One
important thing to note: 1 Syawal 1445 H jatuh di hari yang sama, baik menurut
pemerintah, Muhammadiyah, maupun NU, yakni hari Rabu 10 April 2024, meski untuk
awal bulan Ramadan, Muhammadiyah memulai 1 hari terlebih dahulu ketimbang yang
ditentukan oleh pemerintah: pemerintah menentukan puasa dimulai hari Selasa
tanggal 12 Maret, sementara Muhammadiyah memulainya di hari Senin tanggal 11
Maret 2024.
Di hari Rabu 10 April 2024, setelah shalat Ied di
masjid Al-Huda, yang terletak kurang lebih 150 meter dari rumah, aku dan Angie
di rumah saja, tidak pergi kemana-mana. Guess what? 'ritual' pertama di tanggal
1 Syawal tentu adalah pergi shalat Ied (eh, meski mengaku sebagai agnostic, di
hari idul Fitri maupun Idul Adha, aku masih menyempatkan pergi shalat ied loh,
wkwkwkwkwk …). Ritual kedua adalah makan ketupat opor ayam dan sambal goreng
ati ampela. Ritual ketiga adalah mencuci! Hohoho … cucianku buanyak sekali!
Setelah itu? Ya stay di kamar, entah main apa kek di laptop, atau membaca buku,
atau scrolling media sosial sak jelehe. Wkwkwkwkwk …
Kamis 11 April 2024
Tanpa
rencana yang ndakik-ndakik, lol, kami sekeluarga dolan ke Chocomory a.k.a The
Dairyland on the Vallegy, satu destinasi wisata yang lebih dikenal sebagai
'Cimory'. Kami berangkat dari rumah pukul 08.15, mengantisipasi jika terlalu
banyak pengunjung ke sana, bakal susah untuk mendapatkan tempat parkir.
Meski jarak
dari rumah menuju Cimory ini kurang dari 35 kilometer (yang aku ingat jarak
dari rumah ke pertigaan Bawen 35 km!), kami butuh waktu kurang lebih 2 jam baru
sampai sana; yang nyetir pelan sekali, yang numpang mobil pada sabar-sabar
orangnya. Lha gimana mau ga sabar, ketimbang disuruh nyetir sendiri? Wkwkwkwk
… meski masih cukup pagi kami sampai,
tempat parkir yang adai di bagian 'atas' alias di pinggir jalan raya ini sudah
penuh, kami perlu turun ke tempat parkir yang ada di bawah. Tapi, untunglah,
masih sangat mudah mendapatkan tempat parkir di sini.
Karena ini
masih situasi lebaran, tiket masuk yang disediakan 'hanya' tiket kombo, yakni
semua pengunjung harus membeli 3 tiket sekaligus, untuk masuk ke The Dairyland
alias mini zoo, masuk ke Sakura Park, dan masuk ke MiniMania. Namun ada harga
special, yakni untuk ketiga tiket ini, kami hanya diminta membayar Rp.
45.000,00 per orang.
|
di MiniMania, ini stonehenge KV seribu 😄
|
Aku lupa
kapan aku dan Ranz ke sini. Waktu itu, sudah pandemi, aku ke Solo, kemudian,
adiknya Ranz ingin dolan ke Semarang, maka berbondong-bondong keluarganya Ranz
(minus kedua orangtuanya) mengantarku balik ke Semarang. Semula kami mau ke
Dusun Semilir. Kami sudah masuk untuk mencari tempat parkir, namun kami tidak
mendapatkan tempat parkir. Dan melihat kerumunan orang yang begitu banyak, di
tengah masa pandemi itu kesannya menakutkan! Akhirnya kami tidak jadi masuk ke
Dusun Semilir, kami malah ke Chimory. Saat itu, tiket tidak dijual 'kombo'.
Untuk masuk kami hanya beli satu tiket, yakni yang ke The Dairyland.
Seingatku di
area The Dairyland dulu itu tidak begitu banyak jenis binatang. Ternyata kali
ini lumayan banyak binatangnya! Yang kuingat, kandang pertama yang kami lewati
berisi angsa, angsa-angsa berleher panjang yang cantik, namun suka nyosor
sesukanya, lol. Di sebelahnya ada kura-kura yang ukurannya lumayan besar. Di
sebelahnya lagi ada ular, ada 3 jenis ular yang diletakkan di 3 kandang yang
berbeda.
Yang paling
disukai Angie dan kedua adik sepupunya adalah Bird Aviary. Ada banyak burun
merpati yang jinak di situ. Pengelola menyediakan makanan burung yang bisa
dibeli dengan harga sepuluh ribu rupiah. Jika makanan burung itu kita letakkan
di telapak tangan, burung-burung itu akan datang, bertengger di lengan, dan
mulai mematuki makanan di telapak tangan kita!
Dari Bird
Aviary, kami menuju area kelinci. Yang ingin masuk ke kandang kelinci ini,
diminta membeli tiket yang seharga sepuluh ribu rupiah, harga 10ribu rupiah ini
kemudian ditukarkan 3 gelas yang berisi wortel, untuk 3 orang. Pengunjung bisa
memberi makan kelinci-kelinci itu dengan wortel. Tak heran makanya
kelinci-kelinci itu nampak gemuk-gemuk dan sehat.
Dari sini,
kami berjalan menuju kandang sapi. Di sini, pengelola menawari pengunjung yang
ingin memeras susu sapi. Tapi, tak satu pun dari kami yang ingin mencoba
memeras susu sapi. Di dekat kandang sapi, ada permainan melemparkan semacam
paku ke arah balon-balon yang disediakan. Dengan membayar limabelas ribu
rupiah, kami memeperoleh 5 paku. Sayangnya, yang boleh main hanya satu orang
yang sama, tidak boleh ganti-gantian. Dengan suka cita, Angie pun bermain, dia
berhasil memecahkan 4 balon, hanya lemparan yang pertama yang meleset.
Dari sana,
kami berjalan ke arah little donkey. Keledai itu sudah lebih kecil dari kuda,
nah, kali ini keledainya lebih kecil dari keledai yang aku pernah lihat
sebelumnya. Ada dua keledai, yang jantan bernama Jason, yang betina bernama
Jinnie.
|
aku memang paling centil di antara 3 sisters ini 😎😂
|
Dari sana,
kami menuju Sakura Park. Bunga-bunga sakura yang palsu ditempelkan di
dahan-dahan pohon yang palsu juga, lol. Tapi, lumayan kok kalau dilihat di foto
nampak seperti asli. Hahahaha … di sini juga disediakan sewa baju ala Jepang.
FYI, di sana sini ada tulisan bahwa area ini sedang direnov, belum selesai
dibuat. Aku pun bilang ke Angie, "ini maksudnya biar pengunjung datang
lagi ke sini, setelah area ini selesai direnovasi." wkwkwkwkwk … Kebetulan
pas kami di area ini, matahari bersinar dengan amat terik. Satu-satunya kios
minum dan jajan yang ada di situ pun dikerumuni banyak pengunjung. Kebetulan di
tiket yang kami beli, ada bagian tiket yang bisa ditunjukkan bahwa kami
mendapatkan diskon 20% jika membeli lemon tea maupun es krim. Kebetulan waktu
kami sampai di sini, es krimnya habis, maka kami hanya membeli lemon tea saja.
Keluar dari
Sakura Park, kami menuju 'rumah hobbit'. Kebetulan ada seorang petugas yang
mengenakan topi yang runcing, yang dengan mudah aku mengenalinya sebagai
'kurcaci'. Adek yang sempat ngambeg karena ga kebagian es krim, dengan suka
cita menerima pemberian balon oleh si 'kurcaci' tersebut. Apa lagi ketika si
kurcaci main sulap. Si kurcaci bisa menyulap sebuah kotak yang semula kosong
menjadi berisi permen, dan kami diberi permen satu per satu.
Dari rumah
hobbit kami menuju area MiniMania. Namun sebelum sampai sana, kami melewati
kios es krim lagi. Kami pun beli es krim, tetap dengan diskon 20%. Di sini
kebetulan juga ada yang berjualan mendoan dan tahu bakso, Noek beli satu porsi
mendoan dan satu porsi tahu bakso. Belum selesai kami menikmati es krim,
gerimis datang, kali ini lebih deras ketimbang sebelumnya, tapi, kami tetap
bergeming.
Setelah
menghabiskan es krim, kami menuju MiniMania. Ada apa di area ini? Yah, beberapa
landmark negara-negara dalam bentuk mini, misal Big Ben, Petronas Tower,
Pyramid Egypt, 'Candi' Inca yang mirip Candi Sukuh, London Bridge, termasuk
miniatur Candi Borobudur, dan Monas Jakarta! :) di sini Adek kepengen naik
sepeda listrik, tapi ga ada yang berani memboncengkannya, ngambeg lah dia.
Hahaha … tapi ga pakai lama, kami segera meninggalkan area ini, sudah saatnya
kami makan siang!
Saat akan ke
luar dari area, kami melewati toko meerchandise. Nah, melihat banyak boneka
mungil-mungil, Adek pun lupa bahwa dia ngambeg sebelumnya. Dia sibuk memilih
boneka mana yang akan dia beli. Kebetulan, dia baru dapat angpau dari
pakde/bude/om/tante dari pihak papanya, dia pun dengan bangga menggunakan
uangnya sendiri untuk membeli satu boneka sapi yang mungil.
Setelah
meninggalkan Cimory, kami menuju Bawen. Aku mengajak makan siang di Kampung
Kopi Banaran. Kebetulan saat masuk di pintu, seorang satpam bertanya apakah
kami akan makan di resto yang terletak di pinggir jalan situ, atau mau ke Sky
View. Wah, aku belum pernah ke Sky View! Maka, aku bilang kita ke Sky View
saja! Mumpung naik mobil ini, lol. Biasanya kalau aku ngedate dengan Ranz di
sini, kami hanya nongkrong di satu gazebonya. Duluuuu, pernah juga sih, kami
jalan-jalan mengitari kebun kopi Banaran sini, tapi kami ya belum pernah sampai
di Sky View.
Pemandangan
di Sky View cukup spektakuler sebenarnya. Sayangnya, di situ panas sekali! Kata
pekerja di situ, jika ingin mendapatkan pemandangan yang bagus dan tidak panas,
ya datang saja di sore hari. Lol. Kami sekeluarga sempat memilih satu tempat
duduk, kemudian pindah ke gardu pandang, ternyata di situ malah lebih panas,
mana tidak ada angin yang berhembus pula. Kami pun pindah lagi. Setelah memesan
makanan, karena tempat kami duduk tetap terasa panas, kami pindah lagi ke
tempat lain, lol. Hal ini membuat repot sang waiter saat mengantar
makanan/minuman.
Satu hal
yang perlu kucatat di sini adalah: pesananku grilled chicken barbeque tidak
datang! Pesanan yang lain datang! Saat akan membayar di kasir, dari 'receipt'
yang diprint oleh kasir, ternyata memang pesananku tidak tercantum di situ.
Bahkan minuman -- es teh -- semula datang hanya 2 gelas, semula kami pesan 7
gelas. Ketika ada pesanan es teh lima gelas datang, si waiter bertanya,
"atas nama Farah?" aku minta Angie untuk tetap mengambilnya karena
memang butuh minum lima gelas lagi! Memang saat itu Sky View ramai sekali!
Usai kami
makan (akhirnya aku makan pesanan Rizka yang ternyata pedas sekali, lambungnya
ga kuat.), hujan deras turun. Nah lo. Gunung Sumbing (?) yang sebelumnya nampak
gagah perkasa, tak lagi tampak, karena full tertutup kabut!
Dalam
perjalanan pulang, hujan berhenti. Dan, ternyata di Semarang tidak hujan! Yeay.
Karena kalau hujan, handuk yang kami jemur di halaman samping pasti basah
kuyub, lol.
Sampai
bertemu di kisah kami dolan sekeluarga selanjutnya!
- S.: di
hari ketiga, 3 Syawal 1445 H, kami berempat (aku, Angie, Noek, Riz) nyekar
ke makam. Sorenya, aku diajak Angie dan Fitri ke café Munro, di Jl. Teuku
Umar. Perut yang terus menerus terasa penuh gegara kudu menghabiskan
biluluhe yang kubuat sehari sebelum Idul Fitri membuatku tidak bisa
menikmati makanan di sana, though.
PT56 17.25
13/04/2024
|
di Munro
|