Search

Wednesday, September 02, 2020

Potret Diri = Narsis?

 


Dalam satu scene serial SATC episode 2 season 4, Samantha dikisahkan menyewa jasa fotografer profesional untuk sesi foto diri dalam kondisi telanjang. Sam bilang dia ingin di masa tuanya nanti dia bisa kembali memandang foto tubuhnya yang seksi dan bangga pada diri sendiri. Konon dia melakukannya secara reguler. Dia tidak peduli ketika ketiga sahabatnya menyebutnya sebagai seorang narsisist.

 


Aku jadi ingat waktu tinggal di kos saat kuliah S1 di tahun-tahun terakhir dekade 1980an. Zaman itu sangat jarang orang yang punya kamera 'bagus' (yang hasil fotonya semenakjubkan jika dijepret menggunakan kamera SLR masa kini.) Aku beruntung ayahku membelikanku sebuah kamera 'pocket' seadanya untuk sekali-sekali mengabadikan satu moment. Namun, tentu hasilnya ya biasa saja. Oleh karena hasil jepretannya biasa-biasa saja, kadang aku dengan seorang kawan kos pergi ke photo studio untuk foto. :D (iseng banget yaaa.) kawan itu pernah bilang ke aku, "Na, harusnya kita ke photo studio sebulan sekali, jadi kita bisa melihat perubahan diri kita dari satu bulan ke bulan berikutnya. Sampai kita lulus kuliah."

 


Ide yang brilliant, lol, Namun, tentu sebagai anak kos yang uang bulanannya tidak terlalu berlebihan, kita tidak benar-benar melakukannya. Lol. Seingatku mungkin hanya sekali atau dua kali aku dan mbak Nani -- kawan kos itu -- ke photo studio berdua untuk berfoto. (Jangan tanya fotonya sekarang ada dimana ya, hilang termakan banjir/rayap.)

 

 

Kalau mengacu ke zaman sekarang, dimana sudah sangat banyak smart phone yang dilengkapi dengan kamera yang cukup memadai, orang-orang bisa memotret diri SETIAP HARI, bahkan mungkin SETIAP SAAT. Mereka akan mudah untuk 'mendeteksi' perubahan fisik mereka dari bulan ke bulan, tahun ke tahun.


 

Are these people lucky enough? :D


 

PT56 14.44 02 September 2020

No comments: