Search

Saturday, December 16, 2006

Rape ...

Beberapa tahun lalu dalam perjalanan dari Yogya ke Semarang, seorang laki-laki yang duduk di sebelahku dalam bus mengajakku berbincang-bincang yang lumayan mengasikkan, meskipun aku sudah lupa apa tepatnya topik kita waktu itu. Satu hal yang kuingat adalah ketika dia komplain bahwa perempuan-perempuan jaman sekarang ini sudah mulai lupa “keperempuanannya”. Jelas, pernyataan yang akan sangat mudah menyinggung perasaanku. Namun ketika kutanya apa maksud pernyataan tersebut, dia malah menghindar, dan berujar, “Yah ... seandainya tiba saatnya nanti perempuan memperkosa laki-laki, aku akan dengan senang hati mengajukan diri untuk menjadi volunteer.”

Aku sudah lupa apa yang kuucapkan untuk meresponsnya. Yang kuingat hanyalah aku berbicara dalam hati, “Seandainya terbetik keinginan dalam hati untuk memperkosa laki-laki, kamu tidak aku masukkan dalam daftar itu.” Wakakakaka ...

Beberapa bulan kemudian, aku ngobrol dengan seseorang lain—sangat keren, LOL, bayangin aja seperti Lelaki Terindah yang diilustrasikan oleh Andrei Aksana dalam novelnya—yang kemudian membuatku teringat atas perbincangan yang terjadi di atas bus Yogya-Semarang itu. Ketika kukemukakan pendapat laki-laki dalam bus kepada laki-laki yang Indah itu, LOL, dia tertawa, dan berkata, “Wow .. that’s a great idea. I suppose I will volunteer myself too if that happens.” Dan berhubung yang mengatakannnya seseorang yang sangat keren, aku jadi tersipu-sipu. Wakakakaka ...

Beberapa waktu lalu, aku berdiskusi tentang topik ini—perempuan memperkosa laki-laki—dengan Abang. Dia membantah keras bahwa tak akan pernah hal seperti ini berhasil terjadi. Definisiku : “perkosaan terjadi tatkala hubungan seks itu terjadi antara satu pihak yang menginginkannya, dan pihak lain menolaknya. Kalau kedua-duanya mau, itu bukan perkosaan namanya, melainkan hubungan mau sama mau.” Dengan mengatakan hal ini, aku ingin mementahkan pernyataan laki-laki dalam bus, dan juga si Lelaki Terindah itu—kalau mereka bersedia, itu bukan perkosaan namanya. LOL.

Dengan serta merta Abang bilang, “That’s it Na. Makanya laki-laki tak akan bisa diperkosa. Seandainya si laki-laki itu menjadi ereksi—meskipun awalnya dia ogah—itu berarti akhirnya dia pun jadi berhasrat untuk melakukannya. Kalau si laki-laki tidak ereksi, bagaimana cara si perempuan memperkosa laki-laki itu?

Ah entahlah Bang. LOL. Tumben aja si Nana mau ngalah sama Abangnya. Biasanya suka ngeyel dulu. Salah juga ga papa, yang penting ngeyel dulu. Wakakakaka ...

“Sing waras ngalah ya Bang?” รง senjataku yang kadang-kadang dia pakai untuk menyerang aku balik. Wakakakaka ...
PT56 22.39 151206

No comments: