Search

Wednesday, November 23, 2022

UNSEEN CREATURES

 

Melani, aku, Merry reunian hari Sabtu 19 November di kafe Serambi

"unseen creatures"

 

Saat makan siang bareng Mel dan Mer hari Sabtu lalu, kami pun membahas tentang satu hal ini: kemampuan melihat hal-hal yang 'tak terlihat' oleh mata orang awam.

 

Mel bercerita tentang seorang keponakannya yang memiliki kemampuan 'melihat'. Si keponakan ini, perempuan, (lupa umurnya berapa sekarang) selalu membiarkan kamarnya berantakan. Nasihat dari keluarga agar kamarnya dirapikan, mental melulu. :) satu kali, saat Mel datang berkunjung, si keponakan sedang tidak ada di rumah, jiwa 'kebersihan dan kerapihan'nya muncul, lol, dia pun merapikan kamar si bocah.

 

Saat si keponakan pulang, masuk kamar, dia berteriak kaget, sambil ngomel-ngomel. Usut punya usut, ternyata satu alasan kuat mengapa dia membiarkan kamarnya berantakan adalah jika ada 'space' yang bersih/tidak ada barang, maka makhluk kasat mata penunggu rumah akan menempatinya. Apparently, meski dia bisa 'melihat' dia tidak mau membina hubungan baik mungkin, sehingga dia ogah melihat makhluk itu.

 

Mer: "Mbak Na, do you believe in such a thing?"

 

Well, aku percaya bahwa di luar kehidupan kita ini, ada kehidupan lain di dimensi yang berbeda. Aku memang tidak bisa 'melihat', namun Ranz bisa melihat 'mereka'. Waktu kuliah S2 di Udinus, Semarang, dia ngekos, yang dia tinggali hanya saat weekend. (dia ambil program kuliah weekend.) Jika sudah lumayan lama dia tidak sempat ke Semarang (tentu setelah kuliah teori selesai), saat datang ke kos, satu hal yang dia katakan, "duh, harus 'berkenalan' lagi dengan makhluk yang menempati kamar kosku."

 

FYI, aku sering banget dulu itu ke kosnya, kadang menginap juga disana, namun, sama sekali aku tidak merasa apa-apa, juga tidak melihat apa-apa. (thank god, lol.)

 


 

Saat aku dan Ranz makan siang di RM 'Oen' yang gedungnya merupakan gedung kuno, dia memilih kursi yang akan membuatnya memandang ke luar/jalan, tidak mau yang menghadap ke dalam, karena tidak mau melihat 'mereka'. :) demikian juga ketika kami makan di tempat lain (biasanya café/resto yang terletak di Kota Lama), dia akan memilih tempat duduk yang dekat pintu masuk/keluar.

 

Tapi, saat kami plus kawan-kawan dolan ke Goa Londa, Tana Toraja, dimana di dalamnya banyak berserakan tulang belulang manusia yang dikuburkan disana, dia baik-baik saja. Alasannya: goa itu telah menjadi destinasi wisata selama sekian lama, jadi 'mungkin' para penunggunya sudah biasa melihat banyak turis yang datang, jadi 'mereka' tidak mengganggu.

 

Dan masih banyak kisah lain lagi sih.

 

PT56 11.07 23/11/2022

 

No comments: