pasangannya kan?

 

Yang belum punya pasangan? Cari dong ah, lol.

 

PT56 13.04 23.06.2023

 

Monday, June 19, 2023

SOOTHING PLACES

 


In the social media next door, a friend wrote about her love to visit forests. Since most forests are located in mountainous areas, she loves going to mountains; not to climb the peak, but the experience of being under many trees for a long time.

 

I think I am with her. When I go to some waterfalls, let's say, one thing I enjoy the most is walking under big trees. I also love to smell the air, sometimes with its both wet and dry leaves. I love to listen to the sound of cicadas, far away from the noise of the hubbub of big cities. It is heavenly.

 

Meanwhile …

 



When visiting vihara Dhamma Sundara last 11 June 2023, I also felt so peaceful. That reminded me of some of my first bikepacking experiences with Ranz: I wanted to visit some Hindu/Buddha/Chinese temples. And Ranz was always nice: following what I wanted. :)

 

Whenever I am in such places, I feel like I am back to my mother's womb.

 

That's why I often feel curious if in my previous life, I used to be a monk. And I was very intrigued by one character Ayu Utami created in her novel: Lalita Vistara. She felt the same thing as me, she even knew the exact time of her previous life: when Borobudur temple was built!

 

MS48 19.28 19.06.23

 

The Act of Reading: Binte Biluhuta

 


The Act of Reading: Binte Biluhuta

 

Waktu kuliah dulu, saya ingat Prof Chamamah mengatakan bahwa jenis-jenis masakan dari negara luar telah mengalami proses 'the act of reading' sebelum masuk Indonesia, untuk disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Demikian juga masakan-masakan khas Indonesia yang dibawa ke luar. Jadi ada kemungkinan kita akan tetap merasakan 'gegar budaya' ketika makan masakan khas Indonesia di negara lain, lol.

 

Perkataan Bu Chamamah itu menjelaskan mengapa ketika saat duduk di bangku S1 dulu, ketika saya diajak ikut 'gathering' keluarga Gorontalo di Jogja, saya tidak doyan makan masakan khas Gorontalo yang disajikan oleh tuan rumah. Ibu saya -- sang chef di rumah -- pasti telah menggunakan teori 'the act of reading' ini saat memasak masakan khas kota kelahirannya dengan kondisi yang beliau temui di kota Semarang. Misal, saat memasak binte biluhuta, di Gorontalo, selain jagung sebagai bahan utama, keberadaan ikan (misal cakalang) segar dalam masakan itu bisa dikatakan wajib hukumnya, selain tambahan udang sebagai topping.

 

Meskipun kota Semarang bisa juga disebut sebagai kota yang terletak di pinggir laut, menurut ibu saya, ikan-ikan yang dijual di pasar tidaklah sesegar ikan-ikan di Gorontalo. Mungkin itu sebabnya beliau mengganti ikan dengan suwiran ayam. Daun kemangi diganti dengan daun bawang.

 

Berikut ini resep binte biluhuta ala Nanna Lee.

 

Bumbu halus:

 

Bawang merah secukupnya

Bawang putih secukupnya

Cabe secukupnya (jika suka pedas, bisa dibanyakin cabenya)

Garam secukupnya

 

 

Bahan:

 

Jagung yang sudah dipipil (saya beli jagung manis yang sudah pipilan)

Ayam secukupnya (suka-suka yang masak sih ini) yang sudah diungkep, dagingnya disuwir-suwir

Udang secukupnya (setelah dibersihkan, ditaburi garam)

Parutan kelapa secukupnya (saya pakai 4 sendok parutan kelapa)

Daun bawang secukupnya, diiris-iris

Jeruk nipis satu butir

Tomat satu butir

 

Cara memasak:

 

Tumis bumbu halus. Setelah berbau harum, masukkan suwiran ayam, udang, dan air secukupnya.

Setelah dilihat udang sudah matang, masukkan pipilan jagung.

Masukkan irisan daun bawang, parutan kelapa, dan perasan jeruk nipis.

Masukkan tomat.

Yang suka, boleh ditambahi gula.

Koreksi rasa.

 

Binte biluhuta siap disajikan.

 

Voila … s'il vous plait manger

 

PT56 13.43 19.06.2023

 

Sunday, June 18, 2023

Binte Biluhuta

 "Cooking is not my cup of tea."

 

Saya belajar memasak ketika duduk di bangku kuliah S1 karena ingin menghemat pengeluaran, ketimbang melulu beli matang di rumah makan. Plus sejak awal mulai kuliah Mom membelikan saya peralatan masak: kompor, panci dan wajan. Well, meski sebenarnya sejak SD tentu saja saya sudah kadang membantu Mom maupun ART memasak di dapur.

 

Nevertheless, cooking is not my cup of tea. Kalau bisa memilih kegiatan lain, tentu saya akan memilih melakukan hal yang lain: misalnya duduk melamun di belakang jendela kamar, di depan laptop sambil memandang wajah kekasih saya yang ada di layar laptop. (Eh, padahal yang ada di sana ya foto saya sendiri, lol. Saya pernah memasang foto Lee Majors, my idol, eh, saya diprotes Angie dong, lol. "Kenapa itu wajah opa-opa ada di layar laptop Mama?" tanyanya, lol.)

 

Saat pandemi, dan saya menjadi pengangguran -- no teaching schedule at all -- saya mulai tertarik menonton acara masak memasak, terutama di IG karena biasanya di sana lebih praktis karena vlog-nya singkat padat. Dan saya pun mulai memasak jenis-jenis masakan yang macam bumbunya lebih banyak, ga hanya bawang merah bawang putih dan cabe doang, lol.

 

Nah, entah dari mana saya mendapatkan trigger, hari ini -- Minggu 18 Juni 2023 -- saya mencoba memasak 'binte biluhuta' atau juga disebut sebagai 'milu siram'. Jika saat saya kecil dulu, Mom membeli jagung 'biasa' (bukan jagung manis) yang kemudian dipipil secara manual, saya pakai jagung manis pipilan beli di supermarket. Jelas enaknya ini jagung pipilan. Saat melihat resep-resep yang ada di google, kebanyakan pakai ikan cakalang atau jenis ikan yang lain, saya 'hanya' pakai suwiran ayam yang sudah saya ungkep (karena adik ragil saya alergi ikan). Saat binte biluhuta sudah setengah matang, saya bagi menjadi dua. Yang 2/3 saya beri udang, yang 1/3 tidak, agar adik ragil saya bisa ikut makan.)

 

Here is binte biluhuta. Eh, ada lagunya loh, sila cek di youtube deh.

 


 

Btw, nevertheless, saya tetap bilang bahwa cooking is not my passion ya guys.

 

PT56 12.21 18.06.2023

Thursday, June 15, 2023

Jealousy

 


This morning while doing my household chores, I was listening to spotify with any random singer. Out of the blue, I heard an intro of Saigon Kick's song: I love you.

 

And just like that, I remember you! (oh no, I hardly ever forget you because you are always on my mind.) I remember your telling me about your curiosity about how Carl Jung thought, due to the lyric "I may not have the mind of Jung". This time I was curious whether the song would remind you of someone from your past?

 

And I remember your telling me -- jokingly -- that many rockers were in fact just melancholic creatures despite the fact that their music sounded 'wild'.

 

"Take Mr. Big, for example. There is this line in one of their song 'Just take my heart when you go. I don't have the need for it anymore." you once said this.

 

O my God! That was so cheesy! I was surprised to hear your saying that. Even in my wildest cheesy statuses on faceebok, I would never come to think that way, lol. Of course I would die if you take my heart, and I don't wanna die that way, lol. (both in the real meaning or in the figurative meaning, lol.)

 

By the way, darling. Did you ever send the lyric of Saigon Kick's song to a girl in the past?

 

MS48 18.08 14.06.23

 

N. B.:

Kisah fiktif 😆😂

 

Monday, June 12, 2023

Mysterious viewers

 

Nunut narsis, foto di vihara Dhamma Sundara, Solo 11 Juni 2023

Sekitar 2 - 3 minggu terakhir, kutengarai blogku yang satu ini di'view' hingga ratusan kali sehari. Semula, aku pikir it won't last long, paling 2 - 3 hari, kemudian kembali "normal". 


Selain blog TML ini, yang banyak dikunjungi juga blog "My Simple Contemplation" (a.k.a my Feminist Blog) dan "Nana's Cyber Home". Sekitar 2 minggu lalu, blog "Nana's Readings" juga dikunjungi lebih sering dari biasanya. Yang aku heran adalah, blog "My Catharsis" tidak dikunjungi. Mengapa dianaktirikan yak? 🤪 Hihi ...

Hari ini aku ngeh (so I thought). Postingan-postingan (lawas terutama) yang diklik itu justru postingan remeh temeh, about my daily activities, yang bahkan kadang aku sendiri geli saat membacanya lagi. Ga ada yang penting atau menarik blas buat orang lsin. Meanwhile, most of my posts at "My Catharsis" itu bukan postingan tentang my daily activities, justru tentang hal yang mungkin bisa dianggap penting bagi orang lain untuk tahu. 

Postingan-postingan di "Nana's Cyber Home" pun yang diklik ya yang retjeh-retjeh begitu 🤣

Jadi penasaran sungguh: who have been viewing my blogs recently? Ga mungkin cuma 1 orang. Lha kadang sehari "views"nya bisa sampai ratusan kali je. What are they looking for? 

Sekarang sih, postingan ga penting macam aku ke kantor untuk bla bla bla, atau aku ke kafe untuk bla bla bla tak lagi kutulis di blog TML ini, blog diary yang aku set private aku maksimalkan untuk itu.

Ini aku skrinsyut jam 12.15 12 Juni 2023

Btw, postingan ini aku ketik di tab, bukan di laptop. Aku baru ngeh, laptop kutinggal di kantor hari Jumat lalu, karena selesai mengajar, aku langsung cabut ke Solo. 

PT56 12.41 12.06.2023


Tuesday, June 06, 2023

Obrolan di Kelas


Ini lanjutan postingan di link ini.

Menyambung tulisanku yang kemarin, yang kuberi judul "Mimpi".

 

Di awal kelas, aku bagikan dua buah puisi yang bertemakan DEATH, dari dua penyair yang berbeda, BECAUSE I COULD NOT STOP FOR DEATH oleh Emily Dickinson, dan yang satunya berjudul DEATH oleh Mary Frye. Menilik isi kedua puisi tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa baik Dickinson maupun Frye memiliki sifat yang positif terhadap kematian, keduanya menganggap kematian sebagai sesuatu yang menyenangkan, tak perlu ditakuti.

 

Perbincangan berikutnya, aku bertanya kepada para mahasiswa bagaimana mereka menyikapi kematian. Seperti yang bisa kuduga sebelumnya, sebagian besar mahasiswaku menganggap kematian sebagai sesuatu yang sangat menyedihkan, mengerikan, kesunyian dan kesepian tak berujung, dll. Hal ini tentu tak jauh dari bagaimana mereka mengenal 'kematian' dari guru agama atau pun orang tua mereka masing-masing.

 

Aku ingat ketika duduk di bangku sekolah, guru agama mengajarkan bahwa bagi mereka yang memiliki record kebaikan tatkala hidup di dunia ini, maka tatkala mereka telah hijrah ke alam barzah (alias alam kubur), maka mereka seolah-olah akan tidur yang sangat amat sesaat, karena tiba-tiba malaikat Izrail akan menyembunyikan sangkakala, pertanda hari kebangkitan telah tiba. Tak perlu proses lama, para pemilik record kebaikan ini akan segera dihisap dan masuk surga.

 

Kebalikannya, bagi para pelaku kejahatan (atau yang timbangan kejahatannya lebih besar dibanding kebaikannya) akan merasakan hidup yang sangat amat lama dan penuh siksa tatkala 'mampir' di alam barzah, sampai sangkakala dibunyikan.

 

Itu sebab kematian berkonotasi dengan sedih, ngeri, sunyi, sepi. Apalagi kalau kita bayangkan 'alam barzah' itu berupa alam 'sempit' di bawah kuburan, gelap gulita.

 

Dan, ternyata para mahasiswaku pun mengiyakan apa yang kukatakan itu, pun mereka yang beragama non Muslim. Well, mungkin karena mereka pun menganut agama Kristen/Katolik yang juga merupakan agama Ibrahimi -- Abrahamic Faiths - yang memiliki sumber kitab yang sama. :)

 

Yang kemudian menjadi berbeda adalah tatkala seorang mahasiswa mengaku tidak menganut salah satu dari enam agama yang dilegalkan oleh pemerintah. Dia bercerita di zaman Orde Lama, pemerintah Soekarno mengakui kepercayaan yang dianut oleh ayah ibu dan kakek neneknya sebagai agama. Sayangnya pemerintah Orde Baru mematikan kepercayaan-kepercayaan lokal ini. Terpaksa dia pun berpindah dari satu agama ke agama lain, Islam, Kristen, Katolik, sampai Buddha. Nah, tatkala di agama ini dia mereka agak 'sreg', karena cara pendekatan kepada Si Pembuat Hidup melalui meditasi, seperti yang telah selalu dia lakukan sejak kecil. Namun, kemudian dia berpikir, "Why the hell should I adhere an imported religion?" yang akhirnya membuat dia kembali menganut kepercayaan lokal yang dia terima dari orang tuanya tatkala kecil.

 

Lumayan menarik juga mendengar dia berkisah tentang beberapa jenis 'alam', yang berbeda dengan jenis alam yang pernah kupelajari tatkala duduk di bangku sekolah, yakni alam arwah, alam dunia, alam barzah, dan kemudian alam akhirat. Tatkala berbincang tentang inilah, kita berdiskusi sampai ke apakah mimpi itu hanya merupakan bunga tidur belaka, ataukah merupakan keinginan alam bawah sadar yang akhirnya naik ke permukaan, atau bisa jadi merupakan petunjuk yang diberikan oleh Sang Pembuat Hidup kepada kita, agar kita tak salah langkah.

 

Apa yang dia katakan tentang jenis-jenis alam yang dia pelajari dari kepercayaannya?

 

Well, to be continued yah?

 

 

C-net 15.40 060610

 

Dare to Fall in Love?

 


In one old post of mine, a friend wrote a comment, "only the brave dare to fall in love mbak,"

 

That comment made me contemplate.

 

Indeed, what she said was right. Only those who fall in love will (probably) undergo broken-hearted if the relationship doesn't go well. If we don't fall in love, we will not get broken, will we?

 

Only those who fall in love will (probably) feel miserable due to wanting, missing the one they love, especially if their loved one lives far away.

 

Only those who fall in love will (probably) feel anxious and restless if their loved one doesn't give any news for hours.

 

Even to some people, those who cannot bear the pain end their life.

 

Anything else? Do you wanna add?

 

MS48 18.15 06.06.2023

 

Sunday, June 04, 2023

Soul mate 2

 


Charlotte: "I have been dating since I was sixteen, and now I am thirty five, I haven't got one yet, and I am tired, where is he?"

Charlotte was one character in Sex and the City who really believes that there is someone out there to complete everybody. Miranda was on the contrary, she was depicted as someone cynical but logical (people said so). Samantha was the one who usually said, "I love you, but I love me more," to some guys she dated. 

On social media, I had a friend who once wrote that she desperately kept looking for one soul mate too when she was 'young' (read => under 40 years old). Until she was exhausted and she decided to stop looking for one. She started to focus on herself and her only child. (She was once married and then got divorced.)

She perceived that after she focused to develop herself, she became nicer, kinder, better. and ... boom! she even found one! I am not sure how old she was when finding her life partner, but perhaps around fifty years old. She got one when she already gave in!

Therefore, whenever someone asked for her advice how to get a soul mate, she advised him/her to focus on himself/herself first, to improve his/her quality. If, after doing this, he/she becomes happy with himself/herself, perhaps he/she is no longer in need of a life partner.

Some time ago, I thought I already arrived at the phase where I stopped looking for one. Until someone came into my life, and just like that I felt he was my other half. But, is it possible that our other half is committed to someone else? Or perhaps it was just my hallucination, that I have found my other half? 😑

PT56 21.05 04.06.2023

Soul mate

 


Soul mate. Two little words, one big concept. I believe that someone, somewhere is holding the key to your heart, and your dream house. All you have to do is find them. So, where is this person? And if you love someone, and it didn't work out, does that mean they are not your soul mates? Were they just runner-up contestants in this game called happily ever after? And as you move from age box to age box and the contestants get fewer and fewer, are your chances finding your soul mates less and less?

 

Soul mate. Reality or torture device?

 

And when the relationship with your (seemingly) soul mate ends, where does the love go?

 

And when the relationship with your (seemingly) soul mate ends, does that mean we actually have more than one special person we call our better half?

 

(carrie Bradshaw, in SATC episode 1 season 4) THE AGONY AND THE EX'TASY.

 

 

 

PT56 11.35 June 4, 2023