Search

Tuesday, February 21, 2023

Independent women don't need to marry?

 


Beberapa minggu yang lalu, saya membaca facebook story seorang kawan. Intinya adalah bahwa jika seorang perempuan sudah terbiasa mandiri, apa-apa dia lakukan sendiri, akan sulit baginya untuk 'dijinakkan'. (well, mungkin bukan diksi 'dijinakkan' yang dia pilih, saya lupa, tapi, something like that lah.) Beberapa waktu kemudian, saya bercerita kepada R tentang story kawan ini; let's call her Y. Komentar R adalah: "memang begitu kan? Jika seorang perempuan sudah terbiasa mandiri, buat apa dia menikah?"

 

Dengan pelan, saya menjawab, "menurutku ga begitu sih. Y hanya perlu bertemu dengan lelaki yang tepat untuknya, yang bisa memahami karakternya dan apa yang dia inginkan/butuhkan dalam hidupnya. Aku mengenal banyak perempuan yang mandiri (di medsos) yang menikah kok."

 

Saya ingat satu obrolan ringan dengan Abang -- ini nickname yang saya berikan pada salah satu sahabat saya -- mungkin lebih dari 14 tahun yang lalu. Dia bilang, "Kamu tuh sebenarnya ga radikal-radikal amat sih Na. Cuma memang kamu butuh pasangan yang tepat untukmu. If you meet a man like me in your life, and he is in love with you and you are in love with him, I believe it will be okay for you to marry him." and, damn, I think he was right. Lol.

 

hahaha, this is funny!

 

Sebelum menulis ini, saya membaca beberapa artikel yang membahas beberapa alasan mengapa perempuan tidak ingin menikah juga kisah beberapa perempuan yang memilih menikmati hidup tanpa terlibat komitmen. Masing-masing memiliki alasan sendiri-sendiri yang tidak bisa kita generalisasikan. Namun ada satu hal penting yang mungkin agak susah -- meski tentu saja mungkin dijalani -- jika dilakukan di Indonesia: jika seseorang tidak ingin menjadi gunjingan orang-orang sekitar -- apalagi jika seseorang itu masih hidup di komunitas yang konvensional -- dia sebaiknya menikah agar tidak menjadi sorotan masyarakat karena memiliki seorang partner namun tidak segera menikah. This is something to do related to sex for sure.

 


 

Di beberapa artikel yang saya baca, ada beberapa perempuan yang mengatakan, "why bother getting married and having more responsibilities? Let's just be committed in relationship without getting married." nah, di negara luar sana, sangat mungkin orang hidup bersama dengan life partner tanpa terikat pernikahan dan tidak ada yang nyinyir. Di Indonesia? Mungkin bisa juga ya, jika tinggal di kota metropolitan. Well, saya belum pernah tinggal di kota metropolitan, jadi saya tidak tahu.

 

Sex is a need of many people -- perhaps I can't say it is a need of everyone who is considered adult. You can have sex with your life partner without feeling guilty if you live in communities where the citizens are okay with a couple living together without getting married. In Indonesia? You need to get married first in order that (1) societies do not judge you (2) if your partner is religious, you will not drag him/her to sinful sex. Lol.

 

MS48 18.11 21.02.2023

 

No comments: