Search

Thursday, June 29, 2023

Wadulan

 

rumpiiii 😁

Di link ini aku menulis bahwa salah satu fungsi media sosial adalah ajang pamer. Pamer apa saja yang ingin kita pamerkan. Yang sadar bahwa medsos itu ajang pamer, tentu ga akan 'ngomyang' ketika melihat orang-orang pamer apa pun yang mereka punyai. Atau, kalau mereka merasa terganggu dengan postingan orang-orang, cukuplah tekan tombol 'unfollow' maka pameran akun-akun tertentu tidak akan mereka lihat. Simpel kan ya. Lol. Ga usah nulis status ndakik-ndakik nyinyirin yang pamer, lol.

 

Di postingan sebelum ini, aku menulis tentang curhat. Aku bukan tipe orang yang mudah curhat tentang sembarang hal pada sembarang orang. Kalau aku merasa terganggu (atau sebaliknya, tertarik) pada postingan orang-orang tertentu, aku paling-paling cerita pada anakku maupun Ranz. Angie paling Cuma ngetawain emaknya yang menurutnya mungkin kadang reseh. Lol. Ranz paling Cuma ndengerin sambil manggut-manggut, tanpa memberi respons apa-apa, kecuali kalau aku bertanya, "What do you think about this?" Mereka berdua -- Angie maupun Ranz -- berada di luar 'circle'ku, jadi mereka tidak mengenal siapa-siapa yang aku jadikan topik obrolan.

 

Sekian tahun yang lalu, seorang kawan -- sesama anggota grup alumni -- mendadak nginbox aku, mengajak ghibah, lol. "Mbak, kamu tahu ga si embak yang itu? Dia lagi ngejar-ngejar seorang laki-laki loh. Memang sih laki-laki itu ganteng dan tajir. Tapi, mosok dia ga malu ngejar laki-laki begitu di tempat umum seperti facebook ini?"

 

Aku bengong waktu itu. Piye ki le njawabe? Lol. Aku ingat aku hanya merespons begini, "oh, aku ga tahu. Aku ga berteman dengan perempuan itu, juga dengan lelaki itu."

 

Si mbak kemudian cerita sedikit tentang si lelaki yang tajir dan murah hati itu. Aku hanya komentar, "ooo." nampaknya si mbak tahu bahwa aku tidak begitu berminat diajaknya berghibah, lol, akhirnya dia pun tidak melanjutkannya.

 

 

*******

 

Beberapa bulan lalu, seorang kawan menulis status nyinyir. Tak lama kemudian, dia lanjutkan dengan status, "wis tak batin, mesti ana sing wadul. Dan aku ngerti yang wadul itu siapa." Whaikiiiii …

 

Aku Cuma membaca status nyinyir yang berjilid-jilid itu, lol. Dan karena aku tidak tertarik, ya aku Cuma membacanya dan tidak merasa perlu mengajak siapa pun berghibah tentang hal ini. Wkwkwkwkwk …

 

Hari ini, Kamis 29 Juni 2023, pas Hari Raya Idul Adha, aku menulis status, "Terutama yang perlu disembelih itu sifat angkuh di dalam diri kita yang selalu merasa paling benar, pintar, dan hebat." eh, lha kok ada komen begini,

 

"aku suka tritmu ini Cik. Apa lagi jika ditambah kata jangan usil, nyinyir, dan wadulan. Met Idhul Adha ya. Maafkeun kalau ada salah kata."

 

Lha dalaaah, lol. Aku ora melu-melu nek masalah wadulan. Ben wae sing arep wadul, lol. None of my business. Meski, well, sejak aku punya seseorang yang aku 'dub' sebagai 'other half' kadang aku ya wadul juga, lol, wadul ke dia, dan kemudian merumpi berdua saja. Ga perlu menulis di status yang bakal membuat banyak orang yang membaca status menjadi bertanya-tanya dan jadi bertele-tele.😃😄😆

 

(aku tidak menulisnya di status facebook, tapi menulisnya di blog, wkwkwkwkwk …)

 

PT56 18.24 29.06.2023

 

N. B,:

'wadul' (Bahasa Jawa) artinya mengadu, sejenis curhat ya? dalam Bahasa Indonesia

 

No comments: