Search

Thursday, April 18, 2024

Lebaran Holiday 2024

 


One important thing to note: 1 Syawal 1445 H jatuh di hari yang sama, baik menurut pemerintah, Muhammadiyah, maupun NU, yakni hari Rabu 10 April 2024, meski untuk awal bulan Ramadan, Muhammadiyah memulai 1 hari terlebih dahulu ketimbang yang ditentukan oleh pemerintah: pemerintah menentukan puasa dimulai hari Selasa tanggal 12 Maret, sementara Muhammadiyah memulainya di hari Senin tanggal 11 Maret 2024.

 


 

Di hari Rabu 10 April 2024, setelah shalat Ied di masjid Al-Huda, yang terletak kurang lebih 150 meter dari rumah, aku dan Angie di rumah saja, tidak pergi kemana-mana. Guess what? 'ritual' pertama di tanggal 1 Syawal tentu adalah pergi shalat Ied (eh, meski mengaku sebagai agnostic, di hari idul Fitri maupun Idul Adha, aku masih menyempatkan pergi shalat ied loh, wkwkwkwkwk …). Ritual kedua adalah makan ketupat opor ayam dan sambal goreng ati ampela. Ritual ketiga adalah mencuci! Hohoho … cucianku buanyak sekali! Setelah itu? Ya stay di kamar, entah main apa kek di laptop, atau membaca buku, atau scrolling media sosial sak jelehe. Wkwkwkwkwk …

 

Kamis 11 April 2024

 

Tanpa rencana yang ndakik-ndakik, lol, kami sekeluarga dolan ke Chocomory a.k.a The Dairyland on the Vallegy, satu destinasi wisata yang lebih dikenal sebagai 'Cimory'. Kami berangkat dari rumah pukul 08.15, mengantisipasi jika terlalu banyak pengunjung ke sana, bakal susah untuk mendapatkan tempat parkir.

 

Meski jarak dari rumah menuju Cimory ini kurang dari 35 kilometer (yang aku ingat jarak dari rumah ke pertigaan Bawen 35 km!), kami butuh waktu kurang lebih 2 jam baru sampai sana; yang nyetir pelan sekali, yang numpang mobil pada sabar-sabar orangnya. Lha gimana mau ga sabar, ketimbang disuruh nyetir sendiri? Wkwkwkwk …  meski masih cukup pagi kami sampai, tempat parkir yang adai di bagian 'atas' alias di pinggir jalan raya ini sudah penuh, kami perlu turun ke tempat parkir yang ada di bawah. Tapi, untunglah, masih sangat mudah mendapatkan tempat parkir di sini.

 

Karena ini masih situasi lebaran, tiket masuk yang disediakan 'hanya' tiket kombo, yakni semua pengunjung harus membeli 3 tiket sekaligus, untuk masuk ke The Dairyland alias mini zoo, masuk ke Sakura Park, dan masuk ke MiniMania. Namun ada harga special, yakni untuk ketiga tiket ini, kami hanya diminta membayar Rp. 45.000,00 per orang.

 

di MiniMania, ini stonehenge KV seribu 😄

 

Aku lupa kapan aku dan Ranz ke sini. Waktu itu, sudah pandemi, aku ke Solo, kemudian, adiknya Ranz ingin dolan ke Semarang, maka berbondong-bondong keluarganya Ranz (minus kedua orangtuanya) mengantarku balik ke Semarang. Semula kami mau ke Dusun Semilir. Kami sudah masuk untuk mencari tempat parkir, namun kami tidak mendapatkan tempat parkir. Dan melihat kerumunan orang yang begitu banyak, di tengah masa pandemi itu kesannya menakutkan! Akhirnya kami tidak jadi masuk ke Dusun Semilir, kami malah ke Chimory. Saat itu, tiket tidak dijual 'kombo'. Untuk masuk kami hanya beli satu tiket, yakni yang ke The Dairyland.

 

Seingatku di area The Dairyland dulu itu tidak begitu banyak jenis binatang. Ternyata kali ini lumayan banyak binatangnya! Yang kuingat, kandang pertama yang kami lewati berisi angsa, angsa-angsa berleher panjang yang cantik, namun suka nyosor sesukanya, lol. Di sebelahnya ada kura-kura yang ukurannya lumayan besar. Di sebelahnya lagi ada ular, ada 3 jenis ular yang diletakkan di 3 kandang yang berbeda.

 

Yang paling disukai Angie dan kedua adik sepupunya adalah Bird Aviary. Ada banyak burun merpati yang jinak di situ. Pengelola menyediakan makanan burung yang bisa dibeli dengan harga sepuluh ribu rupiah. Jika makanan burung itu kita letakkan di telapak tangan, burung-burung itu akan datang, bertengger di lengan, dan mulai mematuki makanan di telapak tangan kita!

 


Dari Bird Aviary, kami menuju area kelinci. Yang ingin masuk ke kandang kelinci ini, diminta membeli tiket yang seharga sepuluh ribu rupiah, harga 10ribu rupiah ini kemudian ditukarkan 3 gelas yang berisi wortel, untuk 3 orang. Pengunjung bisa memberi makan kelinci-kelinci itu dengan wortel. Tak heran makanya kelinci-kelinci itu nampak gemuk-gemuk dan sehat.

 

Dari sini, kami berjalan menuju kandang sapi. Di sini, pengelola menawari pengunjung yang ingin memeras susu sapi. Tapi, tak satu pun dari kami yang ingin mencoba memeras susu sapi. Di dekat kandang sapi, ada permainan melemparkan semacam paku ke arah balon-balon yang disediakan. Dengan membayar limabelas ribu rupiah, kami memeperoleh 5 paku. Sayangnya, yang boleh main hanya satu orang yang sama, tidak boleh ganti-gantian. Dengan suka cita, Angie pun bermain, dia berhasil memecahkan 4 balon, hanya lemparan yang pertama yang meleset.

 

Dari sana, kami berjalan ke arah little donkey. Keledai itu sudah lebih kecil dari kuda, nah, kali ini keledainya lebih kecil dari keledai yang aku pernah lihat sebelumnya. Ada dua keledai, yang jantan bernama Jason, yang betina bernama Jinnie.

 

aku memang paling centil di antara 3 sisters ini 😎😂

Dari sana, kami menuju Sakura Park. Bunga-bunga sakura yang palsu ditempelkan di dahan-dahan pohon yang palsu juga, lol. Tapi, lumayan kok kalau dilihat di foto nampak seperti asli. Hahahaha … di sini juga disediakan sewa baju ala Jepang. FYI, di sana sini ada tulisan bahwa area ini sedang direnov, belum selesai dibuat. Aku pun bilang ke Angie, "ini maksudnya biar pengunjung datang lagi ke sini, setelah area ini selesai direnovasi." wkwkwkwkwk … Kebetulan pas kami di area ini, matahari bersinar dengan amat terik. Satu-satunya kios minum dan jajan yang ada di situ pun dikerumuni banyak pengunjung. Kebetulan di tiket yang kami beli, ada bagian tiket yang bisa ditunjukkan bahwa kami mendapatkan diskon 20% jika membeli lemon tea maupun es krim. Kebetulan waktu kami sampai di sini, es krimnya habis, maka kami hanya membeli lemon tea saja.

 

Keluar dari Sakura Park, kami menuju 'rumah hobbit'. Kebetulan ada seorang petugas yang mengenakan topi yang runcing, yang dengan mudah aku mengenalinya sebagai 'kurcaci'. Adek yang sempat ngambeg karena ga kebagian es krim, dengan suka cita menerima pemberian balon oleh si 'kurcaci' tersebut. Apa lagi ketika si kurcaci main sulap. Si kurcaci bisa menyulap sebuah kotak yang semula kosong menjadi berisi permen, dan kami diberi permen satu per satu.

 


Dari rumah hobbit kami menuju area MiniMania. Namun sebelum sampai sana, kami melewati kios es krim lagi. Kami pun beli es krim, tetap dengan diskon 20%. Di sini kebetulan juga ada yang berjualan mendoan dan tahu bakso, Noek beli satu porsi mendoan dan satu porsi tahu bakso. Belum selesai kami menikmati es krim, gerimis datang, kali ini lebih deras ketimbang sebelumnya, tapi, kami tetap bergeming.

 

Setelah menghabiskan es krim, kami menuju MiniMania. Ada apa di area ini? Yah, beberapa landmark negara-negara dalam bentuk mini, misal Big Ben, Petronas Tower, Pyramid Egypt, 'Candi' Inca yang mirip Candi Sukuh, London Bridge, termasuk miniatur Candi Borobudur, dan Monas Jakarta! :) di sini Adek kepengen naik sepeda listrik, tapi ga ada yang berani memboncengkannya, ngambeg lah dia. Hahaha … tapi ga pakai lama, kami segera meninggalkan area ini, sudah saatnya kami makan siang!

 

Saat akan ke luar dari area, kami melewati toko meerchandise. Nah, melihat banyak boneka mungil-mungil, Adek pun lupa bahwa dia ngambeg sebelumnya. Dia sibuk memilih boneka mana yang akan dia beli. Kebetulan, dia baru dapat angpau dari pakde/bude/om/tante dari pihak papanya, dia pun dengan bangga menggunakan uangnya sendiri untuk membeli satu boneka sapi yang mungil.

 

Setelah meninggalkan Cimory, kami menuju Bawen. Aku mengajak makan siang di Kampung Kopi Banaran. Kebetulan saat masuk di pintu, seorang satpam bertanya apakah kami akan makan di resto yang terletak di pinggir jalan situ, atau mau ke Sky View. Wah, aku belum pernah ke Sky View! Maka, aku bilang kita ke Sky View saja! Mumpung naik mobil ini, lol. Biasanya kalau aku ngedate dengan Ranz di sini, kami hanya nongkrong di satu gazebonya. Duluuuu, pernah juga sih, kami jalan-jalan mengitari kebun kopi Banaran sini, tapi kami ya belum pernah sampai di Sky View.

 

Pemandangan di Sky View cukup spektakuler sebenarnya. Sayangnya, di situ panas sekali! Kata pekerja di situ, jika ingin mendapatkan pemandangan yang bagus dan tidak panas, ya datang saja di sore hari. Lol. Kami sekeluarga sempat memilih satu tempat duduk, kemudian pindah ke gardu pandang, ternyata di situ malah lebih panas, mana tidak ada angin yang berhembus pula. Kami pun pindah lagi. Setelah memesan makanan, karena tempat kami duduk tetap terasa panas, kami pindah lagi ke tempat lain, lol. Hal ini membuat repot sang waiter saat mengantar makanan/minuman.

 

Satu hal yang perlu kucatat di sini adalah: pesananku grilled chicken barbeque tidak datang! Pesanan yang lain datang! Saat akan membayar di kasir, dari 'receipt' yang diprint oleh kasir, ternyata memang pesananku tidak tercantum di situ. Bahkan minuman -- es teh -- semula datang hanya 2 gelas, semula kami pesan 7 gelas. Ketika ada pesanan es teh lima gelas datang, si waiter bertanya, "atas nama Farah?" aku minta Angie untuk tetap mengambilnya karena memang butuh minum lima gelas lagi! Memang saat itu Sky View ramai sekali!

 

Usai kami makan (akhirnya aku makan pesanan Rizka yang ternyata pedas sekali, lambungnya ga kuat.), hujan deras turun. Nah lo. Gunung Sumbing (?) yang sebelumnya nampak gagah perkasa, tak lagi tampak, karena full tertutup kabut!

 

Dalam perjalanan pulang, hujan berhenti. Dan, ternyata di Semarang tidak hujan! Yeay. Karena kalau hujan, handuk yang kami jemur di halaman samping pasti basah kuyub, lol.

 

Sampai bertemu di kisah kami dolan sekeluarga selanjutnya!

 

  1. S.: di hari ketiga, 3 Syawal 1445 H, kami berempat (aku, Angie, Noek, Riz) nyekar ke makam. Sorenya, aku diajak Angie dan Fitri ke café Munro, di Jl. Teuku Umar. Perut yang terus menerus terasa penuh gegara kudu menghabiskan biluluhe yang kubuat sehari sebelum Idul Fitri membuatku tidak bisa menikmati makanan di sana, though.

 

PT56 17.25 13/04/2024

 

di Munro

No comments: