Search

Tuesday, July 24, 2007

Friendster & Multiply

Ada satu surat pembaca yang cukup menggelitik di surat kabar Suara Merdeka hari ini, 24 Juli 2007. Si penulis ini mengkritik keberadaan satu komunitas di dunia maya yang disebut “friendster”. Banyak mahasiswa (si penulis secara khusus menyebut ‘mahasiswa’ padahal sekarang banyak pula anak-anak yang masih duduk di bangku SMA, maupun yang sudah lulus kuliah) yang ikut “friendster”, satu cara yang dianggap cara “modern” untuk mencari kawan baru. Cara yang “modern” ini dianggap akan menularkan penyakit “asosial” pada masyarakat, sehingga orang-orang akan berhenti berinteraksi secara langsung karena mereka akan lebih memilih berinteraksi lewat internet, maupun hape. Apalagi tidak sedikit pula para member ‘friendster’ yang tidak menulis identitas yang sesungguhnya di profile mereka, plus foto-foto yang bisa jadi merupakan hasil manipulasi belaka.
Sebegitu burukkah situs di dunia maya ini? Dan benar-benarkah tidak ada manfaatnya sama sekali?
Sebagai salah satu member ‘friendster’ sejak Desember 2004 tentu saja aku tidak setuju bahwa ‘friendster’ merupakan cara yang buruk untuk mencari kawan baru. Juga aku tidak setuju bahwa cara mencari kawan baru lewat salah satu situs di dunia maya akan membuat orang menjadi asosial, dan malas berinteraksi secara langsung. ‘Friendster’ justru merupakan salah satu cara untuk bersosialisasi dengan lebin intensif, terutama dengan teman-teman yang tinggalnya jauh di belahan bumi yang lain.
Banyak orang yang menemukan teman lama yang telah menghilang selama sekian waktu di ‘friendster’. Banyak juga orang yang menemukan teman baru yang justru bisa kita jadikan tempat curhat yang enak, terutama bagi mereka yang cenderung memiliki sifat introvert dan sulit curhat kepada teman-teman yang berinteraksi secara langsung, dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Bagiku sendiri?
Aku memang tidak banyak mendapatkan teman baru lewat friendster. Kalaupun toh ada ‘invitation’ dari orang-orang yang tidak kukenal sebelumnya, aku terima. Bila nyaman diajak berkawan, go ahead, kalau tidak ya it is not harmful, mengingat kita hanya berinteraksi lewat dunia maya. Namun, lewat friendster, aku berusaha tetap menjalin hubungan dengan teman-teman, maupun mantan mahasiswa yang telah melanglang buana. Tanpa friendster? Mungkin aku telah lost contact dengan mereka.
Lewat friendster pula, aku mengenal dunia blogging untuk pertama kali. Media blog sangatlah bermanfaat bagi orang yang hobby menulis sepertiku, dan ingin tulisannya dibaca orang banyak, tanpa harus melewati cara yang berbelit-beli, misal, mengirimkannya ke satu koran/majalah, melewati seleksi, dll. Media blog memungkinkanku menulis tentang apa saja yang aku inginkan. Sebagai seorang feminis, tentu saja terutama tentang keresahanku hidup di kultur patriarki yang selalu menomorduakan perempuan ini.
Selain friendster, aku juga mengenal satu situs lain yang tidak kalah menariknya dibanding friendster, yakni multiply. Bahkan bisa kukatakan bahwa multiply memiliki features yang lebih lengkap dibandingkan friendster, karena kita bisa meng-upload maupun men-download musik dan video kesukaan kita. Di friendster semula aku hanya bisa post lirik lagu yang aku suka, di multiply aku bisa upload file lagu dalam bentuk mp3. ada saat ketika aku begitu keranjingan upload lagu-lagu di multiply tanpa aku tahu untuk apa, selain narsis ingin menunjukkan kepada orang-oranga bahwa aku memiliki file lagu-lagu tersebut.
Di kemudian hari, setelah aku tahu bahwa multiply memiliki fasilitas untuk melihat siapa-siapa saja yang telah mengunjungi multiply page ku, goodness!!! Aku begitu terpana mengetahui ternyata telah ribuan orang yang mengunjungi music pageku. Sebagian dari mereka menuliskan pesan, “Terima kasih telah berbagi lagu. Aku suka sekali dengan lagu ini. Telah sekian lama aku mencarinya, eh, ketemu di multiply mu.” Kadang ada yang meninggalkan pesan dengan kalimat yang begitu menyentuh, “Tuhan yang akan membalas kebaikanmu ini.” Gosh!!! Is that so valuable?
And you know what? Ini membuatku ingin lebih rajin lagi upload lagu di multiply pageku, untuk berbagi dengan orang banyak, untuk membuat orang lain senang. Dan kata orang yang percaya, membuat orang lain senang akan mendatangkan pahala. Benar? LOL.
Adikku yang juga menjadi keranjingan multiply semenjak ku-invite ke multiply, telah mendapatkan banyak lagu yang dia inginkan. Kadang, dia menemukan satu multiply page yang menyediakan lagu yang dia sukai, dari penyanyi tertentu. Tatkala dia tidak menemukan lagu dari penyanyi tersebut, dia cukup meninggalkan pesan, misal, “Eh, kamu punya lagunya Uriah Heep yang berjudul bla bla bla ga? Kalau ada, tolong di-upload dong.”
Tak lama kemudian, si multiply-er membalas, “Ada, tunggu, nanti segera ku-upload.” Dan yah ... bersukacitalah adikku. 
Segala sesuatu memang memiliki dua sisi, positif dan negatif. Sekarang tergantung kepada kita si pengguna yang dianugerahi oleh Tuhan akal. Mampukah kita mamaksimalkan manfaat sesuatu itu? Atau akankah kita membiarkan diri menjadi korban?
PT56 14.55 240707

No comments: