Search

Thursday, April 11, 2019

SERANGAN FAJAR


Yang dimaksud 'serangan fajar' ga selalu dilakukan di waktu fajar lho :D



Ini terjadi dua hari yang lalu, 09  April 2019, di rumah, sore hari. Seorang tetangga datang ke rumah sambil membawa 'bingkisan' untuk merayu agar orang-orang rumah mau memberikan suaranya pada seorang caleg yang tinggal di daerah kita tinggal. Ini ada 'perkembangan'. 5 tahun lalu tetangga yang sama datang HANYA membawa sebuah kalender bergambarkan partai politik yang dia usung, sambil mencoba merayu kita memilih parpol tersebut. Mungkin karena masih ingat dia saya tolak waktu mengkampanyekan parpol yang dia agung-agungkan, kali ini dia HANYA mengkampanyekan seorang caleg, berjenis kelamin perempuan, sama dengan dia dan anggota keluarga saya.


Kali ini yang menemuinya adik saya, bukan saya, karena kebetulan saya sedang berada di kantor. Waktu adik saya menolaknya, tetangga saya nampak tetap ingin meninggalkan bingkisan yang dia bawa, sembari bilang, "Siapa tahu nanti mbak akan berubah pikiran." :D Namun, adik saya tetap memaksanya untuk membawa kembali bingkisan tersebut.


Tak lama kemudian datang seorang tetangga lain. Waktu tahu tetangga yang membawa bingkisan ini datang ke rumah, dia nampak biasa saja, malah bilang, "Oh, ibu N*** ya, iya, saya juga kenal. Dia kadang mengisi pengajian ibu-ibu juga." waktu tahu adik saya menolak bingkisan itu, dia bertanya, "Loh, kok ditolak kenapa?" Adik saya menjawab, "Kalau pun saya akan memilih voting si ibu N*** itu, saya tetap menolak bingkisan tersebut. Itu dosa."


"Memangnya sudah punya pilihan lain to mbak?" tanyanya lagi.


Adik saya tidak mau menjawab.
(FYI, tahun lalu, waktu pilgub, tetangga ini datang ke rumah, setelah nyoblos, sambil bertanya apakah kita sudah punya pilihan, waktu tahu kita belum berangkat ke TPS. Setelah itu bilang, "Jangan lupa, pilih pak Sudirman Said ya." kekekekekeke …)


Tapi, mendadak, out of the blue, keponakan saya yang baru akan berusia 5 tahun bulan Juli nanti keluar dari dalam rumah sambil membawa bendera kecil bergambar Pak Jokowi. NAH LO. LOL. (dari mana dia tahu di teras sedang terjadi 'kampanya politik'? Wakakakaka …) (Note: bendera kecil ini saya dapatkan waktu menghadiri satu acara di Kota Lama, beberapa bulan lalu.) Tetangga saya nampak kaget melihat balita kita itu, dan kemudian berkata, "Oh … ternyata pendukung 01 to."


Sebenarnya adik saya tidak ingin melanjutkan 'obrolan', namun ternyata tetangga saya itu membuka 'front baru' dengan mengatakan, "Apa ga cape to mbak sudah dibohongi selama 4,5 tahun ini?" :D

Adik saya, "bla bla bla bla bla …"

Tetangga, "tapi pak Jokowi itu keturunan PKI lho mbak."

Adik saya, "bla bla bla bla bla …"

Ga lama kemudian, suami tetangga ya itu nyusul, ikutan nyemplung di 'obrolan' tersebut. Namun, ternyata dia gerah, ga tahan lama-lama mendengarkan adik saya yang berusaha 'meluruskan' hal-hal yang dibengkokkan tetangga saya itu, dan kemudian kembali ke rumahnya, meninggalkan istrinya. Lol. Well, tetangga saya itu pasti tidak tahu yang dia dengar itu hoax, sementara yang dikatakan adik saya (misal, capres 02 menggebrak podium, dan berkata kasar) malah dia bilang, 'hoax itu mbak!" lol.


Kisah lanjutannya, dikira-kira sendiri saya ya gaes. Lol.

IB 11.23 11-April-2019

No comments: