Search

Monday, March 09, 2009

Pindah ke lain hati

Berenang:

Cinta pertamaku yang sunyi

Bersepeda:

Cinta keduaku yang hingar bingar



Bagi mereka yang mengikuti blogku semenjak tahun 2006—terutama Abangku tersayang—tentu tahu aku adalah makhluk penyendiri yang memiliki dunia sempit namun fulfilling. Kala hari Minggu datang, dengan sepenuh cinta aku mempersiapkan diri berangkat ke kolam renang. ‘Perlengkapan’ yang wajib kubawa selain peralatan mandi adalah buku diary, buku bacaan, alat tulis, hape, dan media player. Aku menikmati dua jenis kegiatan yang kulakukan di Paradise Club—tempat nongkrong yang paling asik bagiku: berenang dan mojok di bangku kesayanganku. Setelah berenang kurang lebih satu jam, mandi, ganti baju, aku akan berasik masyuk dengan buku yang kubawa, scribble atau membaca, sambil mendengarkan musik dari MP, dan sesekali berkirim sms dengan Abangku yang di awal perkenalan kita dulu sering penasaran pengen lihat aku mojok: si mata belor sedang menikmati dunia sempitnya; serasa dunia pun miliknya seorang diri. Namun karena lokasi tempat tinggal kita terpisah ribuan mil, tak mudah baginya untuk diam-diam memandangku dari kejauhan.

Kamu kirim fotomu waktu mojok gitu dong Diajeng Cimplon.” Rayunya.

(NOTE: dia suka banget memberiku nick yang lain dari pada yang lain: ‘Diajeng Cimplon’ adalah salah satunya.)

Lah, piye carane Bang aku jepret diriku sendiri begitu? Aku ga punya kamera digital yang bisa kupakai untuk itu,” elakku. Bukan karena aku pelit loh.

Ya minta tolong orang lain kek atau bagaimana? Kreatif dikit napa sih?” katanya lagi, rada maksain. LOL.

Waduh, Bang, malu euy, masak narsis amat?” aku tetap mengelak. LOL.

(CATAT: Nana rada malu juga ketahuan narsis oleh orang-orang Paradise Club karena aku udah telanjur ‘terkenal’ sebagai si “mbak penyendiri yang hobby membaca dan menulis di meja dan bangku yang satu itu”. LOL.)

Akhirnya aku ‘hanya’ menjepret bangku tempatku nongkrong itu dari kejauhan, untuk kupost di blog, agar Abangku bisa membayangkan what I ‘look like’ from a distance. Tentu saja dia tetap harus membayangkan di atas bangku kosong itu ada aku yang sedang duduk, membaca atau menulis, sambil mendengarkan musik dari MP, hadiah pemberiannya tatkala aku dirundung duka di bulan Oktober 2006.

*****

Semenjak aku bergabung dengan komunitas bike to work Semarang, dan mulai menikmati mengayuh sepeda di tengah lalu lalang kendaraan di kota kelahiranku ini, aku mulai meninggalkan ‘dunia sempitku’. Out of the blue aku menjadi makhluk sociable yang sangat ramah kepada para pesepeda yang biasa mampir ke ‘mabes’ b2w Semarang yang berlokasi di dekat patung Pengeran Diponegoro di Jalan Pahlawan Semarang. Acara bersepeda bersama-sama keliling kota, bernarsis ria di depan kamera, berkulineran, sekaligus bercanda saling meledek satu sama lain tiba-tiba menggantikan ‘hari Minggu yang sunyi namun fulfilling’.

Di awal-awal aku masih sangat sering kangen untuk menyendiri, membaca buku, menulis untuk blog—to express things burdening my mind due to many things: terutama to expose my being feminist and religiosity. Moreover, ketika out of the blue aku mendapatkan pekerjaan yang membuatku selalu merasa seperti robot (working from 7 am to 7 pm), hampir tak menyisakan waktu untukku menulis: one challenging intellectual activity for my brain.

Semakin aku terlibat dengan komunitas, aku menjadi merasa semakin bertanggung jawab untuk kegiatan ini itu—bahkan termasuk rutinitas yang bagi banyak anggota membosankan: menjaga ‘mabes’ di hari Minggu pagi, untuk berjaga-jaga seandainya ada calon anggota yang ingin bergabung dengan komunitas b2w Semarang. Ini karena di flyer yang kita bagikan tertulis ‘datang saja ke videotron jalan Pahlawan pada hari Minggu pagi untuk bergabung bersama kami’.

Dan tanpa kusadari aku telah hampir dua bulan meninggalkan ‘cinta pertamaku’: berenang.

Beberapa hari yang lalu aku komplain ke Abang: “Capeekk banget Bang...” sebagai alasan aku ga punya waktu membaca milis, tatkala dia ‘menegur’: “Di milis ada yang ngomongin tentang ‘feminisme’, kok kamu diam saja? Ga sempat buka milis ya? biasanya kalo ada yang nyinggung tentang feminisme, kamu langsung nyamber.”

Makanya kamu jangan ninggalin berenang. Kalo main sepedaan ya secukupnya saja, jangan maksain diri.” Komentarnya.

Wedew, aku capek dengan pekerjaan Bang, bukan karena main sepedaan. LOL.

Pengen ‘break’.

Pengen mewujudkan keinginanku yang telah tertunda lebih dari 3 bulan: menulis tentang Irshad Manji, the secular Muslim lesbian, dan menulis yang lebih thorough tentang film INTO THE WILD. Agar aku bisa segera menonton film-film yang lain. (NOTE: gara-gara obsesi menulis tentang film satu ini, aku berhenti menonton film-film yang lain.)

Pengen balik ke Paradise Club agar bisa ngikut aerobics dan latihan fitness.

Dan lain-lain.

Ternyata aku bisa pindah ke lain hati ya Bang? LOL.

You will never know what lies ahead, my Humming Bird...” kata Abangku satu kali.

NOTE: HB is the loveliest nick he gave me.

PT56 14.35 090309

No comments: