Search

Friday, May 15, 2020

2 0 2 0



Sebagai seorang newbie dalam jajaran sobat ambyar, terutama semenjak the godfather of the broken heart ini wafat pada tanggal 5 Mei 2020, akhir-akhir ini saya cukup banyak menghabiskan kuota internet untuk menonton video2 yang menayangkan ulang acara televisi yang menghadirkan Lord Didi. Better late than never kan ya? Hmmm …

 

Dari sekian video yang kutonton, saya tertarik pada yang dikatakan oleh Andy Noya dari 'Kick Andy'. Bung Andy bilang waktu diwawancara, di balik panggung, Lord Didi bilang, "saya tidak tahu apa maksud Tuhan di balik 'kesuksesan' saya yang melejit seperti sekarang ini. Saya sempat merasa saya sudah cukup tua dan mungkin karir saya di dunia seni (musik campursari terutama) sudah mentok. Karir saya selama ini memang naik turun. Yang saya heran, ketika saya merasa sudah cukup, Tuhan memberi saya semua ini. Saya sedang bertanya-tanya ada apa di balik ini semua."

 

Satu pertanyaan retoris yang sangat filosofis, menurut saya. Waktu mendengar Bung Andy bilang ini, saya langsung tertegun. Lord Didi seorang perenung ternyata.

 

 

*******

 


Sebelum masuk tahun 2020, orang-orang yang mengaku 'bisa membaca' (di friendlist saya) berlomba-lomba menyatakan tahun yang terdiri dari dua angka kembar ini memberi isyarat segala yang kita terima pun akan dobel; jika itu adalah keberuntungan, maka kita akan mendapatkan keberuntungan secara dobel, begitu juga sebaliknya.

 

Setelah menginjak bulan kelima tahun 2020, mungkin bisa saya simpulkan bahwa di tahun yang angkanya dua angka kembar ini YMK memberi sebagian dari kita kekurangberuntungan yang dobel: gegara pandemi covid19 banyak orang kehilangan pekerjaan, banyak orang yang mendadak kehilangan orang-orang terdekat mereka, dan Indonesia kehilangan beberapa warga terbaiknya, misal Arief Budiman, Glenn Fredly, dan Didi Kempot. Too many to mention pokoknya.

 


Menyitir pertanyaan Lord Didi: apa maksud Tuhan di balik ini semua? Well, pandemi ini kebetulan menimpa hampir semua negara di seluruh dunia, tidak hanya Indonesia. Konon karena manusia ini adalah virus bagi (Ibu) Bumi, dan Bumi telah rusak sedemikian parah, covid 19 ini datang untuk menyembuhkan Bumi kembali. Dengan diberlakukannya 'lockdown' atau praktek sejenis ini di banyak negara, kadar polusi udara menurun drastis. Apakah sudah cukup? Belum. Konon masih akan lebih banyak lagi manusia yang harus 'pergi' dari Bumi. Meski puluhan ribu orang telah meninggal gegara covid19 di banyak negara, Bumi masih overpopulated. Mungkin inilah mengapa kita menemukan banyak orang ignorant pada peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah: "tinggal di rumah saja", "jaga jarak", "jaga kebersihan", "kenakan masker".

 

Masih berapa lama lagikah kita harus bertahan?

 

It does not matter anymore. Just go with the flow.

 

PT56 20.40 11 Mei 2020


No comments: