Search

Sunday, August 22, 2010

Pendusta (2)

"Sikat Gigi" adalah salah satu cerpen yang termaktub dalam kumpulan cerita dan prosa Dee yang berjudul Filosofi Kopi yang selalu membuatku memposisikan diri sebagai Egi yang memiliki cinta sejati (yang namun dilabeli sebagai 'kebutaan sejati' oleh Tio) kepada lelaki yang tlah menghuni seluruh hati dan hdupnya selama bertahun-tahun yang senantiaa hadir dalam otaknya saat dia terjaga, tak pernah sedetik pun terlupa hanya saat Egi menyikat giginya lah mendadak dunianya menyempt tanpa lelaki itu, karena yang ada hanalah gigi, busa, dan sikat.

Membaca "Sikat Gigi" kerap kali membuatku berlinang air mata karena merasa terenyuh pada dri sendiri betapa aku pun memiliki cinta sejati (alias kebutaan sejati) kepada lelaki yang keberadaan fisiknya tidak pernah ada saat aku membutukan dukungan -- dan aku pun menghibur diri bahwa dia sebenanya ingin datang, walau hanya dia ucapkan dalam hati, dan karena sesuatu hal dia terpaksa tidak bisa datang.

Membaca "Sikat Gigi" aku senantiasa berurai air mata karena menyadari betapa aku pun memiliki cinta sejati (alias kebutaan sejati) kepada lelaki yang memikirkanku hanya seperseribu dari seluruh waktu yang kuhabiskan untuk melamunkannya -- dan seperti biasa aku pun (kembali) menghibur diri bahwa dalam lubuk hati yang terdalam bisa kurasakan bahwa dia pun sebenarnya selalu memikirkanku, hanya dia simpan rasa itu dalam-dalam -- lelaki yang tidak pernah tahu bahwa aku harus menyikat gigi demi melepaskan dia barang tiga menit dari pikiranku, karena tatkala menyikat gigi itu mendadak duniaku pun menyempit, karena yang ada hanya gigi, busa, dan sikat. Tidak ada ruang untuk merindukan lelaki itu. Meski hanya hitungan menit, namun berarti banyak.

Membaca "Sikat Gigi" membuatku semakin tersadar bahwa aku benar-benar seorang masokis yang menikmati cinta sekaligus uraian air mata perih yang ditimbulkannya. Tidak akan pernah ada akal sehat yang akan mampu mengurai mengapa dan bagaimana cinta sejati (alias kebutaan sejati) itu bercokol kuat di benak dan hati.

Namun, hey ... akankah kau katakan aku pendusta jika tiap kali rasa itu muncul manakala aku menemu lelaki baru yang hadir dalam hidupku setiap waktu? Cinta sejati (alias kebutaan sejati) itu dengan tanpa rasa malu selalu kutawarkan kepada setiap lelaki yang berucap "aku mencintaimu" kepadaku. (Konon cinta sejati hanya datang satu kali?)

PT56 08.40 220810
--------------------------------------------------
Inspired by Dee's "Sikat Gigi"

No comments: