Search

Thursday, June 29, 2023

Random Curhat

 


Pernahkah kamu curhat pada orang yang hanya sekedar lewat dalam hidupmu?

 

Aku pernah. Sekitar tahun 1999, saat pertama kali mengenal dunia internet dengan 'fitur' chat-nya yang dikenal dengan nama mIRC. Aku yang memendam banyak 'rahasia' berupa kekecewaan dalam hidupku, namun tidak punya keberanian untuk curhat pada seseorang yang aku kenal di dunia 'nyata'. 'menemukan' dunia cyber via fitur chat itu serupa sorga buatku.

 

Kok bisa aku curhat pada orang yang tidak aku kenal dengan baik? Well, you know banyak orang yang merasa butuh melepaskan tekanan-tekanan dalam diri namun tidak nyaman bercerita pada keluarga atau teman. Mereka hanya ingin 'ngomel' ke dunia: "Why is my life like this?" lol. (Padahal menurut the so-called 'theory' butterfly effect bahwa apa yang terjadi pada diri kita saat ini adalah reaksi dari apa yang kita lakukan di masa lalu ya. Yang ini berarti bahwa pertanyaan 'why my life is like this' ini kemungkinan juga disebabkan oleh what I have done in the past. 😁)

 

Rasanya lega setelah 'ngomel' ini, meski kita hanya 'ngomel' ke strangers atau passerby. Kita ga perlu diberi masukan atau input atau apa pun itu karena orang yang kita curhati belum tentu tahu persis apa yang telah terjadi pada diri kita.

 

Setelah berani membuka diri bahwa hidupku tidak baik-baik saja pada para strangers yang kutemui di internet, akhirnya aku mulai memiliki 'gut' untuk curhat ke rekan kerja. Dan karena aku tidak mudah berteman dengan lelaki (ini satu hal yang harus 'kucari akarnya' apa yang terjadi ketika aku kecil sehingga aku merasa tidak mudah berteman dengan laki-laki) aku pun curhat ke rekan kerja yang perempuan.

 

Aku 'sempat' memiliki cyber (boy)friend di tahun 1999 - 2001.  Awalnya ya iseng chatting, kami merasa cocok ngobrol, dan ternyata dia mulai menungguku online, dan kami pun mulai 'kangsenan' untuk chat bareng. Padahal jarak waktu kita itu 12 jam. Kami chat secara teratur hingga satu kali kami harus berpisah.

 

Aku bertemu dengan Abang -- one best friend of mine -- melalui satu mailing list yang di tahun-tahun 2005 - 2010 sangat populer. Awalnya dia hanya membaca tulisan-tulisan yang aku kirim ke milis, dia mengaku sering mengunjungi blog-ku untuk mengenalku dari jauh, tanpa aku ketahui. Dia mememberanikan diri menyapaku ketika satu kali aku berhenti mengirim tulisan ke milis. I guess I was too busy at that time. Aku yang heran memiliki secret admirer, lol, pun membalas email perkenalannya itu. Dan, aku yang sedang limbung -- kehilangan beberapa kawan dekat yang pindah ke luar kota/negeri -- merasa punya teman baru untuk curhat. He was my Guardian Angel (and I was his Humming Bird) in 2006 - 2010.

 

You see? Aku butuh seseorang yang aku kenal dengan baik untuk curhat, especially if this person is a man ya. Dan aku pun yakin dia akan bersedia meminjamkan telinganya untukku. Eh, meminjamkan matanya untuk membaca curhatanku. Lol. Atau? A real stranger, dimana aku yakin aku tidak akan pernah bertemu dengan orang ini lagi in the future.

 

Makanya aku heran ketika ada orang yang secara random curhat ke aku. Aku dengarkan dengan baik. Aku beri respons secukupnya. (Aku bukan tipe orang yang out of the blue secara random memberi saran ya, kecuali jika memang orang itu memintaku melakukannya.) Aku lebih heran lagi ketika tahu orang itu ternyata curhat ke orang-orang lain lagi yang ada di sekitar kami. Dan, ketika dia (mungkin) berpikir aku tidak memberinya respons yang sesuai keinginannya, dia memblokir akunku.

 

Astagah, kok aku kembali 'refer' ke sesembak yang itu lagi yak? Wkwkwkwkwk …

 

PT56 11.16 29.06.2023

 

No comments: