Search

Tuesday, August 31, 2010

Separuh Jiwaku

separuh jiwaku
telah berpindah ke raganya
tanpa lukisan
tanpa rana
maupun diafragma

separuh jiwaku berpindah ke raganya
begitu saja
dalam sekejap mata
tanpa abrakadabra

PBIS 16.00 200110

KAU!

sering kuangankan bau tubuhmu
bakar birahiku bulat-bulat
dengus dan sengal nafasmu
tegangkan seluruh urat syaraf

di atas ranjang kehidupan ini
lendir batangmu
gigir daunmu
desir kelopakmu
bak sihir
menyisiri
tiap celah
pembuluh
darah yang mengalir
ke hilir

laksana bir
cintamu sembuhkan segala
anyir!

Starbucks 14.14 290810

Virtual

kerlap-kerlip di layar hape
berkedip-kedip namamu terselip
berdegub-degub jantung hati
berharap-harap tak terperi
kita akan bercinta lagi
meski hanya virtual
O, dahsyatnya tak tertandingi!

-------------- ------------- ---------

Gombel Lama 11.59 300810

Cinta

/1/

bongkahan sepi
sergap ulu hati
itukah cinta?

/2/

malam purnama
buntalan birahi terburai
di ujung mimpi

/3/

tanda tanya kau bawa
saat hadir
tanda tanya kau tinggal
saat pergi

cinta terampas
tercampakkan?

/4/

usah kau tanya
tanggalkan luka
semaikan cinta

---------- ---------- ----------

Gombel Lama 09.49 300810

Thursday, August 26, 2010

P M S

tiga kali duapuluh empat jam
tubuhku menggigil hebat
mencoba gugurkan putiktunas
cinta tuk lelaki yang lelaki sah
perempuan lain
mencoba bekukan rindu asmara yang panas
tuk lelaki yang sama

tiga kali duapuluh empat jam

aku bertarung dengan diri sendiri
ego cinta dan nalar pikiran
di sebuah arena sempit bernama hati
hingga waktu yang dijanjikannya
untuk tiap perempuan
setiap bulan
datang menjelang

it is indeed a disastrous thing to love and to be loved by someone you think you'll never even have the slightest chance


------------------------------------------
Gombel Lama 08.40 260810

Wednesday, August 25, 2010

Email yang tak pernah sampai



Kekasihku,
Barangkali email ini tidak akan pernah kukirimkan kepadamu karena sebenarnya aku hanya ingin berbincang dengan diriku sendiri. Aku ingin berdiskusi dengan bulan dan bintang, dengan angin yang berhembus kencang tatkala kukayuh kuat-kuat pedal si ‘orange’, mungkin juga dengan nyamuk-nyamuk yang tak henti-hentinya ingin mencumbuku bahkan kala Semarang disergap hawa dingin yang tak lazim, dengan detik jam ... tentang dia.

Dia yang nampaknya tak kan pernah kupahami. Dia yang mendadak hadir dalam hidupku, begitu mendadak hingga terkadang terasa laksana angin typhoon menyambar memporak-porandakan hari-hariku. Dia yang acap kali kupikir hanya hadir dalam angan-anganku, hasil dari rekaan dan ciptaan seseorang yang merindukan seseorang yang entah seperti apa wujud, sikap, dan sifatnya.

Sebagian sisi hatiku menginginkan ia segera datang, untuk segera mengabarkan bahwa dia benar-benar berwujud nyata, tidak hanya sosok virtual yang satu kali terasa begitu absurd keberadaannya, semesta rasa yang dia pernah tawarkan untukku secara utuh nampaknya hanya ada dalam negeri dongeng, namun pada satu kali yang lain aku merasa bahwa memang dia benar-benar nyata, meski wujudnya tak tersentuh, hanya hembusan angin yang mengirimkan desah suara dan nafasnya yang dengan ajaib terasa begitu hangat di wajah serta hatiku, juga seluruh pori-pori tubuhku.

Namun sebagian sisi hatiku yang lain tidak yakin untuk menginginkan kevirtualannya memudar: dia keluar dari hologram dan mewujud utuh agar bisa kupeluk erat-erat, agar terpuaskan segala damba yang semakin hari semakin tak terelakkan. Aku tidak yakin apakah aku akan benar-benar menginginkannya keluar dari otak dan hatiku karena aku khawatir bahwa dia akan menjelma sosok yang tak seperti yang kureka dan kucipta selama ini.

Kekasihku,
Jikalau saja hidup tidak ber-evolusi, kalau saja sebuah momen selamanya dapat menjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnan di satu titik, maka ... tahukah engkau detik yang manakah yang kan kupilih? Satu detik saat aku tahu bahwa dengan suka rela dia akan selalu mendukungku untuk menjadi aku yang benar-benar aku, seorang sekuler yang hanya setengah-setengah (karena betapa mozaik-mozaik kenangan masa kecil itu masih saja mencengkeram kuat otak bawah sadarku, tak peduli betapa kuat usaha pembangkangan telah kulakukan untuk menjadi seorang agnostik), seorang feminis yang ternyata hanya garang dalam rangkaian-rangkaian kalimat di atas kertas; sebuah dukungan yang akhirnya membuatku sadar bahwa dia menyayangiku, karena apa pun adanya diriku, dia akan senantiasa berada di sisiku!

Namun engkau tahu kekasihku, hidup ini terus menerus bergerak, tanpa henti. Realitas terkadang berubah dengan dahsyat bahkan dalam hitungan detik.

Dan aku pun mulai takut. Takut untuk berkata jujur kepadanya : bahwa aku bahkan telah memikirkannya dan menginginkannya seribu kali lebih sering dibandingan dia memikirkanku dan menginginkanku. Namun juga takut jika ternyata realitas benar-benar akan bergeser; padanya, juga pada diriku sendiri.

Dan semua ini satu saat nanti hanya akan menjadi sejarah belaka. Sejarah dalam hidupku, jua sejarah dalam hidupnya.

Kekasihku,
Hingga di akhir email – yang mungkin juga tak akan pernah aku kirimkan kepadamu, dikarenakan kekhawatiran yang jika datang tak pernah memberi penjelasan mengapa – tentunya engkau pun akhirnya tahu bahwa dia yang selama ini menghuni lubuk hatiku terdalam, adalah ENGKAU.

PT56 22.10 240810

----------------------------------------------

Inspired by Dee's "Surat yang tak pernah sampai"

Tuesday, August 24, 2010

Pengembara


kala kau mampir dalam gubugku sejenak
kerna kelelahan
kutawarkan bilik hatiku terdalam
dengan semesta rasa
yang kan senantiasa membara
agar kau dapati hanya kehangatan
tanpa kesunyian

namun ternyata tetap kau pilih menjadi pengembara
yang memikul segala beban hidupmu di pundak
sendiri
meski sunyi

: HASTA MANANA!

-------------------------------------------------------------
ADA 15.32 220810

Deactivating FB

Yesterday, Monday 23 August around 15.45 I deactivated my facebook account, with very private reason and agenda. :-p

I just realized that I have become so absorbed by it that I thought I almost lose my own privacy. Being 'friendly' to people is in fact not inherent in me. LOL. Moreover to read notes my online buddies have tagged me. Crazy and irrational reasons, do you think? Oh well, you can say anything about this lazy, wise-guy, individual, selfish middle-aged woman. 

And as I have written in the first paragraph, I still have my own private reason and agenda. :-p 

However, since I have made good friendship with some online buddies there, I will be back there sooner or later. Besides, as I wrote somewhere my first reason to go facebooking is to keep in touch with my b2w Semarang friends, I don't really want to lose lotsa news (or gossip LOL) from there by being away from FB for long.

I am writing this in case anybody is looking for my traces. If no one is looking for me or missing me, I will be miserably happy. wkwkwkwk ...

Meanwhile ... let me rest in peace in my hiding nest. :)

Gombel Lama 10.55 240810

Sunday, August 22, 2010

Pendusta (2)

"Sikat Gigi" adalah salah satu cerpen yang termaktub dalam kumpulan cerita dan prosa Dee yang berjudul Filosofi Kopi yang selalu membuatku memposisikan diri sebagai Egi yang memiliki cinta sejati (yang namun dilabeli sebagai 'kebutaan sejati' oleh Tio) kepada lelaki yang tlah menghuni seluruh hati dan hdupnya selama bertahun-tahun yang senantiaa hadir dalam otaknya saat dia terjaga, tak pernah sedetik pun terlupa hanya saat Egi menyikat giginya lah mendadak dunianya menyempt tanpa lelaki itu, karena yang ada hanalah gigi, busa, dan sikat.

Membaca "Sikat Gigi" kerap kali membuatku berlinang air mata karena merasa terenyuh pada dri sendiri betapa aku pun memiliki cinta sejati (alias kebutaan sejati) kepada lelaki yang keberadaan fisiknya tidak pernah ada saat aku membutukan dukungan -- dan aku pun menghibur diri bahwa dia sebenanya ingin datang, walau hanya dia ucapkan dalam hati, dan karena sesuatu hal dia terpaksa tidak bisa datang.

Membaca "Sikat Gigi" aku senantiasa berurai air mata karena menyadari betapa aku pun memiliki cinta sejati (alias kebutaan sejati) kepada lelaki yang memikirkanku hanya seperseribu dari seluruh waktu yang kuhabiskan untuk melamunkannya -- dan seperti biasa aku pun (kembali) menghibur diri bahwa dalam lubuk hati yang terdalam bisa kurasakan bahwa dia pun sebenarnya selalu memikirkanku, hanya dia simpan rasa itu dalam-dalam -- lelaki yang tidak pernah tahu bahwa aku harus menyikat gigi demi melepaskan dia barang tiga menit dari pikiranku, karena tatkala menyikat gigi itu mendadak duniaku pun menyempit, karena yang ada hanya gigi, busa, dan sikat. Tidak ada ruang untuk merindukan lelaki itu. Meski hanya hitungan menit, namun berarti banyak.

Membaca "Sikat Gigi" membuatku semakin tersadar bahwa aku benar-benar seorang masokis yang menikmati cinta sekaligus uraian air mata perih yang ditimbulkannya. Tidak akan pernah ada akal sehat yang akan mampu mengurai mengapa dan bagaimana cinta sejati (alias kebutaan sejati) itu bercokol kuat di benak dan hati.

Namun, hey ... akankah kau katakan aku pendusta jika tiap kali rasa itu muncul manakala aku menemu lelaki baru yang hadir dalam hidupku setiap waktu? Cinta sejati (alias kebutaan sejati) itu dengan tanpa rasa malu selalu kutawarkan kepada setiap lelaki yang berucap "aku mencintaimu" kepadaku. (Konon cinta sejati hanya datang satu kali?)

PT56 08.40 220810
--------------------------------------------------
Inspired by Dee's "Sikat Gigi"

Jika Dee ...

Jika Dee ingat kapan dia pertama kali jatuh cinta kepada kekasihnya hingga bisa dia hitung berapa tahun, berapa bulan, berapa hari, berapa jam, berapa menit, hingga berapa detik dia telah menikmati rasa itu (dimana dia kemudian menemu angka yang fantastis => 4.354.560.000), aku tak ingat kapan akhirnya hatiku lumer kepadamu secara alami, dan rasa itu pelan-pelan mulai mengkristal. Hingga, bila Dee bisa merayu kekasihnya dengan angka miliaran tersebut untuk memastikan betapa cintanya memberikan sensasi keabadian (meski dia coba yakinkan tak ada gunanya merayu) aku tak punya apa-apa untuk bisa merayumu, apalagi untuk coba yakinkanmu bahwa telah dengan suka rela aku biarkan kau curi sejumput daging yang konon terletak di dalam dada (maafkan jika aku salah karena dulu tatkala duduk di bangku sekolah aku selalu tergagap kala guru Biologi menjelaskan bagian-bagian tubuh manusia).

Jika Dee mengatakan bahwa kekasihnya adalah pangkal, ujung, dan segalanya yang di tengah-tengah hingga menyerupai sensasi ilahi, aku tak tahu dimana posisimu dalam hidupku, tak di pangkal, tak di ujung, tak juga di tengah-tengah hingga tentu saja jauh dari menyerupai sensasi ilahi, namun satu hal yang jelas => engkau mewujud dalam esensi adaku!

Jika Dee yakin bahwa dipeluk dan didekap tanpa pretensi oleh kekasihnya adalah surga meski untuk itu dia harus jalani hidup yang bak mengitari Gunung Sinai -- konon tak pernah ada jalan yang lurus yang mudah dilewati untuk capai Tanah Perjanjian -- aku belum tahu pasti dimanakah bisa kunikmati sensasi surga itu. Dalam pelukmu kah? Walau aku tahu selalu kunikmati setiap detik kebersamaan kita untuk berbincang tentang semua yang ingin kau tahu tentang aku, seperti kunikmati suara dan desah nafas sensualmu. Barangkali kita akan terus berbincang dan berbincang, melewati detik, menit, jam, hari, jika kita miliki waktu tuk bertemu. Sambil berpelukan. Namun benarkah saat-saat itu akan menjelma surga bagiku?

Tetap saja ingin kukatakan selamat untukmu karena telah kau sihir aku menjadi makhluk yang (semakin) tak sempurna. (Kau buang kemana sejumput daging dalam dadaku yang kau curi?)

Inspired by Dee's "Selagi Kau Lelap"

Gombel Lama 11.11 200810

Monday, August 02, 2010

August 2, 2010

I am at home, trying to post something very simple using my internet access which is very slowwwwwwwwwwwww!!! :)

I love Monday since I have only three slots to teach, so I could use the other time to prepare my teaching material for this week, or .... doing my hobby: reading. (Oh well, I wanted to say 'fesbuking' but ahhh .... it is kinda embarrassing. wakakakaka ...) 

And this morning I enjoyed it so much since I still felt exhausted due to the off-road 'journey' I had yesterday with some b2w friends of mine. Wuah ... I haven't joined any cross country for a year, then eventually I did it again yesterday. You can imagine how exhausting it was for this middle-aged woman. hahahahaha ... But I did enjoy it. YOU BET!

I will post some pictures of my journey yesterday here later, after I 'find' a computer hooked to the internet with quite quick access. hahahahaha ...

At the moment, I have to go offline soon, to prepare myself to go to work (again).

Ciao!

PT56 16.16 020810


KELANA

meninggalkan sarang tuk berkelana
berbekal senjata, taktik, strategi yang kau ajarkan
di kala usia sangat muda belia
menantang dunia berbalut misteri kehidupan

seberangi samudera demi samudera
singgahi dermaga demi dermaga
bertegur sapa dengan berbagai macam roman muka
takjub karena goncangan
berusaha kokoh karena terpaan badai
menemu jawaban atas sejuta tanya
mengoyakleburkan segala teorema
hingga akhirnya tersadar
aku telah berpindah perahu
meski tetap menuju titik yang sama denganmu

ini bukan tentang kisah tersesat
kita tetap berada di jalur yang sama
menujuNya!

GL7 10.38 020810

Everything reminds me of you

everything reminds me of you!

: judul-judul buku di toko buku
lagu-lagu di media player
status-status FB berbahasa Sunda
apa yang harus kupersiapkan sebelum XC
jalan setapak di hutan Jatibarang - Wonolopo
kayuhan demi kayuhan pedal sepeda
suara pengingat kedatangan kereta di peron stasiun kereta api
hingga
.
.
larik-larik kalimat dalam 'Manjali dan Cakrabirawa'

I have been dying to miss you
yet, I love myself for missing you!

GL7 11.09 020810