Search

Saturday, February 21, 2009

Threesome

Beberapa tahun lalu aku dan seorang teman—yang cantik jelita—menjamu seorang laki-laki yang khusus terbang ke Semarang dari Jakarta, untuk menemui temanku itu. (Bisa dibayangkan betapa outstandingly pretty this friend of mine is.) Kita makan siang di sebuah food court sebuah mall di Semarang. Aku dan temanku duduk di hadapan sang laki-laki ganteng. Aku tak bisa membayangkan apa yang ada di benaknya tatkala dia ‘harus’ makan di hadapan dua perempuan cantik yang terus menerus memandanginya. LOL. (You know, isengku langsung kumat, mentang-mentang menjadi pihak yang mayoritas. LOL.) Barangkali dia grogi. Barangkali dia senang, kami berdua memberinya kesempatan merasa laksana James Bond. LOL. Barangkali dia merasa ‘honored’ karena tanpa dia sangka sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. LOL.
Yang aku ingat dia sempat minta izin untuk ke toilet beberapa kali. Well, kupikir karena terlalu banyak minum atau apalah begitu. Well, karena peristiwa ini terjadi bulan Agustus 2005, mohon dimengerti kalau aku lupa menu minuman yang kita pesan waktu itu.
Beberapa hari kemudian ...
Aku bercerita kepada seorang temanku, seorang laki-laki, tentang tamu dari Jakarta yang minta izin ke toilet berulang kali dalam rentang waktu kurang lebih dua jam saat kita makan siang bersama.
“Guess what he was feeling, hun?” tanyanya kepadaku.
“Kebelet pipis? Jawabku, innocently. LOL. (Can you imagine a Nana was innocent? Or naive? LOL.)
“He was horny, sitting in front of both of you pretty ladies.”
G-U-B-R-A-K. LOL.

Beberapa minggu kemudian, kejadian ‘threesome’ ini terulang lagi, dua perempuan, dan satu laki-laki. Namun kali ini si laki-laki adalah temanku yang ga kalah gantengnya dengan si tamu yang datang dari Jakarta. Bedanya lagi aku yang memperkenalkan temanku yang laki-laki kepada temanku yang cantik jelita. Sedangkan dalam peristiwa sebelumnya, it was on the way around.
Dalam makan siang itu kita bertiga duduk di sebuah meja yang cukup mungil, sehingga hanya cukup sebuah kursi untuk satu sisi meja. Tidak ada peristiwa dua perempuan duduk bersisian, menghadapi satu orang laki-laki yang duduk di hadapan kita berdua. Aku duduk berdekatan dengan keduanya, sang laki-laki di sebelah kiriku, si perempuan di sebelah kananku. Ini berarti mereka berdua saling berhadapan. Aku tidak berhadapan dengan siapa-siapa. Kursi di depanku kosong.
Guess what happened on that lunch?
Temanku yang cantik jelita itu minta izin ke toilet beberapa kali!! Setelah ke sekian kali, aku bertanya kepada temanku,
“Hun, do you think she is horny?”
LOL. LOL.
LL Tbl 14.08 210209

No comments: