Search

Saturday, May 18, 2024

P e n j a h a t

 


Satu waktu dulu

aku bertemu seseorang yang mengaku sebagai penyair

padahal dia hanyalah seorang penyihir

begitulah aku menjulukinya

 

Disihirnya aku menjadi seorang pecinta yang liar

setiap kata yang dia bisikkan di telinga

kupilin menjadi syair-syair liris

mengisahkan tentang hasrat nan bergelora

yang tak pernah padam hingga di ujung malam

 

Dan tatkala kubuka mata

dia menghilang

saat embun mengering

 

Lalu aku bertemu denganmu

serupa sang penyihir

engkau membuatku terpesona

percakapan-percakapan menggairahkan

membuatku terus menerus haus

menginginkanmu

 

Dan begitu saja engkau berkata

"Aku ini seorang penjahat."

meski sebenarnya engkau hanyalah seorang penjahit

di mataku

:

engkau tambal compang-campingnya hari-hariku

dengan candaan-candaan usil nan gombal


Hingga satu kali aku sadar

engkau ternyata memang seorang penjahat

KAU MENCURI HATIKU!

 

MS48 15.36 18/05/2024

 

Friday, May 17, 2024

The Winner Takes It All

 


I don't wanna talk

About things we've gone through

Though it's hurting me

Now it's history

 

I've played all my cards

And that's what you've done too

Nothing more to say

No more ace to play

 

The winner takes it all

The loser's standing small

Beside the victory

That's her destiny

 

I was in your arms

Thinking I belonged there

I figured it made sense

Building me a fence

 

Building me a home

Thinking I'd be strong there

But I was a fool

Playing by the rules

 

The gods may throw a dice

Their minds as cold as ice

And someone way down here

Loses someone dear

 

The winner takes it all (takes it all)

The loser has to fall (has to fall)

It's simple and it's plain (it's so plain)

Why should I complain? (Why complain?)

 

But tell me, does she kiss

Like I used to kiss you?

Does it feel the same

When she calls your name?

 

Somewhere deep inside

You must know I miss you

But what can I say?

Rules must be obeyed

 

The judges will decide (will decide)

The likes of me abide (me abide)

Spectators of the show (of the show)

Always staying low (staying low)

 

The game is on again (on again)

A lover or a friend (or a friend)

A big thing or a small (big or small)

The winner takes it all (takes it all)

 

I don't wanna talk

If it makes you feel sad

And I understand

You've come to shake my hand

 

I apologize

If it makes you feel bad

Seeing me so tense

No self-confidence

But you see

 

The winner takes it all

The winner takes it all

 

So the winner takes it all

And the loser has to fall

Throw the dice, cold as ice

Way down here, someone dear

Takes it all, has to fall

And it's plain, why complain?

 

Chemistry when reading: Do you need it?

 


I have one bad 'habit' in reading: I will leave a book when I cannot get chemistry when the first time reading it, despite the 'struggle' I have to go through to get the book. Lol.

 

You know, sering kali orang membaca 'blurb' di 'cover' bagian belakang sebuah buku sebelum menentukan apakah mereka akan membeli sebuah buku atau tidak perlu. Zaman masih ada toko buku diskon, aku rela mencari buku yang ingin aku beli di toko buku diskon yang kebetulan (satu kali dulu) ada beberapa jumlahnya di Semarang. Dari satu toko buku diskon ke toko buku diskon lain, sungguh satu 'struggle' yang cukup menantang ini. Bagiku. Lol. Dan, jika ternyata tidak menemukan buku yang ingin kubeli di toko buku diskon itu, akhirnya aku pun kembali ke toko buku non diskon, di mana aku pertama kali 'berkenalan' dengan buku itu. Ha ha … 

 

(why didn't I just buy the book in the non-discount bookstore at first place? keasyikan 'berburu' buku dengan harga diskon itu setara dengan saat seseorang yang kujatuhcintai membalas perasaanku. #uhuk!)

 

Terkadang, setelah aku membeli buku itu, aku hanya membaca satu dua atau paling banter 5 halaman untuk kemudian memutuskan untuk hanya meletakkan buku itu di rak buku. Butuh satu insight yang sangat special bagiku untuk kembali mengambilnya dan melanjutkan membaca, lol. Aren't I a lousy reader? Lol.  Why is that? Seperti yang kutulis di atas, terkadang aku benar-benar tidak menemukan chemistry antara hatiku dan buku yang kubaca (uhuk!) atau mungkin font yang dipilih tidak bersahabat dengan mataku: terlalu kecil bagi mata belorku, lol.

 


Saat membeli buku IS THERE STILL SEX IN THE CITY? di BBW di Semarang tahun lalu, aku juga membeli 2 buah buku lain. Yang satu berjudul BREATHE ditulis oleh Joyce Carol Oates; yang satu lagi berjudul ENCHANTMENT ditulis oleh Daphne Merkin. Setelah menyelesaikan membaca bukunya Candace Bushnell, aku berencana membaca ENCHANTMENT. Ternyata baru membaca awal-awal buku, aku langsung ill feel. Novel ini diawali dengan jalinan emosi yang buruk antara seorang ibu dan anak perempuannya. And just like that, aku langsung merasa 'troubled', lol. I am a good mother! (So I thought about myself! Lol.) Perasaan 'troubled' yang mirip juga kualami ketika pertama kali membaca BREATHE: kisah seorang perempuan yang emosinya menggelegak ketika mendapati a loved one meninggal. Oh no .. I need a very special soothing emotion when reading such books.

 


Ini sebabnya aku sudah merasa perlu pergi ke toko buku untuk membeli buku baru. Ha ha … what an excuse!

 

(aku belum selesai membaca novel NAMAKU ALAM gegara saat membaca beberapa bulan lalu mendadak masuk masa kampanye pilpres, dan seorang anak capres yang bernama Alam sok ikutan kampanye. Aku jadi males membawa-bawa novel itu kemana pun aku pergi. (karena buku itu bukan hanya bahan bacaan bagiku, namun juga merupakan properti foto. Hahahahahahaha …)

 

MS48 13.23 17/05/2024

 

P.  S.:

No more 'discount bookstores' in my hometown now, they were all bankrupt. 😔

 

My "morning ritual" with Angie (2)

 


Waktu 'menemukan' post ini di daftar unggahan yang dilihat pengunjung blog, aku penasaran, "morning ritual apaan sih ini?" haha ... aku yang menulis dari pengalamanku dengan Angie, tapi aku lupa. jiaaan, faktor U beneran ini. 😁😂😀 

Pagi ini, Jumat 17 Mei 2024, aku mengantar Angie ke stasiun Tawang. Dia mau dolan ke Jakarta, naik KA Menoreh. Dia tidak sendirian, namun bersama seorang rekan kerjanya yang bernama Diana. 

Sebelum kami 'berpisah' (Angie mau masuk peron), seperti biasa Angie salim dan mencium tanganku. Ini kulanjutkan dengan 'ritual' aku mencium kedua pipinya, plus hidungnya. Lalu, Angie membalas dengan mencium kedua pipiku. Waktu melihat 'ritual' ini, aku sempat melihat ekspresi wajah Diana yang bengong, "wow!" mungkin dia berpikir begitu. 😆😆😆 kemudian, aku mendengar komentarnya ke Angie, "sebegitunya sih mbak?" 😄😃😂

Hahahahahahaha ... ga tahu dia, ini adalah ritual pagi kami berdua, saat Angie akan berangkat bekerja. Kalau dulu, ya sebelum Angie masuk sekolah, setelah kuantar sampai di depan gerbang sekolah.

MS48 08.52 17/05/2025

Thursday, May 16, 2024

Friendship

 


Since the first time I watched serials SEX AND THE CITY twenty years ago , I have been amazed by the friendship of the four main characters: Carrie, Samantha, Miranda and Charlotte. And I was imagining if only I had some good friends with whom I would once in a while 'sacrifice' my me-time to be with them, in the name of 'friendship'.

 

However, then I thought, that was just serials on television.

 

Until I finished reading IS THERE STILL SEX IN THE CITY. And today I read one review about the book, (in this link ) The last paragraph was as follows:

 

In answer to the title question, Bushnell has decamped to the Hamptons, where she relishes planting vegetables, staying in and hula-hooping. These are the bonus years, Bushnell says, an opportunity to reinvigorate and reap the benefits of self-knowledge. Her own Charlotte, Miranda, and Samantha have also moved into the neighborhood, proof of her enduring thesis that friendship is life's greatest love story.

 

In my younger years, when I was still teaching in one university in my hometown, I had some good friends with whom I used to confide in about anything. Until I had to leave that workplace. And I could not make new friends somewhere else.

 

Recently, when seeing Angie, my daughter sometimes go hanging out with some workmates of hers, I remember my time 25 years ago. I seldom went hanging out with my workmates -- at that time I already had Angie while my other (female) workmates were still single. Then after some of them got married, they were busy with their kids. (No 'story' about 'leaving the kids behind' when the time to spend together with the friends came, just like what we can see in serials SEX AND THE CITY.) Nevertheless, perhaps later, Angie will also undergo what I experienced more than 20 years ago: after some people get married, then everybody will be busy with their family.

 

I do wanna know if there is friendship like the one we see in SEX AND THE CITY in Indonesia.

 

MS48 18.32 16/05/2024

 

P. S.:

 

Or perhaps I am just too individual?

 


Tuesday, May 14, 2024

Me time ...

 


Kupikir aku ini kebangeten (sok) mengaku sebagai introvert karena kenyataannya aku toh (sempat) menikmati 'hingar bingar' kehidupan dunia maya selama lebih dari 10 tahun. Lol.

 

Beberapa waktu yang lalu ada seorang kawan facebook yang menyitir satu artikel (atau buku?) yang dia baca bahwa karakter orang itu ada yang setengah introvert setengah ekstrovert, tidak melulu ada di dua dimensi yang terbagi secara 'rigid': someone is either an introvert or an extrovert. Kupikir aku termasuk dalam kategori yang setengah-setengah. Terutama saat aku merasa "sok seleb" (ini tuduhan Angie kepadaku. Lol) dan menikmati komentar-komentar orang yang ditulis di postinganku. Sementara di dunia nyata, aku tetaplah seorang introvert yang sungguh-sungguh tidak menyukai berada di tengah orang banyak. Aku memang ramah, tapi aku tidak menikmati berbincang dengan orang yang tidak begitu aku kenal dengan baik.

 

(Just imagine that I am a teacher, I must communicate with my students every day, I must act friendly to them, I must be sociable enough, while in fact I am an introvert. I love my students, though. Don't get me wrong. I just love myself more. Eh, piye iki maksude? Lol.)

 

Setelah dengan sengaja menjauhi hiruk-pikuk dunia medsos di facebook selama hampir sebulan terakhir, aku merasa betapa peaceful duniaku. Lol. Tidak lelah to act friendly (though only in the cyber world).

 

Hari ini, Selasa 14 Mei 2024, hp kumatikan saat aku charged. Setelah fully-charged, aku tetap membiarkannya mati. Nikmat sekali rasanya tanpa merasa grusa-grusu karena ada yang butuh berkomunikasi denganku, let's say.

 

Saat-saat begini, aku jadi ingat sekian puluh tahun yang lalu, ketika hape pertama kali merebak di masyarakat. Saat aku belum punya hp, melihat orang yang nampak sibuk dengan telpon genggamnya, aku berpikir, wah, orang penting dia, banyak yang butuh berkomunikasi dengannya. Itu belum lazim orang-orang aktif di medsos. Belum ada friendster, lol.

 

Namun, yang membuat orang-orang (seolah-olah) tak lagi memiliki privacy adalah kehadiran teknologi android, internet menjadi mudah dan murah. Orang-orang ber-euforia mengekspresikan diri. Banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama untuk menyampaikan satu kabar, entah di WAG, entah di medsos, lalu menyibukkan diri untuk membalas komentar-komentar orang akan kabar yang dia sampaikan. Dan aku berada di lingkup itu.

 

Hingga pertengahan April 2024. aku lelah. Lelah beramah-tamah. Lelah sok penuh perhatian, lol. (I know I am very annoying. Lol) dan aku kembali menemukan peace setelah off dari facebook. Aku tidak deactivate, akun tetap ada. Aku kadang tetap menulis status, tapi untuk diri sendiri, sebagai pengingat momen di masa-masa depan.

 

Aku berbeda dengan mamas yang katanya juga berpikir untuk meninggalkan facebook. Dia sih katanya karena banyak orang yang fake di sana. Menulis status blah blah blah namun justru dari status-status yang mereka tulis, jika dibandingkan dengan apa yang sebenarnya mereka lakukan -- yang juga bisa 'dibaca' dari status-status mereka itu (this is called 'reading between the lines') mereka sebenarnya justru sebaliknya. Dia lelah berinteraksi dengan orang-orang fake. Sementara aku? Aku lelah saja sok perhatian ke orang-orang. Ha ha, salahku sendiri ya telanjur bertingkah sok seleb (kata Angie!!! Lol) lalu merasa kehilangan me time. 😂😂😂

 

PT56 16.21 14/05/2024

 

Monday, May 13, 2024

Whaddayasay?

 


Disclaimer: tulisan di meme di atas ini NGAWUR! 😂😀😃

Sejak kecil saya terbiasa menulis diary, sampai sekarang. Jika dulu saya menulis di buku, sekarang saya menulis di beberapa media: (1) buku ~ ini karena saya masih menikmati menulis dengan tangan (2) hp ~ ini berarti saya menulis di medsos (3) blog.

Di buku, karena sadar ada kemungkinan ada orang yang mungkin membaca buku saya ini (who knows?) saya menulis hal-hal yang 'biasa', yang sekiranya saya tidak malu jika dibaca orang. Buat apa saya 'menulis-nulis' seperti ini? Entahlah, jika tidak ada yang saya kerjakan, saya terbiasa mencorat-coret kertas yang ada di sekitar saya. ha ha

Di hp, kadang saya menulis di facebook yang saya set private, hanya saya yang bisa membacanya. Kalau yang saya set 'for friends' jelas itu telah melalui pertimbangan matang jika ada yang membaca dan menulis komentar. Jika tidak ada? Ya tidak apa-apa. Buat apa marah?

Di blog, saya punya beberapa blog. ('Banyak!' kata mamas, lol.) Sebagian blog itu saya set private, saya bebas menulis apa pun di sini, tanpa batas. Sebagian blog lain lagi, saya set for public. Pernah satu kali dulu saya dibombarbir terror orang yang tidak terima dengan yang saya tulis di blog. Ya saya terima, orang itu resiko menulis for public. Jika tidak ada yang baca? Ya tidak apa-apa lah. 😃

N. B.
Tulisan ini saya copas dari status facebook yang saya tulis pada tanggal 13 April 2023.

PT56 11.25 13/05/2024

Social Being = inevitable?

 

situasi kolam renang di hari Minggu 12 Mei 2024, saat aku datang sekitar jam 16.30

Setelah berhenti berenang selama beberapa bulan (mungkin lebih dari setengah tahun), hari Minggu 12 Mei 2024 aku berangkat berenang di The Club Sports Center perumahan Graha Padma. (FYI, aku sempatkan berenang saat menginap di Java Village, akhir Maret 2024.) Saat berenang, seorang perempuan yang kutengarai sebagai seorang instruktur berenang, menyapaku, "Sudah lama ga berenang Cik?" aku tersenyum untuk membalas sapaannya itu, sambil menjawab, "Iya." Ternyata dia melanjutkan pertanyaannya, "Kok tumben Cik lama ga berenang?" aku kembali hanya tersenyum dan menjawab, "Iya."

Seperti yang kutulis di tulisan Rezeki mbak terapis membolehkanku berenang hanya jika aku berenang dengan gaya bebas. Karena aku kurang piawai mengambil nafas jika berenang gaya bebas (parah ya? lol), berenang kali ini aku tetap menggunakan gaya dada (tangan) sedangkan kaki hanya kubiarkan mengambang di belakang. 

(Loh, jalannya pelan dong? iya, biar saja, kan bukan kompetisi ini, cuma untuk olahraga. haha ...)

Aku memberanikan berenang lagi karena aku merasa bersalah pada tubuhku yang biasanya kuajak berolahraga (meski hanya bike to work maupun berenang di hari Minggu, atau waktu ada tanggal merah libur Nasional) ini kok sudah berbulan-bulan kubiarkan saja 'menikmati' privilege. Dengan harapan cedera kaki segera pulih kembali. Namun kenyataannya tidak seperti yang kuharapkan. 

Dan ... sapaan instruktur berenang yang ramah itu membuatku berpikir, dimana pun kita berada, kita tidak bisa meninggalkan 'kemelekatan' bahwa kita ini makhluk sosial. Padahal saat rasa introvert-ku sedang akut-akutnya -- sehingga aku memilih hibernasi dari facebook selama hampir satu bulan terakhir ini -- kok ya aku tetap bertemu dengan orang yang ramah, lol. 

Facebook

harus diakui bahwa facebook adalah medsos yang memiliki kelebihan dibanding medsos lain yang saat ini aku cukup aktif. FB memiliki fitur yang membuat kita bebas untuk mengatur siapa-siapa yang bisa melihat postingan kita, dari satu post ke post yang lain. Aku yang sedang tidak ingin beramah-tamah dengan orang lain (this is sooo exhausting!) namun tetap ingin meninggalkan jejak yang bisa kulihat di tahun-tahun berikutnya, aku bisa menulis apa pun sesuka hati. Maka, post-post yang kubuat itu aku set private. It is as easy as pie. Nah, fitur favorit berikutnya adalah kita bisa menilik apa yang kita tulis di tahun-tahun sebelumnya, yang disebut ON THIS DAY. 

seafood resto baru yang terletak di samping THE CLUB

love the color of the sky!

PT56 11.16 13/05/2024

Friday, May 10, 2024

Mengenal Kota Sendiri, Semarang

 



Kamis 9 Mei kebetulan adalah libur Kenaikan Isa Almasih. Kami sekeluarga menyempatkan diri keluar berjalan-jalan.

 

Angie kepengen jalan-jalan ke Kampung Melayu; ini adalah triggernya. Aku sempat heran kok mendadak Angie kepengen ke sana. Dia sendiri hanya nyengir ga jelas ketika kutanya. Jawabnya, "Entahlah Ma. Tiba-tiba saja Angie pengen ke sana." Baiklah! Kebetulan memang aku kepengen juga mengenalkannya dengan Masjid Menara yang legendaris.

 


 

 

Kami sekeluarga -- minus suaminya Riska yang harus tetap masuk kerja -- meninggalkan rumah sekitar jam 08.15. tumben Riska berani naik motor sendiri kali ini, jadi kami berenam naik 3 motor: aku memboncengkan Rani, Angie memboncengkan Noek, tantenya, dan Riska memboncengkan Adek. Aku yang memimpin peleton, lol, langsung menuju ke Kampung Melayu. Spot pertama untuk berfoto adalah gapura bertuliskan KAMPUNG MELAYU.

 

"Loh, Kampung Melayu hanya seperti ini to Ma?" tanya Angie heran. Lol. Nah kan? Lol. Aku yakin jika kami ikut 'pasukan' Bersukaria Walk dengan guide yang bisa menjelaskan ini itu, tentu Kampung Melayu akan lebih menarik diulik ini itu. 

 

foto dijepret tahun 2013, kisah bisa dibaca di sini

 

 

foto tahun 2015, kisah bisa dibaca di sini

 


Dari gapura, kami menuju Masjid Menara. Kami berfoto-foto dengan latar belakang menara masjid. Aku menyempatkan bercerita ke Angie dan dua keponakan bahwa masjid yang ada sekarang ini tinggal satu lantai, padahal di awal dulunya masjid ini terdiri 2 lantai. Yang lantai pertama sudah 'terkubur': saking seringnya area ini banjir, harus terus menerus dinaikkan permukaannya, sehingga sekarang yang bisa kita lihat hanyalah 'sisa' jendela di lantai satu yang tinggal seperempat jendela. Aku juga menjelaskan bahwa konon menara yang ada sekarang, di awal pembangunannya, pernah dimanfaatkan sebagai mercusuar, sampai mercusuar Willem III dibangun di tahun 1884. (honestly, waktu googling tahun berapa mercusuar ini dibangun, 3 sites yang kukunjungi menyebut tahun yang berbeda, lol. Just tryi googling it by yourself, lol.)

 


 

aku & Ranz bersepeda ke mercusuar ini pertama kali tahun 2013. kisah bisa dibaca di sini

 

 


Dari area pelabuhan, kami ke Kampung Batik. Awalnya ini tidak masuk itinerary (eh, pelabuhan juga gak masuk itinerary awal ding, ha ha), mendadak Noek menyebut ini. Oke deh, kita mampir ke sana saja. Riska dan kedua anaknya belum pernah ke Kampung Batik.

 

Dari Kampung Batik, karena ga punya ide mau ke mana lagi, lol, kami langsung ke Kota Lama. Aku berjanji menraktir pecel / tahu gimbal / tahu campur di warung Ning Halimah, tempat seorang kawan bekerja di sana. Ternyata sampai sana, warung belum buka. Ya sudah. Kami jalan-jalan dulu di sekitar situ.

 

Kapan-kapan kami jalan-jalan lagi, dalam rangka mengenal kota sendiri.

 

PT56 12.09 10/05/2024

 



Wednesday, May 08, 2024

The Missing Link ...

 


I luckily found this link a few years ago from one fan page of THE SIX MILLION DOLLAR MAN.  Since then on, I have visited the link very often to watch the serials, both The 6MDM and The Bionic Woman. I have watched The 6MDM more often of course. 😉 When I am a fan of one movie, I will never get bored to watch it again and again, you know.

However, a few days ago, the link above did not provide any movie anymore. 😟😐


I was broken-hearted, of course, but I thought I would be okay. I have watched most of the episodes. except the episodes entitled DEATH PROBE. To me, the story line was really impossible. 😁 

However, in fact, I have missed to watch those episodes again. Hiksss ... especially one most favorite one entitled WINE, WOMEN, AND WAR. Lee looked his best in this episode, in my opinion. 😍😍😍

I will keep the following link. After finding it, I don't have much time to finish watching it.


MS48 16.52 08/05/2024

watch another 



Tuesday, May 07, 2024

SEPUR UAP JALADARA

 


meski sekian bulan lalu saat Ranz pertama kali bilang bahwa sekarang naik kereta api uap Jaladara dibuka untuk umum -- ada open trip khusus untuk itu -- aku bilang ke Ranz aku tidak tertarik, akhirnya malah aku yang menawari Ranz dia mau naik Jaladara ga, mumpung ada open trip di tanggal 15 April 2024. kebetulan, aku pas ke Solo tanggal 14 April itu, tanggal ulang tahunnya Ranz.  kebetulan (lagi) 15 April itu masih terhitung 'cuti bersama' dalam rangka lebaran. 

Senin 15 April 2024, kami bertiga -- aku, Ranz, dan Deven -- tiba di stasiun Purwosari sekitar pukul 09.45. kami butuh 'munching' sesuatu sebelum ikut tour naik Jaladara. dan karena hari itu Ranz terkesan malas bangun pagi, kami ga bisa pergi ke somewhere (pengenku sih sarapan soto Hj. Fatimah) karena waktunya mepet. kami 'munching' sesuatu di satu warung yang ada di stasiun Purwosari. eh, ternyata tahu bakso yang dijual di situ enak, dan nasi kucingnya pun lumayan rasanya.

kali ini, kami ikut open trip yang diadakan oleh Kunafa Tour, harga tiket Rp. 100.000,00 per orang. 


di stasiun Kota

 

Perjalanan dimulai dari stasiun Purwosari, pukul 10.30. kami mampir di Loji Gandrung -- berhenti sebentar untuk berfoto-foto; lalu ke Museum Batik Danarhadi, untuk berfoto-foto juga, bagi yang ingin masuk museum, kudu membeli tiket sendiri di lobby museum. Pemberhentian berikutnya adalah Gedung Djoeang 45. Bagi yang ingin berkunjung ke gedung ini, mereka dipersilakan turun. Setelah itu, kereta akan terus melaju ke stasiun Kota / Sangkrah. 

Sesampai di stasiun Kota, lokomotif kereta Jaladara akan berputar, lalu perjalanan akan kembali menuju rute awal: menjemput para peserta yang jalan-jalan di Gedung Djoeang, kemudian terus melaju ke titik pemberangkatan: stasiun Purwosari. 

MS48 18.18 0/05/2025








 

N. B.:

pulangnya, kami dijemput ayahnya Ranz dan kakaknya. kami lalu makan siang di Kedai 69, di daerah Cemani. Ini penampakan selat Solo Kedai 69. semula aku pengen makan siang di Tenda Biru, tapi ternyata fully-booked! maklum, selama lebaran, rumah makan ini tutup! maka, di hari terakhir cuti bersama lebaran, Tenda Biru diserbu pelanggannya 😃

kuahnya enak, tapi galantinnya kurang nendang


P A R K I R

 

gambar hanya pelengkap saja ya

Aku sering membaca status orang di medsos tentang keluhan mereka pada para tukang parkir. Sering kali para tukang parkir ini mendadak muncul from nowhere saat mereka akan meninggalkan satu lokasi, let's say minimarket. Padahal saat mereka datang dan memarkir sepeda motor, tukang parkir itu tidak nampak batang hidungnya.

 

Aku selalu geli membaca status-status seperti itu, dan paham mengapa mereka mengeluh. Terkadang ada tukang parkir yang baik hati beneran membantu mereka untuk, misal, mengeluarkan motor dari deretan motor yang terparkir. Kemudian memberi aba-aba saat mereka akan meninggalkan lokasi parkir sehingga aman dari para pengendara kendaraan motor yang lewat. Namun, banyak juga terjadi tukang parkir yang datang hanya untuk minta uang lalu pergi begitu saja tanpa membantu apa kek begitu.

 

Saat aku masih bebas merdeka naik sepeda setiap hari, aku tidak pernah merasa terbebani jika harus membayar parkir. Ini tentu saja ketika pada saat-saat tertentu aku perlu naik motor, bukan sepeda. Kan jarang. Seminggu aku bisa 3 - 4 kali belanja ke pasar krempyeng, naik sepeda, dan bebas tidak perlu membayar parkir. Atau pergi ke minimarket, atau ke ATM. (Meski ada juga di booth ATM tertentu di lokasi tertentu aku tetap membayar uang parkir walau aku ke sana naik sepeda.)

 

Namun saat cedera kakiku memarah, dan mbak terapis melarangku naik sepeda -- untuk sementara, entah untuk berapa lama, eh, aku belum tahu entah kapan kakiku akan sembuh dari cedera ini -- aku terpaksa naik sepeda motor kemana-mana setiap hari. Sekali dua kali ke pasar krempyeng bayar parkir is still okay for me. Namun, ketika dalam seminggu kadang aku perlu belanja ke pasar 5 kali, yang berarti aku kudu mengeluarkan uang sepuluh ribu rupiah (yang dulu ga perlu ada pengeluaran seperti ini, lol) aku jadi mikir juga. Hohoho …

 

Pikir punya pikir, akhirnya aku menemukan cara agar tidak perlu mengeluarkan uang parkir ini: aku memilih belanja di tempat yang aku bisa tetap duduk di atas sadel sepeda motor, tidak perlu turun, tidak perlu parkir, tinggal memilih beberapa 'item' yang ingin kubeli, yang biasanya dijajakan di atas 'meja' yang mudah dijangkau. Kemudian kuserahkan kepada penjual, belanjaanku dimasukkan dalam tas, lalu aku membayar. Selesai. Tapi, ini bisa kulakukan jika belanjaanku tidak banyak ya.

 

Tadi, otw ke kantor, aku melewati area tempat aku kadang belanja, di jalan Jayengan, di belakang pasar Bulu. Di penjual yang mejanya menjorok ke dalam, sehingga para pembeli kudu memarkir motor, kulihat tidak ada pembeli sama sekali. Sedangkan di penjual yang mejanya menjorok ke jalan, hingga para pembeli mudah untuk mengambil barang-barang yang akan dia beli, ada sekitar 3 pembeli. Semua masih duduk di atas motor masing-masing!

 

Oh. Ternyata banyak orang memiliki ide yang sama denganku! Ha ha …

 

MS48 17.50 07/05/2024

 

Detox medsos

 


Aku sempat stay away dari medsos -- terutama facebook dan WA -- selama kurang lebih 14 hari. Awalnya karena iseng. Ternyata setelah lebih dari 10 hari, aku merasakan satu hal positif: emosiku tertata rapi. Tidak grusa-grusu -- satu hal yang sering diprotes oleh Ranz maupun Angie -- karena biasanya kalau aku baru saja mengunggah sesuatu (entah gambar maupun 'hanya' status biasa) aku akan tergoda untuk mengintip ada yang komen ga ya? Hihihi …

 

Kalau malam tidak ada 'lampu' yang menyala di dekat wajah yang berasal dari screen gadget. Hoho … tidak ada pikiran yang membebani. (Gile bener memang, facebook ini -- terutama -- beneran addictive!) tidak ada hasrat untuk kepo 'kawan-kawan' maya sedang ngapain, mereka menulis apa, blahblahblah. Apalagi hanya sekedar, "waduh, aku ketinggalan gossip yang lagi hot di grup alumni nih." BLAS TIDAK ADA.

 

Hingga kemudian mamas bertanya, "Kamu beneran ga akan balik fesbukan lagi?"

 

Well, I haven't made any decision sih. Just follow my heart saja lah. Tapi, setelah berulang kali dia bertanya hal itu, aku pun bertanya kepadanya, "What? Do you miss to read my status on facebook?" he said he did. Owalaaaah. Lol.

 

"Lemme think what is the best thing to write there." jawabku, yang dia beri reaksi 'tertawa'.

 

Beberapa hari kemudian, aku iseng membuka facebook di akun alter. Yang terbaca pertama kali adalah satu status yang mengajak yang membaca status itu untuk mengghibah. Dan begitu saja, emosiku langsung terserap. Aku lelah. Aku pun memutuskan untuk stay away from facebook longer. Ga usah nyetatus dulu deh.

 


Saat melihat premiere THE FALL GUY di akun IG Lee Majors, aku sempat tergoda, well, mungkin topik ini akan menjadi topik pertamaku untuk come back di facebook? A HAPPY FAN WHO SEES HER IDOL LOOK SO HAPPY AND HEALTHY IN HIS 85 YEARS OF AGE! Sebelum itu, aku mencoba membuka facebook, masih di akun alter lagi. Kali ini yang langsung terpampang di mataku adalah meme hari pendidikan nasional. Ada satu komentar yang entah mengapa kembali membuat emosiku teraduk. "Why did she write such comment?" I was talking to myself. Akhirnya aku kembali memutuskan untuk lebih lama hibernasi.

 

Saat cerita tentang hal ini ke Angie, dia pun komen, "mengapa teman-teman facebook Mama menulis hal-hal seperti itu di wallnya?" ha ha … ga tahu dia bahwa kawan-kawan facebook-ku, di usia mereka yang sudah senior -- lebih dari 45 tahun -- bisa menulis status ala teenagers, untuk menarik perhatian orang. Kemudian akan mengghibah bareng-bareng. Wkwkwkwk … 

 

(Mungkin bagi Angie masih mending status-status gombal retjeh nyokapnya yak? ga ngajakin orang mengghibah kan ya. wkwkwkwk)

 

6 Mei aku mencoba membuka akun utamaku, Nanna Lee, untuk ngecek 'on this day' dan foto-foto pribadi yang aku minta Angie untuk mengunggahnya. Tanpa sengaja aku membaca satu status kawan, yang di akhir tulisannya dia nyinyirin wapres terpilih tahun 2024 - 2029. emosiku kembali teraduk.

 

Duh. Nampaknya memang aku masih belum siap mental untuk kembali fesbukan.

 

MS48 13.21 07/05/2024

 




Besar pasak dari pada tiang

 


Barusan aku membaca satu tulisan seorang seleb facebook -- yang nama depannya sama dengan namaku, (nama pasaran banget yaaa lol) -- tentang utang. Orang-orang yang hidupnya terjerat dalam utang dan kesusahan membayarnya kembali. Dan, kukira, keberadaan pinjol yang marak -- atau yang sejenis 'pay later' kian memperparah fenomena ini.

 

I couldn't agree more with her!

 

Kebetulan kok baru hari Jumat lalu aku dan Ranz membahas ini. Kebetulan, kantor tempat Ranz kerja itu memiliki koperasi karyawan yang sangat 'helpful'. Seorang pegawai bisa utang sampai 100 juta rupiah dan mencicilnya 'semampunya' tiap bulan, plus tanpa bunga!

 

(How does the cooperative survive? Entahlah.)

 

Nah, hal ini tentu saja dimanfaatkan oleh orang-orang 'dekat' di sekitar Ranz. Ranz yang baik hati dan suka menolong tentu saja mau-mau saja 'dimanfaatkan', eh, mau-mau saja membantu. Padahal resikonya jelas: jika terjadi kredit macet, nama 'baik' Ranz akan dipertaruhkan.

 

Seseorang yang pernah merasakan manfaat ini, kembali bilang ke Ranz sekitar 2 minggu yang lalu. Dia butuh utang sekian puluh juta untuk persiapan anaknya masuk universitas. Mendengar hal ini aku terheran-heran. '

 

"Bukannya dia seharusnya sudah mempersiapkan diri dari sejak minimal setahun yang lalu?" tanyaku.

 

"Iya, dia sudah mempersiapkan diri untuk utang lagi. Makanya, dia lunasi dulu utang yang sebelumnya." jawab Ranz.

 

"Bukan begitu dong persiapannya. Dia itu PNS, sudah sertifikasi pula. Gajinya tentu besar dong. (besar dibandingin aku yang hanya guru les Bahasa Inggris -- red.) Persiapannya berarti dia harus sudah mulai mencicil menabung, sehingga pada saatnya tiba, dia sudah punya dana itu. ITU YANG NAMANYA PERSIAPAN. Bukannya persiapan untuk utang lagi." jelasku, prihatin.

 

"Well, kita tidak tahu kebutuhan bulanannya berapa dan bagaimana," kata Ranz, masih membela orang itu.

 

Fixed. Orang itu termasuk yang disebut dalam peribahasa "besar pasak dari pada tiang." dan … suwer, di zaman orang butuh pamer gegara aktif di medsos, ditunjang kemudahan utang di pinjol, alias "pay later" itu memperburuk keadaan ini.

 

MS48 11.02 07/05/2024

 

N. B.:

 

apakah aku tidak pernah utang? jelas pernah lah, utang di koperasi kantor. koperasi ini ada untuk membantu karyawan yang mendadak butuh sesuatu, misalnya. nah, agar koperasi terus berjalan dengan baik, kudu ada yang utang, demi 'membesarkan' koperasi.

 

utang itu boleh, asal kita yakin kita bisa membayarnya tepat waktu.

 

Saturday, May 04, 2024

Trendsetter

 

otw Solo - Semarang, 2012

Aku dan Ranz menjadi 'couple' dalam bersepeda antar kota (plus kadang antar propinsi) di tahun 2011 secara tidak sengaja. Kalau menggunakan istilah yang sering dipakai oleh Carrie Bradshaw dalam serial SEX AND THE CITY adalah "and just like that". :) begitu saja kami dolan bareng. Begitu saja dolan bareng itu terulang lagi. Lagi. Dan lagi. Haha …

 

Di tahun 2013 saat B2W Semarang ikut satu event bike expo, ada seorang perempuan yang datang ke booth B2W Semarang, dan bilang bahwa dia suka membaca blog sepedaanku, demi mencari ide bersepeda kemana. Honestly, waktu itu aku bengong, selain tentu saja merasa tersanjung. Hoho … kami ini hanya pesepeda ecek-ecek, yang sok dolan saja. Aku ingat waktu itu si mbak bilang dia akan mengadakan event sepedaan ke Pantai Cahaya setelah membaca pengalamanku bersepeda ke situ. Aku dan kawan-kawan hanya naik sepeda seadanya, sedangkan si mbak, eh, tante itu bersama kawan-kawannya naik sepeda balap. Keren!

 

Sekitar seminggu atau dua minggu yang lalu seorang kawan pesepeda mengirimiku flyer, tawaran untuk ikut sepedaan yang dia beri tajuk 'Penataran Loop'. Kata 'Penataran' mengingatkanku pada perjalananku dolan ke Blitar dan Malang bersama Ranz di bulan Juni 2014. Jadi penasaran mungkin kawan sepeda yang mengadakan event ini pun terinspirasi dari kisah dolanku bersama Ranz ya? 10 tahun yang lalu!

 

Maka kemarin, Jumat 3 Mei 2024 waktu Ranz dolan ke Semarang, aku ceritain tentang hal ini. Hingga kami pun bernostalgia kisah-kisah yang pernah kita jalani bersama. Aku juga ingat ada sepasang suami istri yang ikutan bersepeda ke TamanNasional Baluran setelah aku dan Ranz sepedaan ke sana, di tahun 2015. Sepasang suami istri yang sama ini pun kemudian ikutan sepedaan ke Bali dan Lombok. Aku yakin seyakin-yakinnya bahwa tentu mereka terinspirasi dari pengalamanku dan Ranz bersepeda ke Bali dan Lombok di tahun 2015 pula.

 

Setelah semenjak pandemi di tahun 2020 aku dan Ranz hanya dolan ngepit Solo - Jogja - Solo doang, adalah satu kebanggaan saat tahu orang berkunjung ke blogku untuk mencari ide dolan sepedaan kemana begitu. Apalagi setelah kakiku cedera sehingga aku tak lagi bebas bersepeda setiap hari, dan Ranz juga jenuh sepedaan.  Benar-benar satu hal yang menggembirakan. Bagi kami berdua.

 

Ah iya, jadi ingat seorang 'kawan' facebook yang mengatakan bahwa dia mulai memperhatikanku sejak tahun 2011, karena aku sudah mulai menggunakan sepeda lipat untuk 'turing' dari satu kota ke kota lain, sementara di grup Bikepacker di facebook, para membernya baru membahas, "layak ga sih sepeda lipat dipakai untuk turing antar kota?" si om 'kawan' facebook itu bilang, "saya ingat mbak Nana sudah memulai turing naik sepeda lipat sementara waktu itu sepeda lipat belum seterkenal sekarang."

 

Well … well … sudah lama aku tidak menulis hal-hal yang membanggakan diri sendiri seperti ini. Jadi? Lemme do this. Awokawokawok ..

 

MS48 14.14 04/05/2024