Search

Saturday, February 17, 2018

Two Coins ...

Every facet of our lives must have these two coins : happiness and sadness, sweetness and bitterness.

At this term, in my workplace, I have a student whose hobby is singing. This is something that often happens, isn't it? And so far, in my experience, I have sometimes asked my students whose hobby is singing to sing in the classroom, but they mostly refused. Feeling shy is always the excuse. LOL.

To that point, I never asked this student of mine to sing in the classroom. However, these past two weeks, he has been often absent. His classmates said that he had to practice before joining a competition. This made me think he must be ready to perform in front of audience; it means I can ask him to sing in the classroom. :D

So? Last Wednesday when he came to our class, I asked him to sing one favorite song of his. To my surprise, he looked shy! Ouwh ... But I didn't give in. LOL. After waiting for some minutes (around 10 minutes LOL), he finally sang ... together with one classmate of his! LOL. They chose PERFECT, a song by Ed Sheeran.




And, just like that ... it made me remember one dear student of mine, back to a few years ago. ...

Vito, was the only student of mine in grade 7, because his classmate quit, moved out of town. We spent more than 10 slots together, both in English and in History subjects. A few years later, when he was in grade 11, he had one classmate who liked singing too, and another one who liked playing guitar. Three of them used to sing together in the class. Sweet memories ...

Vito and his fiancee, pic taken December 2017, time flies so fast!


I would love it if in every class of mine, there are some students who love singing and then sing in the classroom. heheheheh ...

IB180 13.36 17/02/18

Wednesday, February 14, 2018

B a p e r


Baper

foto diambil dari sini

Beberapa tulisan saya (atau mungkin banyak ya? Kekekekeke ...) terwujud karena baper. Ada yang saya tulis di akhir postingan bahwa saya menulis artikel itu karena baper, lol, namun lebih banyak lagi yang tidak saya tandai bahwa saya baper. LOL.
Nah, barusan saya membaca satu status di satu grup sepeda, “gowesku gowes sehat, bukan gowes cari jauhnya ... cari pujiannya ... setuju ...” Dan saya langsung merasa terhibur, karena saya langsung tertawa terbahak-bahak, tapi juga sekaligus baper. Gowes yang tidak sehat itu gowes yang seperti apa dong? Lol. Dan kategori gowes jauh itu seberapa jauh? Gowes seperti apa yang dikategorikan agar dipuji orang? wakakakakaka ...


Jadi ingat beberapa tahun yang lalu, ngobrol dengan seorang kawan sepeda yang tinggal di daerah Jakarta. Satu hari Minggu dia bersepeda di kawasan car free day. Seperti biasa, jika kita bersepeda di kawasan CFD, dan bertemu dengan kawan sepedaan yang lain, kita bakal berhenti, dan ngobrol. Nah, saat itu, dia melihat orang yang datang ke kawasan situ, naik mobil (mungkin lewat sejenis jalan sempit/gang ya?), memarkir mobilnya di satu tempat, kemudian keluar dari mobil membawa sepeda lipat yang terkenal mahal harganya. Beberapa saat kemudian, seseorang lain datang, naik mobil, parkir di tempat yang tidak jauh dari situ, mengeluarkan sepeda lipat jenis sama. Seseorang yang datang belakangan ini kemudian nyamperin temannya yang datang terlebih dahulu. Lantas mereka terlihat ngobrol.

diambil dari link ini

Komentar kawan saya yang melihatnya, dua orang itu terlihat asyik berdua, tidak menyapa pesepeda-pesepeda lain yang juga ada di lokasi yang sama. Mungkin mereka merasa kasta mereka lebih tinggi dibanding yang lain, apalagi yang lain “hanya” naik sepeda yang harganya jauuuuh di bawah sepeda lipat import tersebut.

Setelah sekian waktu berlalu, dua orang itu berpisah, masing-masing kembali ke mobil mereka, melipat sepeda, memasukkannya ke dalam mobil, kemudian pergi.
Apa itu yang dikategorikan tidak sehat ya? Lha sepedanya Cuma buat pajangan? Tidak untuk dinaiki? Agar bisa dikategorikan “gowes sehat” ya minimal naiki lah sepedanya barang 5 – 10 kilometer. Hihihi ... padahal jarak 10 kilometer itu bagi mereka yang tidak biasa bersepeda ya jarak yang super jauh. (pertama kali ngikut funbike dengan jarak sekitar 10 kilometer, sorenya saya klenger je. LOL.)

di ketinggian 1200 mdpl

Gowes cari pujian itu apalagi coba? Ada orang yang merasa bersepeda kalau tidak menapaki tanjakan tidak merasa mantap, ada yang nanjak secukupnya, namun juga ada yang merasa perlu nanjak sampai ratusan bahkan mencapai seribu meter dpl. Apakah mereka mencari pujian? Belum tentu. Itu kan tergantung kebutuhan masing-masing orang.

Saya merasa butuh bersepeda antar kota (jika memungkinkan juga antar propinsi) bukan karena ingin dipuji, tapi itu berurusan dengan kepuasan batin je. Selelah apa pun, seklenger apa pun setelah bersepeda, jika hati senang melakukannya (dan tahu diri batas2 yang kita miliki), what is wrong with that?

Sebenarnya saya pingin nulis lebih panjang lagi, tapi entar ketahuan betapa saya  baper setengah mati, dan kurang kerjaan sekali. Kekekekeke ...

LG 15.45 14/02/2018