Search

Wednesday, June 03, 2020

Worship Places

Sering kali kegemaranku berkunjung ke tempat-tempat peribadatan ini menjadi 'urge' aku melakukan satu perjalanan; terutama setelah 'berduet' dengan Ranz untuk bikepacking bersama. Dan aku sangat bersyukur karena ternyata Ranz se-vibrasi denganku.

 

 

  1. Klenteng

 

Pertama kali yang sering ingin kukunjungi adalah klenteng. Entah mengapa aku memiliki perasaan seolah kembali ke masa lalu jika mengunjungi klenteng; entah bau harum hio yang biasa terhirup, atau warna merah/kuning/oranye yang ngejreng yang menarik, atau entah apanya yang ada di klenteng yang menarikku. Untungnya sebagai kota yang memiliki akar budaya campuran Cina, Arab, dan Jawa, Semarang memiliki beberapa klenteng yang lumayan terkenal di seantero Nusantara; minimal ada Klenteng Sam Poo Kong dan Tay Kak Sie.

 

Sam Poo Kong terletak cukup dekat dari rumahku, kira-kira 2 kilometer. Kebetulan waktu aku SMA, aku melakukan riset kecil-kecilan disini untuk menulis karya tulis dengan tema "asimilasi Gedung Batu SPK dengan budaya masyarakat di kota Semarang".  Sementara itu, Tay Kak Sie terletak di kawasan Pecinan. Sebenarnya 2 klenteng ini memiliki sejarah yang sangat berkaitan, namun karena zaman kecilku dulu aku jarang dolan, aku baru berkunjung ke Tay Kak Sie setelah mengenal sepedaan, sekitar tahun 2008.

 

 

  1. Candi

 

Kalau tidak salah, aku pertama kali diajak ke Candi Borobudur oleh orangtuaku ketika aku masih duduk di bangku SD. Waktu itu sebagian candi sedang direnovasi, sehingga kesannya ruwet, lol. Aku dolan ke Candi Prambanan ketika aku baru lulus kuliah S1, tapi belum kembali ke Semarang. Aku kesana bareng mantan (ayahnya Angie), dan ternyata ada mitos bahwa jika seseorang ke Candi Prambanan bareng pasangannya, mereka akan putus satu saat nanti. Ternyata benar, lol.

 

Candi yang benar-benar membuatku merasa merinding karena menghadirkan nuansa mistis adalah Candi Cetha; mungkin karena waktu aku sampai sana area candi sedang diselimuti kabut? Selain itu, mungkin karena lokasinya yang cukup terpencil, suasana sepi sangat terasa, hingga kita bisa menikmati suasanya secara khusyuk.

 

Pertama kali ke Candi Sukuh akhir Desember 2011, saat itu sedang ada satu perayaan tertentu hingga banyak pengunjung disini, sehingga aku tidak bisa sungguh-sungguh menikmati keberadaanku disana. Kali kedua kesini, bulan Oktober 2013, aku bisa menikmati setiap sudut sepuasnya. Waktu tahu ada Taman Hutan Raya di dekat Candi Sukuh, aku dan Ranz sempat jalan kesana sebentar, ga lama karena kita berniat melanjutkan perjalanan ke Telaga Madirda. (Oh ya, kita kesini naik sepeda, jadi waktunya tersita di perjalanan.)

 

Setelah membaca AROMA KARSA dimana Dee Lestari menulis ada 'portal' ke dimensi lain di Tahura, aku jadi ingin ke Candi Sukuh lagi. Sudah sekitar 2 tahun aku menyimpan keinginan ini, entah kapan bisa terlaksana, apalagi dengan adanya pembatasan gerak gegara covid 19.

 

  1. Vihara / Pagoda

 

Pagoda Buddhagaya / vihara Avalokitesvara yang terletak di kawasan Banyumanik Semarang adalah pagoda/vihara pertama yang kukunjungi. Yang kedua adalah vihara Mahavihara Majapahit. Karena buru-buru harus sampai Sidoarjo sore itu, kita tidak menghabiskan waktu banyak disini, apalagi masih banyak yang ingin kita kunjungi: Candi Brahu, Candi Gentong, Museum Trowulan, dll.

 


Vihara Dhammadipa yang terletak di Batu - Malang adalah vihara ketiga yang kukunjungi. Meski terletak di pinggir jalan raya yang menghubungkan Malang dan Batu, suasana syahdu dan tenang langsung kita rasakan setelah masuk ke dalam area vihara. Karenanya aku pernah berharap satu saat ingin melakukan retreat disini.

 

Vihara Ratanavana Arama terkesan sangat mistis bagiku. Jika seorang kawan fb bilang bahwa Candi Sukuh itu 'memilih' siapa dan kapan bisa mengunjunginya, bagiku vihara yang terletak di Desa Sendangcoyo - Lasem semistis ini. Setelah mengunjungi vihara yang dibangun oleh Banthe Sudhammo tiga kali, baru kali ketiga aku 'berjodoh'; aku bisa menjelajahinya. Suasananya benar-benar mistis, kadang bulu kudukku berdiri. :) ada juga sih keinginan untuk retreat disini, tapi kayaknya aku lebih ingin melakukannya di vihara Dhammadipa.

 

  1. Pura

 

Ada satu pura yang terletak di Jl. Rinjani - Semarang, tapi aku baru ngeh setelah aku kenal sepedaan. Hihihi … sayangnya aku Cuma bisa berfoto di luar area pura, ga berani masuk ke dalamnya.

 

Aku masih menyimpan keinginan untuk berkunjung ke Desa Panglipuran, Bali, juga ke pura Lempuyang yang terletak di Karangasem, Bali. Ingin mengalami 'spiritual feeling' seperti saat aku berkunjung ke Candi Cetha, Vihara Dhammadipa atau Vihara Ratanavana Arama.

 

  1. Gereja

 

Aku belum pernah masuk ke dalam satu gereja untuk menikmati suasana syahdu di dalamnya, kecuali Susteran Gedangan yang terletak tak jauh dari kawasan Kota Lama, Semarang. Aku juga suka berada disini, syahdu.

 

  1. Masjid

 

Masjid adalah satu tempat yang paling kukenal sejak kecil. Dulu, aku suka sekali ketika berada di masjid Baiturrahman dan Masjid Agung Semarang yang terletak di jalan Alun-alun / Kauman. Saat suasananya sepi dan syahdu tentu saja. MAJT di waktu senja dan sepi juga sangat fulfilling.

 

LG 15.58 03-Juni-2020


No comments: