Search

Saturday, April 16, 2011

Good-looking versus (not so) good-looking teachers

 
some teachers and some admin staff in my workplace

*terinspirasi curhat teman di lapak sebelah*

Emang ngaruh ga ya semangat anak-anak bila mereka mendapatkan guru yang good-looking? Jika dapat guru yang good-looking maka anak-anak bakal tambah rajin belajar? *wedew*

Sedikit kisah di lapak sebelah, si anak (laki-laki) dapat nilai jeblok di pelajaran Matematika. Si kakak (perempuan) yang pernah dapat guru yang sama di kelas sebelumnya melaporkan hal yang sama, teman-teman sekelasnya yang laki-laki banyak yang dapat nilai jelek juga di bawah pengajaran guru yang sama. Padahal cara ngajarnya sama enaknya dengan guru Matematika yang lain, aku si kakak perempuan. Herannya, anak-anak laki-laki itu (masih duduk di bangku SD) merujuk ke fisik sang guru yang begini begitu sehingga mereka malas belajar di kelas. NAH LO.

Jadi ingat cerita seorang rekan kerja yang pernah 'dicurhati' seorang siswa kelas 4. Dia ga suka sekolahnya yang lama karena guru-gurunya kebanyakan sudah tua dan tidak good-looking. Sedangkan di sekolah baru (in the school where I work) dia sangat suka karena guru-gurunya kebanyakan perempuan, masih muda dan good-looking. itu sebab dia rajin berangkat sekolah. LOL.

Kalau yang 'curhat' masalah ini anak kecil sih, kuanggap lucu. Tapi kalau yang mengatakannya laki-laki sudah dewasa, jadi bengong pertama kali mendengarnya; kemudian jadi kesal, merasa dilecehkan. (salah sendiri merasa dilecehkan yak? wakakakakak ...

Ceritanya begini ...

*curhat*

Beberapa tahun lalu waktu sedang ngurus SIM, seorang pegawai 'dalam' (sok) berbaik hati membantuku agar pengurusannya lancar jaya (tapi harus keluar duit ratusan ribu tentu saja). Dia sempat menunjukkan ketertarikan (yang berlebih) kepadaku dikarenakan buku yang sedang kubaca pada waktu itu -- JURNAL PEREMPUAN dengan tajuk PENGARUSUTAMAAN GENDER. Sempet ngobrol sedikit, sampai akhirnya dia tahu profesiku yang guru Bahasa Inggris. Dengan raut wajah rada 'dimelas-melaske', dia bilang, "Saya tidak pernah mendapatkan nilai yang bagus untuk Bahasa Inggris dulu, maka kemampuan Bahasa Inggris saya nol besar. Coba kalau guru Bahasa Inggris saya dulu secantik mbak Nana, pasti saya bakal semangat belajar."

Kekesalanku berlipat sebenarnya. Pertama, dia telah membuatku merasa terpaksa menggunakan 'jasanya' agar urusanku selesai dalam hitungan kurang dari satu jam. Kedua, ya itu tadi, pelecehan fisik. Aku merasa dianggap tidak mampu mencerdaskan kehidupan bangsa (dalam hal penguasaan Bahasa Inggris) tanpa kecantikan fisik.

Padahal, suwer, seumur-umur nyokap tidak pernah memuji aku cantik. Mantan -- yang bokapnya Angie -- juga tidak pernah memuji. (curhat beneran ini kalau gini namanya. xixixixixixi ...)

P.S.:
  • hanya iseng-iseng ngetik sambil nungguin anak-anak kelas TOEFL Prep ujian try out. love this!!!
Tembalang, 14.32 160411

No comments: