Search

Tuesday, August 20, 2019

Berbusana pantas

pic diambil dari link ini



Di satu grup parenting yang (tak sengaja) saya ikuti, beberapa saat yang lalu ada seorang perempuan yang menulis status, meminta saran bagaimana mengatasi anak perempuannya yang berkeinginan mengenakan celana pendek ke sekolah di hari Jumat, karena kebetulan peraturan sekolahnya para siswa bebas mengenakan baju apa saja. Si perempuan ini melarang anaknya mengenakan celana pendek karena menurutnya itu tidak pantas. Sementara sang anak bersikeras ingin melakukannya dengan alasan kawan-kawan sekolahnya melakukan hal yang sama. Ibu anak ini pun bersitegang tentang hal ini. Si ibu khawatir jika dia terus menerus melarang anaknya, satu saat nanti, ketika (mungkin) terlepas dari kontrol orang tua, si anak akan melanggar larangan sang ibu. You know, sifat khas remaja adalah melanggar aturan.


Curhatan ini mengingatkan saya pada pengalaman saya ketika mengajar di satu sekolah swasta yang mengacu ke kurikulum internasional. Sekolah ini pun membebaskan anak-anak dari seragam di hari Jumat. Banyak anak perempuan dari SD hingga SMA yang mengenakan celana pendek.


"Praktis dan nyaman Miss," ini adalah alasan yang selalu mereka kemukakan.


Mungkin karena saya juga perempuan, bagi saya pakaian mereka biasa-biasa saja. Entah kalau guru laki-laki ya? Namun sepengamatan saya selama bekerja disana, tidak pernah saya mendapati pelecehan seksual kepada anak-anak perempuan 'hanya' karena mengenakan celana pendek. Satu hal yang saya angkat topi disana adalah terbangunnya kultur saling menghormati: apa pun pakaian yang kamu kenakana, entah terbuka maupun tertutup, kamu berhak saya hormati. Memilih baju yang kamu kenakan itu adalah hak prerogatifmu secara penuh.


Itulah sebabnya saya pun menulis komen bernada mendukung si anak. Jika seorang anak merasa nyaman di sekolah, minimal dengan mengenakan busana yang mereka pilih sendiri, dia tidak akan mogok berangkat sekolah. They will feel at home at school.


Namun banyak komen lain yang bernada mengecam, yang intinya adalah "kamu adalah baju yang kamu pakai." misal ada komentar, "jika kamu ingin laki-laki menghormatimu (atau tertarik padamu) karena apa yang ada dalam otakmu, jangan undang laki-laki untuk lebih fokus pada kulit luarmu (alias busanamu yang terbuka."


Well, laki-laki memang (kebanyakan) makhluk lemah kan ya. Disodori daging langsung deh lupa isi otak. Kekekekekeke …


Komen-komen yang lain pun kemudian menjalar kemana-mana, tidak hanya dibatasi mengenakan celana pendek ketika berangkat sekolah, namun juga bercelana pendek ke tempat-tempat lain, misal ke mall. Salah satu komen menulis, "Jangan salahkan laki-laki yang menyuit-nyuitin kamu di mall karena pakaianmu yang mengundang." Dan komen sejenis ini ditulis oleh perempuan-perempuan, tidak hanya laki-laki yang ingin disadari bahwa mereka harus 'diselamatkan' dari godaan syahwat.


Kembali ke pernyataan saya di atas, laki-laki memang makhluk lemah. Ketika dia dituduh melakukan 'cat calling' mereka akan menyalahkan perempuan. Lol.


Bercelana pendek ke sekolah menurut saya pribadi masih bisa diterima. Lingkungan sekolah itu terbatas, tidak seluas mall, misalnya. Seberapa pun besar sebuah sekolah, anak-anak yang bersekolah di sekolah itu tentu tahu batasan wajar/tidak wajar dalam kultur sekolah. Sedangkan kalau di tempat lain, misal mall, beda lagi kasusnya, menurut saya. Meski, well, sebagai seorang feminis yang mendukung penuh perempuan mau mengenakan busana apa saja, seharusnya ya bebas juga lah.


"Ajari anak laki-lakimu menutu matanya dari pandangan yang sekiranya akan menggodanya (secara syahwat)." ada hadits yang berbunyi begini kan ya? Mengapa perempuan melulu yang harus dikarungi?


Namun, ya, saya setuju dengan komen yang menyarankan untuk berdiskusi antara ibu dan anak mengenai batasan busana yang pantas/tidak pantas ketika berada di satu tempat. Diskusi yang nyaman untuk kedua belah pihak, bukan 'diskusi' yang bersifat 'mengancam', misal dengan mengatakan, "jangan salahkan laki-laki jika dia menggodamu karena kamu bercelana pendek." bull shit ini.


  1. B.
    mendadak saat menulis ini, saya rindu saat berjalan-jalan di Bali bersama siswa-siswa SMA saya -- laki-laki / perempuan -- saat kita field trip besama. Seperti anak-anak, saya pun bercelana pendek waktu itu. Ketika berkunjung ke pura, pihak pura meminjami kita kain batik, yang berarti kita tidak dilarang mengenakan celana pendek kan? Karena mereka sudah mempersiapkan solusi agar kita nampak pantas di depan altar pura.


LG 11.30 19-Aug-2019

No comments: