Search

Friday, May 15, 2020

Sobat ambyar anyaran



Seperti yang kutulis di postingan sebelum ini, aku ini termasuk sobat ambar newbie. Kalau mengenal nama Didi Kempot jelas sudah lama, he was famous enough kan ya. 2 lagunya yang cukup melejit sejak puluhan tahun lalu juga aku tahu, Sewu Kuto dan Stasiun Balapan. Selain itu? Aku tidak tahu apa-apa.


Seingatku namanya mendadak ngehits di pertengahan tahun 2019, apalagi dengan artikel yang ditulis oleh Agus Mulyadi -- seorang penulis di mojok dot com -- yang cukup viral di pertengahan 2019 itu. Tulisan yang menggelitik dan membuatku penasaran, seperti apa sih sebenarnya lirik-lirik lagu Didi Kempot? Meski tertarik dengan artikel itu, aku masih biasa-biasa saja, belum pingin tahu lirik-lirik lagunya, sekaligus 'mengenal' lagu-lagu DK yang lain, well ... meski mulai penasaran.


Kenyataan bahwa beberapa kawan sepedaan mulai nampak demam DK -- misal berkaraoke menyanyikan lagu2 DK, merekamnya, dan ngeshare di medsos -- membuatku kian heran. 'Puncaknya' adalah di satu event sepedaan di Demak; gegara kita harus ngantri naik 'gethek' untuk menyeberangi satu sungai, para cewe2 yang entah mengapa sedang 'kumat' nyanyi-nyanyi ga jelas gitu deh, mulai dari lagunya Celine Dion "My heart will go on" sampai lagunya DK, yang berjudul "Layang Kangen". liriknya yang mendayu-dayu tentang kerinduan seorang kekasih pada kekasihnya yang tinggal jauh darinya membuatku kian penasaran. (Dan baru aku tahu beberapa hari lalu ternyata lirik lagu "layang kangen" ini ditulis oleh DK untuk para TKI/TKW yang merindukan keluarganya.) 


Dan begitulah, aku mulai hunting lagu-lagu DK di youtube, mengunduhnya dan mendengarkan lagu-lagunya, mulai dari "Layang Kangen", "Pamer Bojo", "Cidro", "Pantai Klayar", "Banyu Langit", dll. Mengamati lirik-lirik lagunya membuatku cukup merasa ikut nelangsa, lol, seperti yang kutulis disini. Namun saat menonton videonya saat konser, aku heran, DK sama sekali tidak menampakkan roman wajah yang nelangsa, lol, dia tetap ceria, malah cenderung menggoda para penonton konsernya yang nampak begitu terluka hati, lol. Di kemudian hari baru aku tahu nasihatnya pada para penggemarnya, bahwa patah hati itu tidak berarti akan membuat seseorang terus menerus meratap, dan tidak melakukan hal-hal lain, misal bekerja. Seperti yang kutulis di postingan ini, aku tidak pernah merasakan begitu lara, tidak pernah 'ditinggal pas sayang sayange', lol, namun toh dadaku tetap nyesek jika menyimak lirik-lirik lagunya. 


Dan ... saat mendadak Lord Didi dipanggil YMK pada tanggal 5 Mei 2020, aku merasakan patah hati orang yang ditinggal pas sayang sayange! Aku tahu aku bukan satu-satunya, tapi jika aku masih sering merasakan mataku mendadak basah, (misal hanya dengan membaca komen seorang sahabat di postinganku, "masih ambyar to miss?") di hari ke10 setelah meninggalnya, aku kebangeten ga sih? 


Al fatihah buatmu Mas Didi. Bahagialah disana.

PT56 21.05 15-Mei-2020

No comments: