Search

Thursday, February 16, 2023

Do you really understand what you write?

 


Do you really understand what you write?

 

Seperti yang saya tulis tadi malam, di satu grup orang-orang intelek ada yang mendadak menulis bahwa orang agnostik itu bodoh. Mereka saking bodohnya tidak bisa memilih dari pilihan-pilihan yang sudah ada. Saya tertawa saat membacanya, dan ter-trigger mencatut omongan seorang kawan facebook untuk menulis komen begini:

 

"orang-orang atheists maupun theists itu sama-sama bodoh. Memang pintar dan bodoh pun terkadang hanya dilihat dari point of view yang mana."

 

Kalimat kedua di atas untuk meng-counter bahwa siapa pun bisa dianggap bodoh. Jadi ya sudahlah, ga usah ngatain bodoh ke orang lain. Begitu. Dan dia balesin, something like, pokoknya orang yang menganggap orang lain tidak pinter karena tidak sependapat, ya wis lah, 'pek-o dewe pintermu'.

 

Di sini, saya langsung ngakak. Kayaknya kok dia ga paham komentar saya yang sarkas yak? Lol. Waktu cerita ke mamas, dia tertawa, sambil bilang, "ada loh orang yang nulis panjang-panjang, dia pikir orang lain bakal paham, ternyata dia sendiri juga ga paham apa yang dia tulis. Apalagi orang lain yak?"

 

Out of the blue saat baca itu, saya ingat R, my biking partner. Sebagai seseorang yang dyslexic, jelas tulisan tangannya pun tidak jelas, (orang dia baca huruf saja hurufnya 'terbang-terbang' kok, contoh: dia sering bingung which is 'b' which is 'd'), maka dulu dia sering menertawakan diri sendiri saat ingat, dia kadang mencatat sesuatu menggunakan tangan (bukan mengetik di gadget), tapi setelah itu dia ga bisa membaca tulisan tangannya sendiri.  Maka, satu kali dulu saya pernah menjadi 'the reader' buatnya, saat dia tahu saya suka membaca, dia meminta saya membacakan buku buatnya. But, trust me, R is a brilliant person.

 

MS48 18.09 16.02.2023

 

No comments: