Search

Monday, March 09, 2009

Catatan tercecer ...

Catatan tercecer dari KAMPUNG CYBER SEMARANG event

Komunitas Multiply Semarang (wah, out of the blue, aku menjadi anggota komunitas baru) mengadakan event kopi darat yang diberi tajuk KAMPUNG CYBER SEMARANG pada tanggal 6-8 Maret 2009 di Plasa Simpanglima lantai 5b. B2w Semarang—sebagai salah satu pemilik account di www.multiply.com tentu saja ikut ambil bagian.

Di tulisan ini aku tidak akan mengupas event KCS itu sendiri, melainkan beberapa hal yang menarik yang kualami.

Hari Jumat sore adalah saat pembukaan KCS. Di atas meja ada setumpuk flyer baru untuk dibagikan kepada para pengunjung yang berisikan tips bagi b2wer pemula. Di bawahnya tercantum beberapa nomor hape, dimana nomor hapeku termasuk di dalamnya.

Sekitar pukul 7 malam, ada sms masuk, memberitahukan bahwa si pengirim sms sore tadi mampir ke stand b2w Semarang, dan mengambil satu flyer. Tentu saja hal ini dia lakukan karena dia tertarik ingin bergabung dengan komunitas b2w. Dia bertanya apa syarat untuk bergabung dan bagaimana caranya. “Memiliki sepeda, jenis apa saja...” adalah syarat pertama. Dan untuk bergabung, aku sarankan padanya untuk datang saja ke stand—mumpung kita sedang berpameran—dan langsung saja mendaftarkan diri dengan mengisi formulir, dan membayar Rp. 10.000,00 untuk ganti ongkos cetak bike tag dan stiker yang akan diberikan kepadanya. Namun jika dia tidak sempat, kusarankan dia datang ke ‘mabes’ b2w Semarang, yang terletak tidak jauh dari videotron Jalan Pahlawan pada hari Minggu pagi sekitar pukul 06.00-07.00.

(Waktu menulis ini aku baru kepikiran, kenapa orang misterius itu tidak langsung saja bertanya hal ini tatkala dia mampir ke stand b2w? Seingatku sore itu aku jaga stand, karena sepulang kerja di SPB aku langsung ke venue, dan kelas yang di LIA digantikan oleh seorang workmate.)

Hari Minggu pagi aku dan beberapa teman ‘nongkrong’ di mabes, untuk bersama panitia KCS membagikan flyer ke para passerby, sebagai usaha promosi acara. Aku sempat melihat seseorang mengenakan kaos jersey b2w Semarang yang berwarna kuning ngejreng, dan ada bike tag di bawah sadelnya. Karena keadaan jalan Pahlawan waktu itu sedang ramai, ditambah lagi mataku belor, aku ga mengenali orang itu yang melintas dengan cepat-cepat.

Bike tag KOMUNITAS PEKERJA BERSEPEDA SEMARANG memang telah dimiliki oleh banyak orang di Semarang. Apalagi pada waktu acara BIKE TO WORK DAY 29 Agustus 2008 dan acara ROLLING THUNDER bareng SOC dan SLOWLY kita membagikan bike tag kepada para peserta secara gratis. Pengalamanku sendiri pernah berpapasan dengan orang yang memasang bike tag di bawah sadelnya, namun dia cuek saja kepadaku (di milis aku selalu bercanda dengan mengatakan: WAJIB HUKUMNYA BAGI ANGGOTA B2W SEMARANG UNTUK MENGENAL NANA PODUNGGE.) telah terjadi beberapa kali. Namun untuk mereka yang mengenakan kaos jersey b2w Semarang, tentu hanya sedikit, atau well, baru sedikit orang yang memiliki kaos jersey b2w Semarang. Kali ini yang sangat mengherankan: seseorang mengenakan kaos jersey b2w Semarang, memasang bike tag b2w di bawah sadel, melewati ‘mabes’ b2w Semarang pada hari Minggu pagi, dengan cuek, tanpa menoleh, dimana pada saat itu ada beberapa anggota komunitas yang nongkrong di situ (kebetulan aku juga mengenakan kaos jersey).

Siangnya waktu jaga stand, aku dapat kiriman sms dari orang yang sama yang mengirimkan sms hari Jumat.

Mbak, tadi pagi saya lewat mabes b2w, tapi mau mampir saya malu.”

LOL.

Was he the same person passing by the ‘base camp’ of b2w Semarang? The one wearing jersey b2w whose bike had bike tag under the saddle?

Aku jadi ingat waktu pertama kali mas Triyono—yang sekarang menjabat sebagai wakil ketua Komunitas b2w Semarang—merayuku untuk bergabung: “Mbak Nana kalau besok Minggu sempat jalan-jalan ke Jalan Pahlawan, jangan lupa mampir di tempat kita berkumpul ya? Ada banyak pesepeda di sana. Yang membedakan: di bawah sadel kita ada bike tag kuning yang bertuliskan KOMUNITAS PEKERJA BERSEPEDA SEMARANG.”

NOTE: dia berharap dengan ada anggota yang perempuan, akan semakin menarik minat banyak orang untuk bergabung komunitas b2w Semarang.

Aku tidak mampir ke mabes waktu itu karena aku masih memilih pergi berenang, plus belum punya sepeda yang bisa kunaiki (karena sepeda WINNER lungsuran kakakku masih dipakai oleh adikku), plus mungkin juga aku akan merasa malu, tahu-tahu nyamperin segerombolan laki-laki, yang aku belum tahu karakternya bagaimana. LOL.

*****

Peristiwa berikut yang lumayan menarik bagiku untuk kubagikan di sini.

Ada seorang tamu di stand yang mengaku lulusan SMA 3 Semarang. Kutilik dari wajahnya, aku pikir umurnya ga jauh beda denganku. Itu sebabnya aku bertanya dia lulus tahun berapa.

Saya lulus tahun 1996.” Jawabnya.

Wedew, ternyata aku lebih tua sepuluh tahun. Entah apakah karena aku yang (merasa) awet muda atau dia yang awet tua ya? hahahaha ...

Dari dia aku tahu bahwa ternyata alumni SMA 3 Semarang memiliki milis. Sangat ketinggalan zaman ya?  namanya alsteindonesia@yahoogroups.com ALSTE singkatan dari ALumni Sma Tiga sEmarang.

Aku jadi ingat waktu aku kuliah S1 di Jogja di pertengahan tahun 1980-an. Aku dan teman-teman alumni masih sering berkumpul di bawah bendera ALSTE. Waktu kutanyakan teman yang melanjutkan kuliah di IKIP Semarang, apakah ALSTE Semarang pun sering berkumpul dan melakukan kegiatan bersama, komentarnya: “Na, di kampus tuh buanyak anak-anak lulusan SMA 3. Aku yakin di UNDIP pun tentu sama. Kita-kita yang tinggal di Semarang ga perlu bereunian seperti kamu yang ngabur ke Jogja.”

Wah ...

Tapi sekarang meskipun aku tetap berdomisili di Semarang, aku sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman seangkatan, apalagi angkatan lain. Aku juga belum pernah menemukan mereka di situs networking, seperti friendster, multiply, atau facebook. (I am a newbie at facebook though.)

*****

Peristiwa lain: aku tersesat di Plasa Simpanglima tatkala aku berusaha mencari jembatan penghubung PS dengan CL. Aku juga tersesat mencari venue tempat diselenggarakan KCS tatkala aku berusaha naik ke lantai 5b menggunakan eskalator yang terletak di tempat yang berbeda dengan lift yang biasa kupakai untuk naik ke lantai 5b.

Mbak Nana bukan anak mall ya?” komentar Icha yang mengaku diri sebagai anak mall, yang katanya pernah hanging around CL dari pukul 10.30 sampai hampir 21.00. Gile benerrrrrrrrrrrrr!!!

Masih ingat apa yang kutulis di postingan “Bookworm Cyclist”? di situ aku menulis aku tidak menemukan tempat diselenggarakan rapat KCS, dua minggu sebelum penyelenggaraan acara.

Hari Minggu siang 8 Maret 09 aku ngajak Angie makan di McD, lewat jembatan yang menghubungkan PS dan CL. (Bulan Desember 2008 tahun lalu, waktu aku windowshopping bareng Angie, kita juga lewat situ.)

Make sure that you remember the direction honey to come back to the venue,” kataku pada Angie.

Mengetahui bahwa nyokapnya bukan tipe anak mall, hal ini tentu bukan hal yang aneh maupun luar biasa baginya. Jadi Angie pun maklum saja mendengarku berkata begitu.

Sorenya, Icha memintaku untuk mengantarnya ke salah satu toko busana Muslimah. Kita melewati jembatan yang bagiku kadang-kadang misterius itu. LOL. Dia tertawa geli waktu mendengarku berkisah tentang ketersesatanku pada hari Jumat. Waktu itu aku bertanya kepada salah seorang satpam.

Icha bilang, “Satpam itu tentu heran mbak, masak jembatan penghubung CL dan PS aja ga tahu letaknya?”

Ah, peduli amat apa yang dia pikirkan?

Sepulang dari toko busana Muslimah itu, aku yang mengenakan sepatu ‘jalan’ berjalan lebih cepat dibandingkan Icha yang mengenakan sepatu high heels. Tatkala dilihatnya aku sudah tahu where to go, dia pun menggoda, “Sekarang sudah hafal jalannya mbak?”

Sebulan atau dua bulan lagi kalau aku terpaksa kesini lagi seorang diri, mungkin aku akan tersesat lagi.” Sahutku. LOL.

*****

Masih ada peristiwa lain lagi yang bisa kubagi di sini, tapi nanti jadi terlalu panjang. Tentu bakal membosankan bagi pembaca.  So? That’s all so far.

PT56 15.42 090309

No comments: