Search

Thursday, September 24, 2020

Jamselinas dan Kebangkitan Sepeda Lipat


kontingen Komselis di jamselinas 8, Makassar 2018



Jamselinas alias jambore sepeda lipat nasional digagas pertama kali di event Jogja Attack yang diselenggarakan pada tanggal 5-6 Maret 2011. Para 'pejabat' komunitas sepeda lipat di beberapa kota saat itu (kalau tidak salah, selain Indonesia Foldingbike, juga sudah ada Jogja Foldingbike (JFB), KomseliS (Komunitas Sepeda Lipat Semarang), Bikeberry (Surabaya), Befocyco (Bekasi) @seli Solo (sekarang menggunakan nama Seli Solo Raya) Sel-B (Bandung)) setuju untuk menyelenggarakan jamboree demi menyediakan ajang silaturahmi pecinta sepeda lipat seluruh Indonesia. Dengan rasa kepercayaan diri yang tinggi mereka mencanangkan bahwa jamboree sepeda lipat nasional ini diselenggarakan satu tahun sekali. 

 

Tahun 2011 sepeda lipat masih lah hanya dipandang sebelah mata saja, hanya digunakan untuk pergi ke warung sebelah rumah, maka bisa diacungi jempol 'keberanian' para 'sesepuh' seli itu untuk mengadakan jamboree setiap tahun. Sementara komunitas sepeda yang sudah cukup 'berumur' waktu itu mengadakan jamboree setiap dua tahun sekali. 

 

Sebagai 'induk' segala komunitas seli, tentu saja ID-FB yang berkedudukan di Jakarta memutuskan untuk menyelenggarakan jamselinas pertama di Jakarta, bulan Oktober 2011. Yang kedua Bikeberry (Surabaya) menjadi tuan rumah, lanjut Sl-B (Bandung) sebagai tuan rumah jamselinas 3, JFB (Jogja) tuan rumah jamselinas keempat, Seli Solo adalah tuan rumah jamselinas kelima. Jamselinas keenam diadakan di Bangka. KomseliS mendapat kehormatan sebagai tuan rumah jamselinas ketujuh. Tahun 2018 SLiM (Makassar) adalah tuan rumah jamselinas kedelapan. Yang baru lalu, SelPi (Sepeda Lipat Palembang) adalah tuan rumah jamselinas kesembilan. Aku ga ikut karena Ranz keukeuh ga mau ikut. 😛

 



Seperti yang kutulis di postingan ini7amselinas a.k.a jamselinas ketujuh merupakan salah satu tonggak penanda bahwa sepeda lipat kian diterima masyarakat luas. Ini terlihat dari peminat jamselinas yang meningkat hingga angka ribuan, Selain itu, semakin merebaknya kota-kota lain membentuk komunitas sepeda lipat. Jika sekian tahun lalu aku dan Ranz pernah membahas kira-kira kota mana lagi yang bakal menjadi tuan rumah jamselinas, ternyata semakin 'kesini' semakin banyak kota yang 'menggeliat', yang mulai me'masyarakatkan' sepeda lipat. Undangan untuk menghadiri launching pembentukan komunitas sepeda lipat di beberapa kota berderet. Di bulan Oktober 2019 nanti saja ada dua undangan launching, SeliKu (Kudus), akan relaunching tanggal 6 Oktober, karena sebenarnya sudah pernah dibentuk tahun 2010, namun kemudian vakum; dilanjutkan dengan SESEG (Sepeda lipat Sego Gandul) di kota Pati tanggal 13 Oktober 2019. Sementara itu 'Lempitan Sragen' komunitas sepeda lipat Sragen sudah woro-woro bakal mengadakan launching di bulan Januari 2020. 

 

Jamselinas ke-10 akan diselenggarakan di Magelang, dituanrumahi Sepeda Lipat Magelang yang bakal berusia 4 tahun tahun depan, 2020. Untuk jamselinas 11 sudah ada 3 calon komunitas yang sudah mengantri, Sepeda Lipat Bali, (entah namanya apa, lupa), Balikpapan, dan Batam. 

 

Semalam, Rabu 18 September 2019 aku sempat iseng mengamati obrolan di grup facebook indonesia-foldingbike tentang launching komunitas sepeda lipat ini, betapa banyak orang yang berusaha memperkenalkan komunitas mereka! Bahkan di satu kota yang sama, bisa jadi ada lebih dari 2 komunitas sepeda lipat. Belum lagi mereka yang membentuk komunitas berdasarkan jenis sepeda lipat yang mereka miliki. Ketika aku membahas ini dengan Ranz, komentarnya, "wah ... jangan-jangan bakal ada komunitas seli di tiap kecamatan nantinya." hahahahahah ...

 

Perkembangan pehobi sepeda lipat ini benar-benar menyenangkan! 

 

19 September 2019 

Wednesday, September 02, 2020

The Big O

 


Di satu 'scene' film BECAUSE I SAID SO Daphne (Diane Keaton) bertanya pada anak bungsunya Milly (Mandy Moore) "What does an orgasm feel like?"

 


(Background: Daphne, a single mother, memiliki 3 orang anak perempuan, yang pertama (Maggie diperankan oleh Lauren Graham) dan kedua Mae (diperankan oleh Piper Perabo) sudah menikah, sedangkan Milly baru 'mendapat' pacar, tidak hanya satu, melainkan dua. Isn't it hilarious? LOL.)

 


Milly pun dengan penuh 'excitement' menjelaskan seperti apakah orgasme itu: satu kondisi yang tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata; "it is amazing, it is like out of control, satisfying, and it is like you are out of your body, this does not sound like delicious, but this is sooo delicious. You can get good laugh, but at the same time you wanna cry and this is a good cry. It is like shhhhhhhh aaaarrrghhhh …. " kemudian dilanjutkan dengan pernyataan, "I don't think I can explain it right, Mom. I cannot explain it right."

 


Setelah mencoba menjelaskan panjang lebar namun tetap merasa belum cukup jelas, Milly baru menyadari satu hal: ibunya belum pernah mengalami orgasme. Sang ibu kemudian menjelaskan bahwa dulu ayahnya hampir tidak punya waktu untuk itu.

 

*******

 



Sekitar 15 tahun yang lalu, seorang kawan yang baru saja menikah pernah bertanya kepadaku, "Orgasme itu yang gimana sih mbak?" sama seperti Milly, aku pun tidak bisa menjelaskannya secara 'jelas', lol, selain, "kita merasa seperti melayang di udara, jiwa serasa lepas dari tubuh."

 

*******

 

Di episode satu season 4 Sex and the City, Samantha diceritakan naksir seorang pastur. And you can guess, sebagai seseorang yang sangat 'sexual' dan menyadari sex appeal-nya yang tinggi, dia mencoba flirting sang pastur. Beberapa kali mencoba, dia tetap gagal. Hingga dia memutuskan untuk masturbasi sambil membayangkan sang pastur sebagai sexual partner-nya. Dalam episode ini, Samantha digambarkan sedang berteriak panjang, penuh kepuasan, bersanding dengan suara koor dari gereja yang bernada tinggi dan panjang.

 

Sam and the priest


Malamnya, ketika dia makan malam bersama tiga sahabatnya, Carrie, Charlotte dan Miranda, dia ditanya mengapa wajahnya bercahaya dan nampak lebih muda, lol. Dengan rasa puas, dia menjawab, "I masturbated with that priest in my imagination the whole afternoon!"

 


*******

 

So, have you ever got your Big O, buddies? :D

 

PT56 09.38 02 September 2020

Potret Diri = Narsis?

 


Dalam satu scene serial SATC episode 2 season 4, Samantha dikisahkan menyewa jasa fotografer profesional untuk sesi foto diri dalam kondisi telanjang. Sam bilang dia ingin di masa tuanya nanti dia bisa kembali memandang foto tubuhnya yang seksi dan bangga pada diri sendiri. Konon dia melakukannya secara reguler. Dia tidak peduli ketika ketiga sahabatnya menyebutnya sebagai seorang narsisist.

 


Aku jadi ingat waktu tinggal di kos saat kuliah S1 di tahun-tahun terakhir dekade 1980an. Zaman itu sangat jarang orang yang punya kamera 'bagus' (yang hasil fotonya semenakjubkan jika dijepret menggunakan kamera SLR masa kini.) Aku beruntung ayahku membelikanku sebuah kamera 'pocket' seadanya untuk sekali-sekali mengabadikan satu moment. Namun, tentu hasilnya ya biasa saja. Oleh karena hasil jepretannya biasa-biasa saja, kadang aku dengan seorang kawan kos pergi ke photo studio untuk foto. :D (iseng banget yaaa.) kawan itu pernah bilang ke aku, "Na, harusnya kita ke photo studio sebulan sekali, jadi kita bisa melihat perubahan diri kita dari satu bulan ke bulan berikutnya. Sampai kita lulus kuliah."

 


Ide yang brilliant, lol, Namun, tentu sebagai anak kos yang uang bulanannya tidak terlalu berlebihan, kita tidak benar-benar melakukannya. Lol. Seingatku mungkin hanya sekali atau dua kali aku dan mbak Nani -- kawan kos itu -- ke photo studio berdua untuk berfoto. (Jangan tanya fotonya sekarang ada dimana ya, hilang termakan banjir/rayap.)

 

 

Kalau mengacu ke zaman sekarang, dimana sudah sangat banyak smart phone yang dilengkapi dengan kamera yang cukup memadai, orang-orang bisa memotret diri SETIAP HARI, bahkan mungkin SETIAP SAAT. Mereka akan mudah untuk 'mendeteksi' perubahan fisik mereka dari bulan ke bulan, tahun ke tahun.


 

Are these people lucky enough? :D


 

PT56 14.44 02 September 2020