Search

Friday, May 18, 2007

Nyetir

Sudah dengar berita tentang sebuah Honda Jazz yang ‘melompat’ keluar dari Pusat Perbelanjaan ITC Permata Hijau Jakarta?
Pertama kali mendengar cerita nahas ini dari mulut adikku yang sedang bercerita kepada my Mom kemarin Kamis 17 Mei 07. Aku langsung tercekat mendengarnya, dan lemas seluruh tubuhku. Aku ingat satu peristiwa yang terjadi di tahun 1992.
Saat itu aku sedang KKN di sebuah desa yang terletak di pojok Barat Purworejo. Karena proposal seorang teman KKN dikabulkan oleh Telkom Semarang, aku menemaninya ke Semarang untuk mengambil dana tersebut. Mengapa aku? Pertama, karena tak ada teman KKN lain yang bisa meninggalkan lokasi KKN. (FYI, dosen pembimbing lapangan kita lumayan rajin menengok ke desa, dan berdasarkan peraturan KKN, mahasiswa dilarang meninggalkan lokasi KKN lebih dari 1 x 24 jam.) Kedua, tentu saja karena aku satu-satunya mahasiswa KKN di daerah itu yang berasal dari Semarang.
Meninggalkan desa Bandung Kidul Purworejo di pagi hari, aku dan Pieter sampai di Semarang sekitar pukul 14.30. Kantor Telkom tutup pukul 16.00 yang membuat kita harus bergegas ke sana. Di rumah hanya ada sebuah mobil peninggalan my late Dad. Berhubung aku jarang nyetir, so ya maklum lah kalau aku bisa nyetir hanya sekedarnya saja. LOL. Tapi demi menyingkat waktu, aku dan Pieter berangkat ke kantor Telkom naik mobil. Aku yang nyetir karena ternyata Pieter sama sekali tidak bisa menyetir.
Setelah mendapatkan dana dari Telkom, Pieter mengajakku makan. Aku yang jarang makan di luar (bawaan orang tuaku yang jarang makan di luar), aku bingung mau mengajaknya makan di mana. Aku malu kan kalau sampai dibilangin kurang main di kota sendiri? Padahal memang aku kurang main. Hahahaha ... Akhirnya waktu itu Pieter aku ajak ke food court yang terletak di Plasa Simpang Lima. (Citraland Mall yang terletak di sebelah Barat Laut Plasa Simpang Lama belum dibangun). Food court terletak di lantai 4 kalau tidak salah. (Saat ini aku tidak yakin apakah food court di Plasa Simpang Lima masih ada? Hehehehe ... Maklum ga pernah keluyuran ke situ lagi.)
Sesampai di tempat parkir Plasa Simpang Lima, tukang parkir memberi aba-aba untuk naik ke tempat parkir di lantai atas. Waduh, aku ga pede. Huehehehe ... “Will you drive this car, Piet?” aku menawari Pieter, but dia bilang ga bisa nyetir sama sekali. Aku langsung bilang ke tukang parkir, “Ga berani naik ke lantai atas Pak. Tolong dong cariin tempat parkir di bawah saja!”
Tukang parkir menggoda, “Baru latihan nyetir ya mbak?”
Aku cuma tertawa mendengarnya. Untunglah tukang parkir menemukan satu tempat pas buatku memarkir mobil. Trus, aku dan Pieter naik lift untuk naik ke food court.
Menyadari bahwa aku belum bisa menyetir mobil dengan canggih membuatku tidak berani naik ke atas.
Anyway, mengingat janji manusia kepada Tuhannya saat kapan kita akan kembali kepada-Nya memang tidak akan menghalangi apa pun untuk seorang manusia mengakhiri hidupnya di dunia yang fana ini.
****
Di saat yang bersamaan aku ingat one ex private student of mine, yang sering mengajakku eating out. Satu kali dia bertanya padaku, “Do you think I am a lousy driver, Na?”
“You are a better driver than I am.”
Dan dia langsung mutung. Hahahaha ... “You can drive?” she asked me, dengan mimik wajah tidak percaya. Hahahaha ...
“I can drive. But I have stopped driving for quite a long time. Now I already forgot how to drive a car.” LOL.
Sekitar setahun yang lalu seorang (mantan) rekan kerja terheran-heran mendengarku bercerita naik motor. “Loh, bu Nana bisa naik motor toh? Kirain ga bisa, karena aku belum pernah lihat bu Nana naik motor.”
(baca  naik motor maksudnya mengemudikan sepeda motor, dan bukan hanya duduk di boncengan.)
Apakah kita perlu melihat dulu sebelum percaya? Huehehehe ...Mungkin dia tidak percaya karena seorang teman kerja yang tinggi besar tidak (atau belum) bisa naik motor, sehingga dia selalu tergantung kepada suaminya untuk mengantarnya pergi kesana kemari, sedangkan aku yang kecil mungil bisa naik motor. LOL. LOL.
PT56 12.20 180507

No comments: