Search

Thursday, June 06, 2024

Weekend Getaway to Linggarjati Joglo Day 2

 

yang di belakangku itu penampakan kamar jenis the cabin

02 June 2024

 

Beberapa hari sebelum tanggal 01 June, akun IG Linggarjati memamerkan foto gumpalan awan yang terlihat di 'depan' deretan private camp / storey camp, konon foto itu dijepret pukul 04.51. well, meski aku tahu di awal bulan Juni, langit masih nampak gelap setelah jam 05.15, aku tetap saja mimpi (saat bisa lhesss) aku keluar kamar tepat jam yang disebut admin IG itu, untuk memotret gumpalan awan, seperti yang dulu kulihat saat dolan ke Lolai, Toraja. (Padahal rasanya aku tidak bisa tertidur sama sekali, tapi kok aku mimpi ya? Berarti aku sempat tertidur dong? Lol. Provoking bener dah postingan ituh! Lol.

 

Kenyataannya, seperti yang sudah kuprakirakan, langit tetap terlihat gelap tak bercahaya sampai sekitar pukul 05.20! Meskipun begitu, aku mengajak Ranz keluar untuk berjalan-jalan sekitar pukul 05.30. menunggu sang mentari keluar dari peraduannya. Aku pun sudah melihat beberapa orang mulai berfoto-foto, meski matahari belum terlihat di ufuk Timur. Aku dan Ranz memilih foto-foto di rooftop, di atas KITCHEN. Saat melihat hasil jepretan Ranz, wajahku benar-benar masih nampak baru bangun tidur, lol, mana aku masih mengenakan baju yang sama dengan sehari sebelumnya, lol, kupikir lah ngapain aku bawa baju ganti yak jika tidak kupakai untuk foto-foto? Lol.

 

Tapi kok sunrise belum nampak? Kalau saat aku masih ganti baju dalam kamar, mendadak matahari muncul bagaimana? Ah, biarin deh, lol. Akhirnya aku mengajak Ranz untuk balik ke kamar, untuk ganti baju. Lha piye, yang lain saja sudah nampak rapi dan cantik buat foto-foto loh. Well, meski aku tidak lagi aktif di medsos (facebook) untuk show off kegiatanku sehari-hari, awokawokawok, mosok aku mau melihat fotoku sendiri di tahun-tahun berikutnya, dengan wajah masih bau bantal? Wkwkwkwkwk …

 

Akhirnya aku pun balik ke kamar, ganti baju, 'menghiasi' wajah dengan bedak dan menoreh lipstick di bibir agar wajahku nampak sedikit cerah, meski tetap saja belum mandi. Lol. Saat aku dan Ranz keluar kamar jam 06.00, sang mentari sudah nampak menggantung di ufuk Timur! Angie dan Fitri pun sibuk foto-foto di lokasi yang sebenarnya milik Krincing Mount View.

 

Sebelum jam 07.00 Angie sudah mencariku, dia mau masuk kamar, yang pintunya kukunci dan kuncinya kubawa. Itu saat Ranz sedang mencoba menerbangkan drone yang dia bawa. Angie lapar, katanya. Butuh ngemil sesuatu. Kemarin kami beli kue lapis legit untuk ngemil, Angie mau masuk kamar untuk mengambil itu.

 

Jam 07.15 aku dan Ranz sudah kembali ke kamar. Sarapan belum tersedia di gazebo. Aku belum lapar, tapi Angie bilang dia sudah benar-benar butuh sarapan, kalau tidak, asam lambungnya bakal naik. Jam 07.30, aku pun berinisiatif ke joglo, kebetulan ada karyawan yang jaga di dekat situ. Aku pun bertanya kapan sarapan disediakan. Ternyata, sarapan sudah siap, tinggal para tamu mau minta disediakan sarapan jam berapa. Untuk kami berempat, pengelola menyediakan 3 porsi sarapan: 3 gelas teh hangat dan 3 nasi soto ayam. Ranz yang tidak biasa makan soto ayam dengan nasi tentu memilih untuk tidak mau sarapan. Kalau sejak semalam kami tahu bahwa sarapannya nasi soto, tentu kami sudah memesan jenis masakan lain buat sarapan, meski mungkin 'hanya' bakmi Jawa goreng. Waktu aku bertanya apakah mereka punya persediaan roti bakar (ini permintaan Ranz), ternyata tidak ada. Ya sudah. Ranz hanya mengambil sesendok dua sendok sarapanku. Sementara Fitri yang sudah membuat pop mie, kuminta memakan satu porsi nasi soto ayam, yang satu porsi lagi untuk Angie.

 

Jam 08.15 aku mandi, disusul oleh Angie dan Fitri. Ranz sudah mandi sebelum itu. Kemudian kami packing barang-barang bawaan kami. Sebenarnya aku ingin tetap stay di situ sampai sekitar pukul 11.00, menikmati hawa sejuk pegunungan, tapi Ranz mengajak untuk segera turun ke Magelang saja. So, kami meninggalkan Linggarjati sekitar pukul 09.50. Ranz juga sedikit khawatir jika kabut tebal datang yang tentu akan menyulitkan bagi kami untuk bergerak.

 

Saat meninggalkan Linggarjati, aku minta salah satu karyawan untuk menaiki motor Angie melewati jalan makadam yang katanya sekitar 300 meter dari tempat parkir mobil yang disediakan oleh Linggarjati untuk mereka yang akan menginap di lokasi itu. Angie membonceng mas-mas yang menaiki motornya, sementara aku dan Ranz membonceng 2 orang lain lagi. Fitri dengan pede tetap menaiki motornya sendiri.

 

Dalam perjalanan turun menuju Magelang, Fitri bilang dia ingin mampir ke satu warung es legendaris: ES SEMANGGI. Otw ke sana, Angie melihat plang penunjuk "senjakala village". Seingatku aku pernah melihat itu di IG, tapi waktu Angie kutawari mampir ke sana, dia menjawab, "itu tulisannya 'village' kok Ma. Jangan-jangan itu hanya nama desa?" baiklaaah … ga usah mampir.

 

(later on, we found out that in fact it was a kinda restaurant yang juga menjual pemandangan pegunungan/hehijauan di sekitarnya.)

 

Kami jadi mampir ke ES SEMANGGI. Ternyata ini adalah warung yang menjual berbagai macam es, ada es dawet, es kapal, blah blah blah. Aku pesan es dawet, Angie juga. Untuk cemilan, aku memilih mengambil 1 biji onde-onde. Sebenarnya aku tertarik pada penampakan tahu bacemnya, tapi kan nanti rencana kami akan mampir ke Banaran 9? Aku khawatir jika perutku kekenyangan di situ, nanti di Banaran, aku malah ga mau makan apa-apa.

 

Setelah meninggalkan lokasi es Semanggi, Fitri menggeber motornya dengan sangat cepat. Angie pun terus berusaha untuk mengejarnya. Otw, mendadak aku berpikir, jangan-jangan Fitri mengira aku ingin mampir ke Kebun Kopi Banaran yang terletak di Bawen? Padahal maksudku aku pengen mampir ke Banaran 9 yang terletak masih di daerah Jambu. Namun, Fitri terlalu cepat melesat di depan, Angie tetap tidak bisa mengejarnya. Hoho …

 

Saat kami mendekati area Banaran 9, dari jauh kulihat Fitri sudah menyalakan lampu sein ke kiri. Owalaaah, ternyata Fitri sudah tahu! Hohoho … sehari sebelumnya, kami sempat berhenti di satu bengkel motor di dekat situ, mendadak Angie merasa rem kampas motornya perlu diganti!

 

Di Banaran 9, aku memesan es jeruk, Angie memesan kopi sejenis latte (aku lupa namanya), Fitri es kopi hitam, Ranz es teh. Haha … dia lupa bahwa dia tidak suka rasa teh yang disediakan di Banaran, baik di Semarang, Bawen, maupun yang ada di situ. Untuk makan, Ranz memesan nasi goreng gobyos (pedas!), Fitri memesan nasi dori sambal matah. Angie tidak mau makan karena dia merasa kenyang sekali, dia hanya pesan french fries. Aku sendiri memesan snack kombinasi yang isinya 1 biji pisang goreng, 1 mendoan, dan 3 biji ketela pohon goreng. Aku 'membantu' Ranz menghabiskan nasgor pesenannya, sementara Angie mencicipi nasi dori sambal matah pesenan Fitri.

 

Saat kami sampai di lokasi itu, gerimis turun, lalu membesar menjadi hujan. Namun, syukurlah saat kami memutuskan untuk meninggalkan lokasi, hujan sudah berhenti, malah sang mentari nampak bersinar dengan ramah di atas sana.

 

Perjalanan lancar sampai kami tiba di Semarang. Alhamdulillah. Aku dan Angie sampai di Taman Kasmaran pukul 14.55, sementara Fitri dan Ranz sampai di sana 5 menit sebelum kami. Sebenarnya Ranz sudah memesan seat travel ara*** pukul 19.00, namun karena kami sampai jauh lebih gasik, Ranz bertanya apakah ada seat kosong di jam 4 sore. Untunglah ada, dan itu seat di samping sopir, seat favorit Ranz. Angie dan Fitri meninggalkan Taman Kasmaran terlebih dahulu, aku menunggu travel Ranz datang dan dia meninggalkan lokasi.

 

YAY! Next time, kemana lagi kitaaaa?

 

PT56 06.06.2024

 

No comments: