Search

Wednesday, July 15, 2020

Dyslexia

Aku: "Look at this pic. Masih ingat dimana?"

Ranz: "Kita pulang dari Karimun Jawa."

Aku: "Wah. Ingatanmu bagus!"

Ranz: "Kalau lihat foto, aku langsung ingat event/pengalaman apa."

Aku: "Kamu ingat kapan?"

Ranz: "10 tahun lalu?"

Aku: "9 tahun lalu."

Ranz: "Owh? Kenapa "hanya" 9 tahun lalu?"

Aku: "Karena kejadiannya tahun 2011."

Ranz: "I don't get it. Please explain it to me."

 


Info:

Ranz is dyslexic, she has trouble in reading and writing letters (also numbers). But her intelligence is good. Pertama kita ketemu 10 tahun lalu, umurku 40 tahun. Sampai sekarang di matanya, aku tetap berusia 40 tahun. Hahahah ... In her eyes, I will never get older than 40 years old

 

*******

 

Ranz adalah seorang dyslexic pertama yang kukenal dengan dekat. Sekitar 9 tahun yang lalu dia memberiku link di youtube untuk memberiku gambaran bagaimana seorang dyslexic melihat deretan huruf-huruf dalam paragraf. Sebagian huruf-huruf itu beterbangan, kemudian kembali ke lokasinya, namun gantian huruf-huruf lain yang terbang. Di saat lain, huruf-huruf itu membayang. Dan begitu saja aku merasa dadaku 'mencelos'; saat itu aku telah mengajar selama kurang lebih 17 tahun dan aku belum paham bagaimana seorang dyslexic memandang huruf.

 

Tidak hanya menunjukkan sebuah video pendek di youtube, Ranz juga menunjukkan huruf-huruf yang dia tulis di sebuah kertas; caranya menulis huruf 'b' dan 'd' sering terbalik, caranya menulis huruf-huruf lain juga kadang terbalik.

 

"Kadang aku juga tidak bisa membaca tulisan tanganku sendiri," katanya dengan nada ringan, tanpa roman wajah yang nampak mengeluh. Ya iyalah, huruf-huruf yang tercetak jelas saja dia harus berusaha keras untuk memahami, apa lagi huruf-huruf tulisan tangannya sendiri yang sering dia tulis dengan cara terbalik.

 

Keterusterangan Ranz saat itu membantuku memahami seorang siswa yang selalu nampak kesulitan jika kusuruh membaca; kalau tidak salah ingat waktu itu dia duduk di bangku kelas 5 SD. Ketika membaca, dia kadang melompat dari satu paragraf ke paragraf berikutnya; bukan hanya melompat dari satu baris ke baris di bawahnya loh. Makanya, jika satu bacaan kubacakan ke dia, dia paham, ketika kubacakan soal-soal di bawahnya -- 'reading comprehension questions' -- dia gampang menjawab. Ini berarti dia memiliki ingatan yang bagus, meski kemampuan membacanya (seolah-olah) buruk sekali.

 

Beberapa tahun kemudian, ada seorang kawan lain yang mengaku dia juga dyslexic. Dia semangat menghadiri acara-acara yang khusus membahas tentang dyslexia. Yang sangat membedakan dia dari Ranz adalah, Ranz sangat piawai membaca peta, (meski susah mengenali arah mata angin Timur, Selatan, Barat, Utara), H benar-benar buta arah, dia sangat susah menghafalkan jalan-jalan, kecuali jalan-jalan yang biasa dia lewati tentu saja.

 

PT56 15.45 15-Juli-2020


No comments: