Search

Saturday, April 14, 2007

Chat in the Teachers' Room

Obrolan bermula dari warna lipstick yang kupakai pada hari Senin 9 April 2007, warna scarlet. Seorang teman yang bisa dikategorikan sebagai seorang guru baru di afiliasi tempatku mengajar (pindahan dari afiliasi Solo) ternyata mengamati warna lipstickku dan berkomentar, “Lipstick baru ya Ma’am?”

Aku agak kaget (maklum kalau sudah berangkat mana ingat lipstick warna apa yang kupakai? Sama seperti ketika sehabis potong rambut, orang-orang memandangku dengan rasa penuh ketertarikan—kayaknya begitu sih LOL—aku sendiri sudah lupa kalau baru saja potong rambut.) Kemudian aku ingat kalau out of the blue sewaktu mempercantik diri sebelum berangkat ke tempat kerja aku tiba-tiba memilih lipstick warna scarlet untuk memadankan T-shirt yang kupakai yang berwarna merah. (FYI, semenjak membaptis diri sebagai Ms. Black di tahun 2001, aku jarang memakai warna-warni lain ketika berangkat ke kantor selain hitam. Kasihan siswa/mahasiswaku kali ya? Bosen melihat warna hitam melulu melekat di tubuhku?)

“Bukan, ini bukan lipstick baru. Iseng aja pengen pakai yang warna ini.” jawabku ke rekan kerjaku itu.

Kemudian rekan kerja yang mengaku tidak feminin itu bercerita tentang seorang guru rekan kerjanya di Solo. Guru itu suka memakai warna lipstick yang sama dengan yang kupakai kemarin, scarlet. Padahal, katanya, orangnya lemah lembut, suara selalu terjaga nadanya, tidak pernah berteriak, tidak pernah marah, sabar, baik hati, dll, not to mention, sexy. (Ga ada hubungannya ya dengan kesukaannya memakai lipstick berwarna scarlet? LOL. Ga papa dong ya? LOL.)

Satu hari guru kesayangan siswa-siswi itu memakai rok panjang berwarna merah dengan belahan sampai pertengahan paha. Ehemmm!!! LOL. Kebetulan salah satu siswa yang sedang daydreaming (kok bisa yah daydreaming di kelas? Lagi banyak masalah kali. J) sorot matanya memandang ke rok yang belahannya lumayan mengundang itu. Mengetahui itu, sang guru yang cantik jelita kaget, dan berteriak (lupa dia mengontrol nada suaranya)< “Hey!!! What are you looking at???” Sang siswa yang sedang daydreaming gelagapan, dan langsung minta maaf, “I am sorry Miss. No, believe me, I didn’t see anything! I didn’t mean to be impolite to you.”

Kata rekan kerjaku konon guru yang cantik dan feminin dan lemah lembut itu sejak itu tidak pernah memakai rok lagi ketika mengajar, dan ganti mengenakan celana panjang.

Rekan kerjaku itu kemudian bercerita tentang dirinya yang beberapa tahun lalu lumayan memiliki loud taste untuk urusan warna pakaiannya, misal, rok bawahan hijau, atasan kuning, tas selempang oranye. )Harusnya merah yah? Pas dengan warna traffic light. LOL.) Tapi sekarang ga lagi.

Aku langsung ikutan nimbrung.

“Dulu, waktu aku masih konvensional—CATAT, sekarang mungkin jauh lebih konvensional LOL—warna kesukaanku adalah maroon. Karena itulah aku punya beberapa celana panjang, beberapa blazer, beberapa blouse, beberapa T-shirt/polo shirt, beberapa rompi, beberapa sepatu, dan beberapa tas yang berwarna maroon. Aku kurang pede mengenakan sepatu berwarna scarlet, so aku belum pernah punya. LOL. Warna netral lain seperti hitam, coklat, dan beige tentu saja aku punya. Setiap hari aku menyibukkan diri dengan berganti tas tangan waktu akan berangkat bekerja, kusesuaikan dengan warna baju yang kupakai pada hari itu. Walhasil, kadang-kadang karena terburu-buru, kadang ketinggalanlah dompet, dll karena belum sempat memindahnya ke tas yang kubawa. LOL.”

Rekan-rekan kerjaku yang mengenalku sebagai Ms. Black semenjak mereka datang bergabung ke tempat kerjaku terlihat heran mendengarku bercerita seperti itu. “Ternyata Ms. Nana pernah fussy juga yah dengan urusan penampilan seperti itu?” mungkin begitu cara mereka berpikir. LOL.

Aku ingat komentar seorang teman sekolah Angie yang pernah menjadi siswaku. “Ibumu funky bener yah? Suka memakai baju berwarna hitam, dan sepatu bootsnya. Keren, euy. Apalagi kalau dia memakai rok panjangnya yang berbelah di pinggir kiri dan kanan, wah ... seksi habis!” LOL. LOL. Memang dari beberapa rok panjang yang kupunya ada satu yang berbelah di pinggir kiri dan kanan. Belahannya ga sampai paha kok, baru nyampe lutut. LOL. Jadi ingat komentar nakal seorang rekan kerja beberapa tahun lalu, “Wah mbak, belahannya jangan nanggung gitu dong! Sekalian aja sampai pangkal paha.” Wakakakakaka ...

PT56 10.20 100407

No comments: