Search

Monday, March 03, 2014

Bodhi Liong

 


Nama 'asli'nya hanya Bodhi. Bukan gegara dilahirkan di bawah pohon Bodhi. Dan meski dia 'memilih' Liong sebagai nama keluarganya, dia sama sekali tidak memiliki wajah oriental khas Asia Timur dimana keturunannya biasanya berkulit kuning dan bermata sipit., misal China atau Jepang atau Korea.

Mau tahu tentang makhluk satu ini lebih dalam? Baca saja AKAR, novel kedua dari series Supernova karya Dewi Lestari. :)


Cara pandang Dewi Lestari -- or Dee for short -- yang disampaikan melalui kacamata seorang Bodhi sedikit banyak mempengaruhi cara pandangku akan banyak hal, terutama dalam hal spiritual. Mungkin karena perjalanan spiritualku cukup mengguncangkan hidupku. Bermula dari perjalanan spiritualku yang di awalnya berjalan tertatih-tatih selama sekian tahun, hingga kemudian melompat-lompat. Tak jauh berbeda dari pengalaman spiritual Dee kukira. (Hadeeehhh, bukan sok ikut-ikutan lho yaaa. LOL)

Bahwa seekor sapi -- atau pun binatang-binatang lain -- merasakan ketakutan yang berlebihan manakala binatang-binatang itu berada di satu tempat yang sama dimana satu persatu binatang itu disembelih, yang bisa dirasakan oleh Bodhi sangat mencengkeramku. "Mengapa agama tertentu justru melestarikan perilaku tak berperikebinatangan ini dalam menjalankan salah satu ritual keagamaan mereka?" tanyaku pada diri sendiri, ngeri.

Bahwa kematian tak berarti kita akan hijrah ke alam barzah dimana para pendosa akan disiksa hingga hari kiamat tiba, lalu buat apa seseorang takut mati? (Coba mengaku pada diri sendiri, siapa yang dalam hidupnya tak pernah sekali pun melakukan kesalahan yang akan diganjar hukuman di alam barzah, dan kemudian setelah mengalami penghisaban setelah kiamat?) Aku yakin minimal karena ini lah banyak orang yang takut mati, yang lebih mencintai kehidupan di dunia yang fana ini.

Bahwa kematian hanyalah berarti usainya kontrak jasad tubuh kita dengan kehidupan di dunia ini. Kita -- yang sejatinya adalah roh tanpa jasad -- akan tetap hidup. Berpindah ke alam barzah? Entahlah. Siapa tahu roh kita akan terlahir kembali dengan jasad yang berbeda, tergantung 'karma' kita di kehidupan masa lalu.

Aku lupa kapan pertama kali aku berkenalan dengan sosok Bodhi Liong ketika membaca AKAR. Mungkin sekitar tahun 2007, ketika perjalanan spiritualku berjalan tertatih-tatih.

Tatkala aku membaca AKAR kembali di tahun ini -- 2014 -- bagian spiritual dari kisah perjalanan hidup seorang Bodhi tetaplah menakjubkan bagiku, namun tak lagi membuat perjalanan spiritualku semakin jauh. (Check this link if you have spare time. :) ) Mungkin perjalanan spiritualku sudah mentok. :)) Jika satu kali di masa lalu aku pernah berpikir bahwa perjalananku akan kembali ke titik awal, hmm ... ternyata tidak. :) Well, so far NOT. :)

Can you guess what made me drool while reading AKAR this time? Perjalanan fisik Bodhi di negara-negara yang bagiku eksotis! Mulai dari Laos, Thailand, Vietnam, Kamboja. Kegila-gilaanku pada bikepacking -- dan seseorang di masa lalu yang pernah bercerita kepadaku kisahnya turing bersepeda dari Pulau Jawa ke Nepal -- membuatku berkhayal berbikepacking berbulan-bulan. (Ga perlu bertahun-tahun seperti seorang Bodhi.)

Dan ... aku menulis ini bukan untuk melampiaskan keinginan berbikepacking. Hanya sekedar mengisi blog -- non biking diary -- yang telah lamaaa tak ku-update. Hohohohoho ...

Btw, busway, di GELOMBANG nanti, Dee bakal melanjutkan kisah Bodhi yang bertemu Elektra ga ya? Dan kapan mereka bertemu dengan Zarah, lakon utama dalam PARTIKEL? :)  And ... who is Alfa? Nah lo!

GG 15.15 03/03/2014

No comments: