Search

Saturday, December 23, 2006

Feminisme Marxis ...



Mengacu ke tulisanku sebelum ini, terutama yang menyangkut Feminisme Marxis/Sosialis, ada sedikit hal yang ingin kutambahkan di sini. (sebelum diprotes oleh seseorang nih. LOL.) => lihat tulisanku di sini ya.

 

Aku punya seorang teman baik, Y, yang bersuamikan seorang dokter, profesi yang lumayan terpandang di Indonesia. Ketika Y tinggal di Semarang, dia berkarir sebagai seorang guru Bahasa Inggris, sepertiku. Namun, tentu saja penghasilannya jauh di bawah sang suami yang seorang dokter. Apakah hal ini kemudian membuat relasi suami istri ini seperti seseorang dari kelas borjuis dan yang satu dari kelas proletar?

 

Aku harus mengatakan TIDAK. Y yang di mataku memiliki suatu kehebatan yang tidak dimiliki oleh sembarang perempuan—mampu menjinakkan suaminya, dan laki-laki lain, LOL, bercerita kepadaku bahwa di rumah, dia tetap merupakan sang Ratu yang dilayani oleh suaminya. Sebelum mereka memiliki anak, temanku biasa bangun siang, sedang suami karena kadang-kadang harus jaga di rumah sakit pagi hari, jam 6 pagi sudah siap berangkat. Sebelum berangkat, dia bangunkan sang istri tercinta, “Bangun Sayang. Sarapan sudah siap di meja makan. Jangan lupa sarapan yah? Aku berangkat dulu.”

 

Sekarang mereka memiliki dua buah hati yang membuat temanku sibuk mengurusi keduanya. Namun urusan rumah tangga, suaminya yang baru saja lulus dari spesialisnya ini tetaplah mengambil peran. Beberapa bulan lalu ketika mereka ke Semarang, aku bertandang ke rumah mereka. Sementara aku dan Y asik ngobrol, suaminya memasak spaghetti yang lezat buat makan siang kita bersama. Dan Y dengan bangga mengatakan kalau anak-anaknya paling suka spaghetti masakan papinya.

 

Selain Y, seseorang yang dekat denganku juga mengatakan bahwa dia menganggap istrinya tidak seperti kelas proletar dan dia kelas borjuis hanya karena dia laki-laki yang bekerja. Namun dalam hal mengambil keputusa, oh well, dia HARUS yang merupakan the decision maker dalam keluarganya. 

 

Meskipun dia tentu bisa memasak instant noodle, LOL, dia akan sangat suka dimasakin oleh anaknya/istrinya karena dia mengaku sebagai seseorang yang kolokan. LOL. Paling suka kopi tubruk, tapi sering malas bikin sendiri sehingga lebih memilih minum wine yang tinggal ambil dari kulkas, trus ambil gelas, dan gluk gluk gluk. LOL. Untungnya dia bukanlah seorang yang penuntut, minta disiapin makan ini itu. Disiapin apa aja oke, karena dia akan selalu menghargainya.

 

Dan aku harus segera mengakhiri tulisan ini sebelum dia menjewer telingaku karena buka-buka rahasia. Hahahaha ...

 

PT56 12.30 231206

No comments: