Search

Thursday, September 24, 2009

Maron ...

Tidak ada hubungan yang istimewa antara seorang Nana Podungge sang bike-to-worker dengan pantai Maron sebenarnya. Beda dengan Nana Podungge dengan kolam renang yang terletak di Paradise Club plus bangku di pojok tempat si Nana nongkrong ngeringin rambut setelah mandi usai berenang. This was indeed my first love. LOL.

 
Nevertheless, tentu ga bakal Nana lupa nyambangi pantai yang ga begitu indah ini di saat dia libur Lebaran yang kebetulan bertepatan dengan term-break dari tempat dia kerja. So, ga heran lah kalau di satu pagi hari Rabu Nana mengayuh sang ‘orange’ – sepeda kesayangan, bukti kasih sayang teman-teman b2w Semarang – menuju pantai Maron seorang diri. Dua puluh lima menit kemudian sampailah dia di bibir pantai. (FYI, yang dia nikmati dalam perjalanan bukanlah pemandangan sawah maupun tambak di kiri kanan jalan, melainkan jalanan yang menyerupai ombak yang mengalun bergelombang meski berdebu karena hujan tidak turun berhari-hari di Semarang

Setelah memilih tempat untuk beristirahat sejenak, aku pun mengeluarkan buku diary dari tas punggung b2w dan mulai menulis. 

Tiba-tiba aku teringat obrolan ga penting dengan seseorang di telpon kemarin. He is a newbie in my life. Waktu aku bercerita bahwa aku adalah seorang b2wer, dia ga bisa bayangin bagaimana ceritanya seseorang naik sepeda berangkat ke kantor, di zaman seperti ini. (Betapa dia kuper yak? LOL.) Tatkala pertama kali aku mengatakan ‘sepedaan’, dia ternyata ‘hanya’ membayangkan aku naik sepeda keliling kampung Pusponjolo. LOL. Bukan bermaksud nyombong atau sebangsanya itu (kecuali berniat pamer), aku bilang aja rute aku CNR sepulang kerja: Tendean – Imam Bonjol – Tugumuda – Pandanaran – Simpanglima – Pahlawan – Sriwijaya – Peterongan – Pasar Kambing – Mrican – Lamper – Majapahit – Mataram – Bubakan – Agus Salim – Pemuda – Tugumuda – Sugiyopranoto – Sudirman – Kalibanteng – Pamularsih – Pusponjolo.

Aku membayangkan dia mendengarkan ceritaku sambil melongo. Ha ha ha ... (Bagi para cyclist sebangsa si kembar pak Leo dan pak Tatang mah ... rute ini kuecil sak kuku item.)

“Kamu tahu pantai Maron?” tanyaku.
“Tahu...” jawabnya.


“Pernah kesana?” tanyaku lagi.
“Belum sih ...” jawabnya.
“Well, Pusponjolo – Maron adalah rute favoritku, dengan catatan kalau ga turun hujan sehari sebelumnya.” Ceritaku, pamer.
Kubayangkan dia melongo lagi. LOL. “Hah ... jauh amat?” komentarnya.
“Ah, ga juga. Cuma setengah jam kok dari rumahku.” Jawabku merendah, meninggikan mutu.

 
“Sama siapa?” tanyanya.

 
“Biasanya sih sendirian. Sesampai sana ... nah ... nampaklah pemandangan muda mudi berpasangan. Aku sendirian.” Ceritaku, mendramatisir.

 
“Paittt...! Kasihan deh loe...” komentarnya.

 
“Ah, engga. Cuek aja lagi. Being a loner is fun too for me.” Jawabku.

 
“Trus kamu ngapain tuh di sana sendirian gitu? Ngiler dong?” tuduhnya tanpa alasan.

 
“Ya engga lah. Biasanya sih aku bawa buku bacaan, atau diary. Ga papa toh nulis diary di pantai gitu?” jawabku cuek.

 
“Yeeee ... CARI PERHATIAN BANGET!!!!!!!!!!” teriaknya di telpon.
Waduh, heranlah daku. Bukan karena dia berteriak di telpon, melainkan tuduhannya itu loh, CARI PERHATIAN!!! Lha wong aku anteng-anteng aja, duduk manis, di samping si ‘orange’, ndengerin MP4 player, sambil nulis-nulis. Kok aku dituduh cari perhatian? Kecuali kalo dengan pede aku berjoget-joget di tengah-tengah orang banyak. Lebih pede lagi tanpa busana. Wakakakaka ... (bakal langsung dijeblosin ke mental hospital kali ye?) itu namanya cari perhatian.

 
Ya ga?

 
Bener ga?

 
Tapi kamu tahu dia ngomong apa?

 
“Di tengah lautan manusia yang semuanya berpasangan di pantai, ada seorang perempuan duduk seorang diri dengan pede, menulis-nulis di buku diary sambil memandang ke laut lepas. Kamu kira itu ga menarik perhatian?!?” teriaknya lagi.

 
Dan aku pun bengong. 

 
Oh well, mataku yang belor ini ‘mencegahku’ (atau ‘menyelamatkanku’?) untuk mengetahui apakah orang-orang itu menganggap seorang perempuan yang duduk seorang diri di pinggir pantai, di samping sepedanya yang berwarna ngejreng (jangan salahin aku dong. Itu pilihan teman-teman tersayang!) ndengerin MP4 player, sambil menulis diary sebagai suatu bentuk menarik perhatian.

 
Ingatan atas obrolan di telpon kemarin ini sempat membuatku terkikik geli seorang diri tatkala aku mulai menulis diary. Ah, emang gue pikirin? Suasana pantai tidak seramai yang kuperkirakan sebelum berangkat. Dan tiba-tiba aku jadi dapat ide untuk menulis hal ini buat blog.

 
“Blogging? Hobby orang gila. Nulis-nulis sendiri. Menerbitkannya sendiri di internet. Kemudian nyuruh orang membacanya, dan menulis komentar! Huh!” komentar orang yang sama tatkala aku bilang ke dia salah satu hobiku adalah blogging. Huahuahuahaha ...

 
Nampaknya teman baruku yang satu ini akan selalu berada di kutub yang berseberangan denganku. LOL.

 
PT56 11.57 230909

No comments: