Search

Friday, July 28, 2023

Carried Away

  


Di satu postingan akun @penerbitkpg, sang admin bertanya apakah para followernya pernah begitu terbawa suasana tema buku yang dibaca sehingga menangis. Kebetulan beberapa hari lalu aku habis membaca tulisanku sendiri di sini. Well, aku mungkin memang sudah cocok masuk di komunitas Kagapi alias Kagama tapi pikun, lol. Kalau aku tidak menulisnya di situ, aku lupa bahwa aku pernah membaca sebuah cerpen di pinggir sungai, dan kemudian menangis terguguk gegara tema cerpen yang menyentuh hati.

 

(Well, Iksaka Banu sebagai penulis kisah yang berdasarkan sejarah tidak begitu saja menulis satu cerita, I believe. Pasti dia telah membaca satu literatur yang mengisahkan hal-hal yang mirip yang dia tulis di cerpen berjudul "Semua untuk Hindia" itu.)

 

Seperti yang aku tulis di satu status di media sosial, aku ini a slow reader. Saat membaca, aku biarkan otakku berpikir ke sana ke mari, menghubung-hubungkan apa yang aku baca dengan apa yang aku punya di 'otak', eh, 'ingatan'. Maka, maklumlah, jika aku bisa butuh waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan membaca sebuah novel. (Meski pernah juga aku selesai membaca sebuah novel hanya dalam hitungan kurang lebih 8 jam, saking 'ringannya' topik novel yang kubaca. Haha …)

 

Hal yang sama dengan saat menonton film yang aku suka. Misal: film seri SEX AND THE CITY. Sudah beberapa artikel aku tulis di blog berdasarkan topik beberapa episode yang aku tonton (berkali-kali). I am oftentimes carried away by the stories.

 

THE AGONY AND THE 'EX'TASY

 

Semua penggemar SATC pasti tahu hubungan Carrie dan Big yang on/off beberapa kali di season 1 - 6. Di episode pertama season 4 ini, mereka sedang 'off' relationship. Dikisahkan di episode itu, Carrie akan berulangtahun yang ke-35. Di satu percakapan -- saat keempat sekawan itu sedang makan siang bersama, Carrie mengatakan perasaannya: "I feel so lonely knowing that I have no one I call a soul mate. Now that I am nearing 35 years old, I even feel more miserable." Karena kebetulan keempatnya sedang 'kosong' saat itu, mereka pun saling menguatkan. (well, kecuali that warrior Samantha! You know her! Haha …)

 

Untuk menghibur Carrie, Samantha mempersiapkan small birthday celebration, dengan memesan satu meja dan beberapa kursi di malam ultah Carrie, di satu resto. "Call and invite Big to come. You two are friends now, right?" kata Samantha. Carrie benar-benar menelpon Big. Sayangnya saat itu, Big dikisahkan sedang berada di London for some business.

 

Malam itu, ternyata tak satu pun datang ke resto yang telah dipesan oleh Samantha, kecuali Carrie sendiri. Everybody else was trapped in some things: traffic, job, etc. Saat meja sebelah juga sedang ada perayaan ulang tahun, Carrie felt discarded, alone, lonely.

 

Big and Carrie

 

Luckily saat pulang ke apartment-nya, Carrie melihat mobil yang ditumpangi Big berhenti di depan. Big membawakannya beberapa balon berwarna merah, mungkin sebagai ganti a bunch of flowers, dan sebotol champagne. Mereka ngobrol sebentar di dalam mobil Big.

 

Carrie: "How do you feel about 'soul mates'?"

Big: "I like the word 'soul'. I like the word 'mate'. Other than that, you got me."

 

For sure, Big's coming, although very late, and only for a while, had made that day a fabulous day for Carrie.

 

Tiba-tiba aku jadi ingat satu episode -- entah lupa episode berapa, season berapa -- ketika Carrie dan Miranda merasa tidak bisa berteman dengan their ex boyfriends. Di episode 1 season 4 ini, kita melihat bahwa Carrie dan Big 'akhirnya' bisa 'berteman'. Apakah karena diam-diam mereka masih saling mencintai dan saling mengharapkan untuk bisa kembali menjalin kasih?

 

Well, anyway, konon memang Candace Bushnell memilih Big untuk menjadi Carrie's last boyfriend, bukan Aidan, apa lagi Berger, lol. "Because my mother doesn't like Aidan!" kata Bushnell, lol. "Aidan is just so not for Carrie."

 

PT56 16.55 28.07.2023

No comments: