Search

Saturday, July 28, 2007

Nana in 2005 vs in 2007

Karena sesuatu dan lain hal, terutama yang berkaitan antara pilihan hidup dan tidak hidup, LOL, aku off dari Paradise Club selama kurang lebih 3 minggu. Tepatnya mulai tanggal 5 Juli sampai 25 Juli 2007. Selama kurang lebih 3 minggu itu aku sama sekali tidak melakukan kegiatan olah raga sama sekali, kecuali menyempatkan diri untuk mengepel rumah Bundaku yang lumayan luas beberapa kali. 
Akibatnya?
Aku rasanya ingin kembali mengeluh lemak yang bertengger di perut atas maupun bawah, di pinggang, di pinggul, dan sekitarnya itu. Seandainya aku masih tetap rajin menulis diary seperti tatkala aku (somewhat) menderita schizophrenia di tahun 2005 lalu, keluhan ini tentu akan kutulis di dalam diary hampir tiap jam. LOL.
Apa yang membuat keadaanku sekarang (terutama dalam waktu 3 minggu kemarin) dengan tatkala aku masih berkutat dengen tesis di tahun 2005?
Waktu itu selama berada di Yogya, aku tidak punya kegiatan apapun selain membaca, menulis, berpikir, menulis, membaca, berpikir, ngetik. Begitu melulu sebosannya. Terutama selama kurang lebih empat hari dalam satu minggu. Plus, ngapeli dosen pembimbing tesis. Biasanya pada hari Selasa, aku dan Julie berjalan ke rumah Pak Bakdi (NOTE: aku berjalan dari Jalan Kaliurang km 5, membelah UGM ke Kuningan, menjemput Julie yang tinggal di satu rumah mungil di sana. Dari Kuningan, Julie dan aku berjalan membelah UNY sampai ke Jalan Gejayan, sampai di Hotel Plaza (kayaknya namanya sekarang berubah deh) dan menyusuri gang di samping Hotel itu, menuju kediaman Pak Bakdi yang berlokasi di Jalan Kepodang.)
Kegiatan membaca, berpikir, menulis, plus ngeprint dan menyambangi Pak Bakdi ini Di tahun 2005 itu, selama empat hari aku tinggal di Yogya. Tiga hari yang lain aku berada di Semarang dengan kegiatan mengajar. Saat “peak” mengejar deadline (yang kubuat sendiri), aku sama sekali tidak pernah melakukan hobby yang sangat relaxing bagiku: berenang.
Walhasil ya itulah. Tatkala aku membaca-baca diary di tahun 2005 itu lagi, penuh dengan keluhan, “I feel so fatty around my waist, my belly.” Ini memang hasil dari “policy” yang digencarkan oleh media bahwa yang cantik itu yang langsing. LOL. Dan aku memang pernah menjadi korbannya. Selain setelah di tahun 2000 lalu aku berhasil dengan gemilang menurunkan berat badanku dari 55 kg menjadi 41 kg, tanpa minum obat pelangsing. Murni dari berolah raga dan diet, yang tentu saja didukung dengan disiplin diri yang amat tinggi. (FYI, yang paling ngomel-ngomel melihatku menjadi “kurus kering” itu adalah my dearest Mom.)
Nah, setelah “mengalami” memiliki tubuh langsing selama bertahun-tahun, kesibukan kuliah yang tak memberiku kesempatan untuk melakukan olah raga dengan rajin, plus kerakusan untuk selalu makan, dengan dalih menjaga kondisi agar tidak jatuh sakit karena keasikan mengerjakan tugas, akhirnya tubuhku pun pelan-pelan kembali melar. LOL. Tubuhku rasanya jadi ga enak bener.
So ya itulah, depresi in my hellish life, a very strong indoctrination in my religion yang kuterima in my younger years, ditambah berkutat dengan “woman’s madness” idea all the time selama menulis tesis, membuka “virus” schizophrenia untuk merasuki kehidupanku. Plus setelah menikmati memiliki tubuh langsing kemudian “menderita” melar kembali. LOL. Semua itu benar-benar bisa kubaca dengan jelas dalam diary tahun 2005. (Dalam hal ini aku tidak perlu menggunakan segala macam teori, apalagi teori yang “mematikan si penulis”, the Death of the Author. LOL.)
Nah, kembali ke masa “off” dari Paradise Club selama 3 minggu.
Kesibukan blogging memang telah “menyelamatkanku” dari “penyakit” menulis diary yang berkepanjangan, tiap jam menulis, “Gosh, rasanya setelah menyantap satu biji mendoan tadi, plus minum teh hangat, kok perutku melar ga karuan yah”  misalnya. LOL.
Namun rasanya tetap saja aku mengeluh dalam hati. LOL. Apalagi Angie pun ikut mengiyakan. Wah ... LOL. Entah karena dia bosan mendengar aku mengeluh, “Kok Mama rasanya tambah gendut ya Sayang?” atau dia gagal membuatku blingsatan kegelian tatkala dia ngitikin pinggangku yang tertimbun lemak, sehingga tidak langsung mengena di pusat kegelian. Kemarin pagi waktu aku sudah siap dengan baju senamku tatkala akan mengantarnya ke sekolah, dia memandangku dengan mata berbinar.
Kemarin aku sempat fitness selama satu jam. Kemudian ikut erobik selama satu jam pula. Aku agak khawatir juga kalau tubuhku bakal pegal-pegal ga karuan karena dipaksa kerja keras setelah selama tiga minggu bermalas-malasan.
Namun ternyata tubuhku baik-baik saja. Aku tidak merasa capek yang berkepanjangan, maupun pegal-pegal.
Tadi pagi, setelah mengantar Angie sekolah, aku pun langsung meluncur ke Paradise Club. Tatkala cycling, aku baru ngerasa, “Waduh, kakiku kok masih terasa capek yah?” so, aku cycling hanya dalam waktu 20 menit. Itupun “terbantu” dengan konsentrasi membaca buku (yang ringan dan menghibur, bukan yang bikin kepala pusing dan membuatku mengerutkan kening). Tatkala akan melakukan gerakan untuk menguatkan otot bahu, waduh ... aku ga kuat!!! Hahahaha ... ya sudahlah, aku pulang saja.
Sesampai di rumah, aku nyalakan komputer. Langsung mengetik tulisan ini. setelah ini aku akan mandi. Yang kedua kali. Tadi pagi sebelum ngantar Angie sekolah tentu aku telah mandi.
PT56 08.45 280707

No comments: