Search

Monday, May 15, 2023

Membeli Pertemanan

 

Sampai kapan pun, akan tetap ada orang yang mempraktekkan hal ini: "membeli teman". Seseorang merasa bisa membuat orang menjadi temannya jika dia sering menraktir orang lain atau memberi hadiah. Di medsos, mungkin "membeli teman" ini bisa dalam bentuk

1. Rajin memberi 'likes'

2. Rajin memberi komentar

3. Rajin memuji (saat menulis komentar), namun bagi orang yang sensitif kita tahu, pujian itu adalah bentuk 'jual beli' dengan harapan yang dipuji akan balik memuji. 

Aku bukan orang yang bisa dibeli seperti itu. Malah eneg lama2 dengan pujian fake itu. 

Daaan, yes, setelah si 'pembeli teman' itu sadar tidak berhasil membeli, dia akan pergi dan tidak peduli lagi. 

Tentu saja, aku tidak apa-apa. 

Di medsos aku akan berteman dengan orang yang sevibrasi, memberi likes / menulis pujian secara jujur, dan tidak ada udang di balik bakwan. Hasilnya? Tentu aku tidak selalu disukai. Ya jelas #akurapapa. Hihihi




Saturday, May 13, 2023

Menerbitkan Buku

 


 Saya tengarai di antara para 'audience' yang hadir dalam acara 'QUO VADIS AYU UTAMI?' di Taman Indonesia Kaya ada beberapa -- atau banyak -- yang bermimpi untuk menerbitkan buku. Salah satu yang hadir bertanya, "Bagaimana cara mbak Ayu Utami menulis sehingga semua tulisannya selalu diterbitkan oleh KPG?"

 

(Salah satu sponsor acara ini memang Penerbit KPG.)

 

Ayu menjawab segala hal tentu saja butuh proses, tidak mungkin seseorang 'mak bedunduk' berhasil menerbitkan buku melalui penerbit yang sudah terkenal di seantero Nusantara. Ayu mengaku pertama kali menulis naskah novel ketika dia duduk di bangku SMA. Dengan pede, dia bawa naskah itu ke penerbit Gramedia. Naskahnya 'diterima' baik oleh redaktur pada waktu itu, dan dijanjiin akan diberi tahu apakah karyanya itu akan diterbitkan atau tidak 30 hari lagi.

 

30 hari kemudian, Ayu memang dihubungi oleh redaktur penerbit, dan karyanya itu ditolak.

 

Saat menulis SAMAN, Ayu mengaku dia telah keluar dari tempat dia bekerja sebelumnya. Dia juga mengaku akan susah baginya untuk mendapatkan pekerjaan sebagai jurnalis (lagi) di media lain. Itu membuatnya merasa sangat bebas menuliskan apa yang ingin dia tulis, hal-hal yang telah menjadi 'beban' pikirannya selama puluhan tahun. "Nothing to lose" kata Ayu, kalau sampai yang dia tulis itu dianggap mendobrak tabu yang dipegang keukeuh oleh masyarakat ketika itu. "Toh, saya sudah kehilangan pekerjaan saya," katanya.

 

Ternyata novel SAMAN itu malah memenangkan sayembara penulisan roman yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta di tahun 1998. setelah dinyatakan menang sayembara ini lah, novel SAMAN 'dibawa' ke penerbit KPG. Apakah setelah itu, secara otomatis novel ini langsung diterbitkan? Christina M. Udiani -- salah satu editor yang diberi tugas untuk 'mengkurasi' SAMAN -- mengatakan bahwa pada waktu itu ada 5 editor yang bekerja sama untuk membaca dan menganalisis untuk kemudian memutuskan apakah novel itu akan diterbitkan atau tidak.

 

Christina bilang bahwa tema dalam SAMAN yang ditulis oleh Ayu Utami itu seperti bawang, berlapis-lapis. Temanya tidak hanya satu, misal "mendobrak tabu". Yang berhubungan dengan keempat tokoh perempuan utama memang itu; yang diusung oleh munculnya tokoh Saman/Wisanggeni itu sesuatu yang lain. Tema yang berlapis-lapis ini, saat periode Orde Baru di ujung tanduk membuat KPG bersemangat untuk menerbitkannya.

 

Nah, sejak itu, setiap Ayu Utami memiliki naskah untuk diterbitkan, KPG dengan sukacita menerbitkannya.

 

P.S.:

 

Hari gini, sangat mudah seseorang menerbitkan buku, yakni dengan cara indie. Asal punya dana cukup, bisa menerbitkan buku sekian puluh eksemplar sendiri, kemudian mempromosikannya sendiri, menjualnya sendiri. Kata banyak orang menerbitkan buku seperti ini malah justru lebih menguntungkan dari sisi finansial. Bagi yang pintar mempromosikannya. Namun, tentu tetap ada sebagian pihak lain yang akan merasa bangga jika buku-buku mereka diterbitkan oleh penerbit yang 'besar', meski dari sisi finansial belum tentu menguntungkan.

 

MS48 17.20 13.05.2023

 

Friday, May 12, 2023

BILANGAN FU: QUO VADIS AYU UTAMI?

 


Semalam di acara "Quo Vadis Ayu Utami", moderator sekaligus pembawa acara mengumumkan akan ada hadiah bagi 5 orang pertama yang mengajukan pertanyaan, boleh ke Ayu Utami sendiri atau kepada 2 pembicara lain.

 

Saya semula tidak ingin turut 'rebutan' mengingat kebanyakan audience anak-anak muda yang bahkan ketika SAMAN diterbitkan di tahun 1998 belum lahir. Namun ternyata akhirnya saya ga sanggup menahan diri setelah 3 orang mengajukan pertanyaan, bahkan sebelum Ayu memulai berbicara, di kesempatan kedua mengajukan pertanyaan, saya mengacungkan jari. Sejak awal mas moderator yang nampaknya tertarik pada saya (ge er, haha) karena setiap ditanya apakah sudah membaca buku-buku karya Ayu Utami saya selalu mengacungkan jari, langsung memberi saya kesempatan untuk bertanya. Jika yang lain mengajukan pertanyaan yang cukup berbobot, saya cuma bertanya, sekaligus menagih janji : "Kapan kisah Parang Jati, Sandi Yuda dan Marja dilanjutkan? Saya nungguin loh."

 

Background:

 

BILANGAN FU pertama kali terbit tahun 2008, 5 tahun setelah SI PARASIT LAJANG, kumpulan tulisan Ayu di media massa, diterbitkan. Ayu mengaku, meski novel BF sudah cukup tebal (530 halaman) dia merasa masih banyak pritilan-pritilan 'kisah' yang belum dia masukkan ke dalam BF. Ide-idenya -- berdasarkan topik yang diangkat dalam novel BF -- masih bisa ditulis dalam novel-novel lain. Ayu bilang, dia akan menuliskan ide-ide itu dalam buku-buku lain, yang mungkin akan butuh 12 judul novel lagi.

 

MANJALI dan CAKRABIRAWA terbit tahun 2010. LALITA terbit tahun 2012. MAYA terbit tahun 2013. Kemudian stop. 10 tahun telah berlalu loh.

 

Jawaban AU:

 

Dia melihat bahwa kondisi (sosial dan politik) masyarakat Indonesia sudah jauh berbeda dari zaman awal reformasi, apa lagi zaman orba. Jika dulu pemerintah adalah 'the villain' dan masyarakat adalah 'the hero' sekarang belum tentu begitu. Masyarakat bisa dibagi menjadi beberapa kategori, pun juga mereka yang duduk di jajaran pemerintah.

 

Hadiah hiburan dari panitia lumayan (ketimbang lumanyun, ye kan? ) salah satunya adalah kartu BCA Flazz dengan isi sekian ratus ribu rupiah. Dan ... saya gunakan untuk membeli novel BF dengan cover baru ini: motif batik. Kata Ayu, di bagian belakang ada tambahan.

 

"Tambahannya apa mbak?" Tanya seseorang.

 

Haha, tentu saja Ayu ga mau membocorkan. Jika mau tahu, beli dong. Atau, pinjam buku punya teman yang beli, tapi jangan lupa dikembalikan ya. atau, minta dibocorin kawan yang sudah baca. Hoho

 

PT56 20.30 12.05.2023

 

Differentiated Character

 


Semalam, Kamis 11 Mei 2023 saya menghadiri bincang-bincang dengan pengarang buku BILANGAN FU, penulis perempuan yang novel pertamanya cukup fenomenal dan dianggap kontroversial di penghujung akhir Orde Baru, judulnya SAMAN. 
 
Sangat jarang saya punya kesempatan untuk menghadiri acara serupa di mana Ayu Utami adalah bintang utamanya. Itulah sebabnya saya bela-belain datang dengan meninggalkan kelas yang seharusnya saya 'handle'. Terakhir saya datang ke acara serupa yakni Desember 2012. It means: saya perlu menunggu selama 11 tahun! 😝 padahal nama Ayu Utami bagi saya berarti ada kewajiban untuk membeli bukunya.
 
Namanya bincang-bincang, tentu ada sesi Question and Answer. Salah satu pertanyaan yang akan saya tulis di postingan ini adalah:
 
"Sebagai seorang feminist, mengapa Ayu Utami menciptakan tokoh perempuan yang dia buat untuk tak mampu bersuara? Atau menyuarakan yang dia ingin sampaikan ke masyarakat? Misal: tokoh 'Upi' dalam novel SAMAN, yang nasib buruknya dikisahkan menjadi trigger seorang pastur Wisanggeni berpindah haluan spiritual."

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu pernah bertemu dengan berbagai karakter manusia; yang pintar berbicara dan yang kebalikannya, yang pintar menulis dan yang kebalikannya, yang kemampuannya dalam melakukan sesuatu itu sundul langit atau yang kebalikannya. Dan sebaliknya. 

Dalam novelnya, Ayu ingin menghadirkan berbagai karakter itu. Dalam SAMAN, ada 4 tokoh utama perempuan dengan karakter dan keahlian yang berbeda. Laila sang fotografer yang ingin mendobrak ketabuan pandangan dalam relasi laki-laki perempuan namun tidak punya keberanian yang utuh, Yasmin yang digambarkan sempurna dari segi kecantikan, kepintaran, kekayaan, bahkan juga karakternya yang 'perempuan' banget, Cokorda, yang nyaris berkebalikan dari Yasmin dan Laila. (Laila dan Yasmin menjaga keperawanan mereka sampai 'tiba' waktunya, sementara Cok sebaliknya.) Hingga Shakuntala yang berada di satu ujung ekstrim yang berbeda dari ketiga sahabatnya: aseksual. 

Keempat tokoh perempuan di atas dilengkapi lagi dengan tokoh Upi yang dikisahkan bisu namun bisa bergaul dengan orang di sekitarnya.. Karena dia tidak mampu berbicara secara verbal, namun dia nampak sangat bergairah jika melihat laki-laki dan menunjukkan hasrat seksualnya secara terbuka, maka orang-orang sekitar menganggapnya sebagai orang gila. Karena gila, dia harus dipasung agar tidak mengganggu orang-orang di sekitarnya.

Inilah alasan yang digunakan oleh Ayu Utami untuk menghadirkan tokoh Upi: beginilah masyarakat. Ada yang begini ada yang begitu. Ini seperti saya versus Ranz: soul mate dolan saya. Saya memiliki bakat menulis, namun kurang memiliki bakat untuk memotret. Ranz sebaliknya, matanya itu mata kamera, demikian saya menyebutnya, lol. Sedangkan untuk menulis, ya cukuplah untuk bisa menulis artikel sederhana. 

Moral lesson for myself:

Di jagad media sosial ini pun sama: ada yang sangat piawai menulis status, ada yang menulis status dengan serius namun tetap menarik dibaca, ada yang menulis status bercanda saja dan tetap menarik dibaca, ada yang piawai bergaya di depan kamera dan mengunggah foto-foto selfie-nya hingga enak dilihat, ada yang sengaja berfoto selfie dengan gaya kocak. dan, ada juga yang sebagai pelengkap penderita: sebagai penonton doang. hihihi. You name it!

MS 48 15.55 12.05.2023

Sunday, May 07, 2023

Lebaran Holiday 2023

 

ini di halaman belakang Sameja

Libur lebaran tahun ini terasa rada mubazir! (aku ga bisa pergi bikepacking dengan Ranz soalnya, hihi.) Jika dilihat di kalender, pemerintah jauh-jauh hari telah menentukan 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Sabtu 23 April 2023. cuti bersama dimulai pada hari Kamis 20 April dan masuk lagi pada hari Rabu 26 April. Namun, di awal bulan Ramadan 1444 H, Muhammadiyah sudah mengumumkan 1 Syawal 1444 H akan jatuh pada hari Jumat 21 April 2023. oleh karena itu, libur cuti lebaran diajukan pada hari Rabu 19 April, masuk tetap di tanggal yang sama, 26 April 2023.

 

So? Libur cuti lebaran yang mulai jatuh pada hari Rabu 19 April, padahal lebaran jatuh pada hari Sabtu 22 April itu rasanya mubazir banget, buat orang yang tidak perlu mudik kemana-mana sepertiku, lol. Sementara setelah lebaran, cuti lebaran hanya tinggal 2 hari. Jelas ga bisa kemana-mana lah ini.

 

Aku dan Ranz tidak pergi kemana-mana selama libur lebaran. Sebagai ganti, di hari Sabtu 22 April (lebaran hari pertama) sore hari aku mengajak Angie windowshopping ke DP Mall. Well, di luar libur lebaran, mall is not my cup of tea to spend spare time, but, ini libur lebaran. So? Let's do things we don't usually do on other days, lol. Mendadak aku ingat sekian (puluh) tahun yang lalu aku pernah nraktir Angie es krim AW yang lumayan enak rasanya. Dan … ternyata, Angie sempat beli baju baru. (Dia baru menerima THR di tanggal 19 April, kantornya masih masuk hari itu.) dan … di gerai yang sama, aku naksir satu bucket hat yang harganya 3 kali lipat dari harga bucket hat yang biasa aku beli. Hiksss … mau beli kok eman-eman duitnya yak. Hoho …

 

Oh ya, jika duluuuuu, 'mall' yang buka di tanggal 1 Syawal hanya Sri Ratu Department Store, ternyata kali ini DP Mall juga buka, dan banyak toko di dalam mall yang tetap buka. Dan … tentu saja rame pengunjung! Sudah nyaris tidak ada sisa-sisa penampakan pandemi covid 19, kecuali di antara pengunjung masih ada yang mengenakan masker, termasuk aku dan Angie.

 

Hari Minggu 23 April 2023 aku mengajak Angie 'ngungsi' somewhere karena cuaca Semarang yang panasnya super duper menyengat. Angie memilih gerai Dunk** donu** untuk nongkrong. Ternyata dulu saat masih duduk di bangku SMA, dia kadang nongkrong di sini bersama kawan-kawan sekolahnya. Ternyata memang nyaman loh. Cukup beli satu paket -- satu biji donat dan satu jenis minuman -- seharga di bawah tigapuluh ribu rupiah, kita bisa duduk di kursi nan empuk, dan menikmati suhu ruangan yang dingin berjam-jam. Aku sengaja membawa buku RASINA, novel karya Iksaka Banu yang terbaru yang aku punya. Well, banyak orang datang untuk membeli donat, kebanyakan mereka membeli donat dan langsung pergi. Meski tentu aku dan Angie bukan dua-duanya pembeli yang nongkrong. Masih ada beberapa kelompok orang lain lagi yang melakukan hal yang sama dengan kami berdua.

 

Hari Senin 24 April 2023

 

Seharian kami berdua di rumah saja. Hanya berkunjung ke rumah tetangga depan rumah. Sejak aku, kakak adik dan kedua orangtua pindah ke rumah yang kami tinggali, tetangga depan rumah itu yang paling sering membantu kami jika ada acara. Dulu sebelum Mom wafat, mereka yang datang ke rumah untuk silaturrahmi saat lebaran. Setelah Mom wafat di tahun 2018, gantian aku dan adik-adik yang datang ke sana.

 




 

Di sore hari, aku mengajak Angie jalan-jalan ke Koetatoea, satu toko oleh-oleh yang juga menyediakan banyak spot instagrammable plus tenant yang jualan makanan dan minuman. Letaknya lumayan jauh dari tempat tinggal kami, sekitar 10 kilometer.

 

(Ingat: Koetatoea ini jelas beda dengan Kota Lama ya. Kota Lama adalah satu daerah yang pertama kali dijadikan kota tempat tinggal para petinggi Belanda sekian ratus tahun yang lalu. Koetatoea adalah toko oleh-oleh yang terletak di Semarang Timur, tak jauh dari pertigaan jalan keluar Jl. Sukarno - Hatta.)

 

Hari Selasa 25 April 2023 


Hari ini Angie mengajakku ke satu tempat makan yang terletak di Tuntang. aku bilang, "Mama pengen dolan ke satu lokasi yang hawanya cukup sejuk dan kita bisa makan dengan memandang pemandangan nan hehijauan. Angie 'menemukan' satu kafe bernama SAMEJA. Tempat ini menawarkan dua jenis masakan: Indonesia dan Korea. Itulah sebabnya aku bilang ke Angie, "tempat makan ini cocok buat sepasang orangtua dan anak yang seleranya berbeda: Indonesia versus Korea." lol. 


ini di halaman belakang Senyawaa




saat foto-foto di lokasi itu, aku melihat sebelah Sameja juga ada kafe lain. karena tertarik, aku dan Angie kemudian mencari info di google map. Ternyata di sebelah Sameja ada dua kafe lain, yang sebelah persis Bento, yang satunya lagi Senyawaa. Maka, karena aku tertarik, dan mumpung masih di daerah situ, kami berdua mampir ke Senyawaa. 


pulangnya? traffic padat merayap mulai dari Saloka sampai hampir masuk kabupaten Ungaran! memang sudah masa arus balik sih itu.


next time, kami berdua dolan-dolan lagiiii.


PT56 07.05.2023

 


Saturday, May 06, 2023

Kebetulan

 

(Manjali dan Cakrabirawa hal. 19)

 

dalam film layar lebar Sex and the City 2, dikisahkan keempat sekawan -- Carrie, Samantha, Charlotte, Miranda -- pergi ke Dubai. Di Dubai -- yang jaraknya setengah dari lingkaran Bumi itu -- Carrie tanpa sengaja bertemu dengan Aidan, salah satu cinta lamanya, ketika dia sedang berjalan-jalan di sebuah pasar oleh-oleh tradisional. Karena saat bertemu itu, Aidan sedang mengurus satu bisnis, dia tidak bisa bertemu lama dengan Carrie. Sebagai ganti, dia memberi nomor hapenya ke Carrie dan mengundang Carrie untuk 'sekedar' minum kopi di lobby hotel tempat dia menginap.

Charlotte -- yang biasanya melihat satu kebetulan itu sebagai satu tanda tertentu -- dengan mengherankan menyarankan Carrie untuk mengabaikan saja undangan Aidan itu. Carrie bersikeras, pertemuan yang secara kebetulan terjadi -- mana terjadinya super duper jauh dari New York tempat tinggalnya -- tentu memberinya satu makna tertentu. So, ya, dia memenuhi undangan Aidan itu.

Entah karena memang Aidan dan Carrie diam-diam masih menyimpan rasa cinta pada satu sama lain, (meski konon katanya saat lamarannya ditolak oleh Carrie, Aidan patah hati yang teramat sangat) entah karena pertemuan itu terjadi di satu negara yang terletak sangat jauh dari Amerika, sehingga keduanya juga merasa jauh dari pasangan masing-masing (both Carrie and Aidan were married to someone else in the movie), sebelum keduanya berpisah dan Carrie kembali ke hotelnya, Carrie dan Aidan berciuman. Ciuman yang sempat melenakan sesaat, namun kemudian Carrie sadar dan begitu saja berlari meninggalkan Aidan untuk kembali menemui ketiga sahabatnya.

----------------------

di satu resensi buku Manjali dan Cakrabirawa, si penulis menulis, "kebetulan-kebetulan itu kan ditulis oleh si pengarang novel." honestly, I was laughing when reading it. I don't know whether the writer was sarcastic or joking, lol. Tidak pernah kah dia mengalami kebetulan-kebetulan dalam hidupnya?

-----------------------

di tahun 2006, without any expectation, I got a new best friend I called 'Abang' back then. he was like my own big brother. bermula dari aku menulis blog, bergabung dengan milis, mengirim tulisan di milis itu, Abang yang menjadi anggota milis itu, ternyata diam-diam suka membaca tulisanku dan berkunjung ke blogku secara berkala. hingga akhirnya dia memberanikan diri menulis email perkenalan, dan begitu saja aku yang memang sedang limbung menemukan satu sosok tokoh yang bisa menjadi tempatku curhat panjang lebar.

plus, tak lama kemudian, I lost a job in one uni where I had worked for 8 years. Abangkulah yang menghiburku saat itu, meski tempat tinggal kita terpisah ribuan kilometer, dan waktu itu internet masih terhitung mahal dan susah. apakah kehadirannya dalam hidupku hanya satu kebetulan saja? I believe no.

-------------------------

di tahun 2015 I lost another job. 'kebetulan' yang terjadi pada waktu itu adalah Angie sudah selesai kuliah, tinggal wisuda. I lost one salary -- so I could say about it -- dan pas aku ga perlu lagi membiayai kuliah Angie. apakah jika Angie belum lulus kuliah aku masih akan tetap bekerja di instansi itu? entahlah. 

'kebetulan' aku punya Ranz -- a biking soul mate of mine -- yang langsung berencana untuk mengajakku bikepacking untuk menghiburku. kami berdua dolan ke TN Baluran di bulan Mei 2015; kemudian ke Bali + Lombok di bulan Juni - Juli 2015. well, meski kami berdua sudah berpetualang naik sepeda antar kota antar propinsi sejak tahun 2011. tapi, kalau tidak ada Ranz waktu itu, aku pasti kian terpuruk dalam kesedihan. 

----------------------------

kebetulan-kebetulan apa lagi kah yang telah terjadi dalam hidupku? Lemme think about it further.

MS48 16.25 06 May 2023