Search

Thursday, June 06, 2024

Weekend Getaway to Linggarjati Joglo, Mangli Day 1

 


Akun IG Linggarjati Joglo dan beberapa akun lain yang terletak di daerah Nepal van Java ini sering muncul di 'search' akun IG-ku. So, this was the beginning. Yang aku ingat, selain Linggarjati ini, ada Silancur Highland. Kata 'Highland' ini somewhat membuatku ga yakin apakah Angie mau kuajak ke sana. Sementara di salah satu postingan Linggarjati, sang admin meyakinkan bahwa tidak ada trek tanjakan yang susah didaki saat on the way ke sana sambil menunjukkan vlog otw ke sana.

 

(Background: beberapa bulan lalu Fitri dan Angie sudah pernah ke Nepal van Java, dan Fitri bilang dia kapok ke sana, ga bakal berani mengulang lagi ke sana. Tanjakannya terlalu miring! Lol. Lah, kalau Fitri saja kapok, bagaimana dengan Angie? Hahahahaaaayyy)

 

Saat aku tunjukkan akun IG Linggarjati Joglo ke Angie, sambil aku tawarin, "Mau kesini ga Sayang?" dia langsung bilang "Mau Ma! Cakep nih view-nya." so, aku langsung bilang ke dia untuk nawarin Fitri juga. Ini untuk mengantisipasi jika trek nanjaknya 'sangat menantang' buat Angie, dia akan merasa lebih aman jika ada teman nanjak bareng.  Dan, kami sepakat untuk memilih tanggal 1-2 Juni 2024.

 

FYI, buat yang belum pernah meningap di Linggarjati, Mangli, Kaliangkrik ini, untuk cek ketersediaan kamar di http://linggarjati.id untuk booking (di bulan berikutnya) pemesanan baru dibuka pada tanggal 15 pukul 00.00. YES! "seseru" itu untuk booking glamping yang ada: kudu melek malam-malam, lalu klik link yang kusebut itu, dan … mulai berburu!

 

Untuk menginap di Linggarjati tanggal 1-2 Juni, aku berburu kamar pada tanggal 15 Mei 2024 pukul 00.00. karena khawatir lupa, aku sampai pasang alarm dong, lol. Begitu jam 00.00, aku klik link http://linggarjati.id dan … aku sempat bingung, aku mau pilih tipe kamar yang mana yak? Wkwkwkwk … aku klik 'private camp', tapi, waktu akan aku upgrade untuk 4 orang, kok tidak bisa? Private camp hanya untuk 2 orang saja. Hmmm … kupikir, mungkin baru bisa upgrade secara offline, setelah sampai sana.

 

Selesai urusan booking glamping, aku tidur.

 

Jam 5 pagi aku kepikiran, jangan-jangan aku salah pilih glamping nih. Aku pun ngecek, lah, ternyata yang untuk 4 orang itu namanya 'storey camp'! Aku pun buru-buru mencoba untuk booking lagi, siapa tahu aku (masih) beruntung? Ternyata o ternyata, di jam 5 pagi itu, semua kamar -- baik private camp, storey camp, the cabin, the cabin plus, maupun the wooden camp -- sudah fully-booked!

 

Sekitar jam 08.00 seorang admin menghubungiku lewat WA, mengirim invoice yang harus aku bayar, dan mengatakan bahwa aku tidak bisa ganti jenis kamar lain karena semua sudah booked. Tagihan harus aku bayar dalam jangka 12 jam setelah invoice dikirim. FYI, untuk private camp, harganya Rp. 700.000,00. plus aku pesan untuk barbecue paket A (untuk 2 orang) Rp. 250.000,00. Jadi, aku membayar Rp. 950.000,00.

 

1 June 2024

 

Sekitar jam 07.45 aku sudah sampai di Taman Kasmaran, Ranz sudah datang dari Solo, dia naik travel ara*** jam 06.00.  sekitar pukul 08.05 Angie nyusul, lalu Fitri datang pukul 08.10. kami berempat meninggalkan lokasi pukul 08.20.

 

Alhamdulillah perjalanan lancar. Pemberhentian pertama kami di Kopi Eva, aku memilih ini untuk bernostalgia: di tahun 2013 saat pertama kali aku dan Ranz bersepeda lewat tanjakan Jambu ini (menuju Borobudur) kami mampir di sini. Aku, Angie, dan Fitri memesan cappuccino dingin untuk minum, Ranz sudah membawa air mineral jadi dia tidak memesan minuman. Untuk cemilan, Ranz memesan 2 butir telur setengah matang dan tahu berkuah; aku pesan tahu berkuah ini 3 biji, Angie tidak doyan tahu, lol. Aku juga memesan mendoan satu porsi (isi 4) dan pisang krispi 2 porsi (per porsi isi 2).

 

Setelah kami merasa cukup beristirahat, kami melanjutkan perjalanan. Admin dari Linggarjati sudah mengirim google map via WA, yang bisa mulai kita buka setelah sampai alun-alun Magelang. Untuk mencapai Linggarjati, kami memilih arah menuju Bandongan. Rute di google map mudah diikuti, jadi santai saja.

 

Sekitar 7 kilometer sebelum sampai area yang kami tuju, kami berhenti di satu minimarket untuk membeli 'bekal'. Well, kami belum tahu apakah di area bakal ada minimarket tempat kami beli air mineral dan jajanan. Di kamar memang disediakan air mineral, tapi kan hanya untuk 2 orang, sedangkan kami berempat.

 

Setelah merasa cukup dengan bekal yang kita beli, kami melanjutkan perjalanan. Trek terus menerus meninggi. Angie masih bisa mengikuti Fitri dengan aman. Hingga kami sampai di satu pertigaan, dimana Fitri melaporkan, "google map terhenti di sini, tante." nah lo. Kami pun bertanya kepada orang lewat, kami harus pilih belokan yang mana menuju Linggarjati. (Aku blas tidak kepikiran bahwa kami bisa menghubungi admin Linggarjati dan mereka akan menjemput.) Setelah diberi tahu rute mana yang harus diambil, kami melanjutkan perjalanan.

 

Nah, kali ini di satu titik, tanjakan terlalu curam, sampai Angie mlipir belok ke satu halaman rumah warga dan bilang, "Angie ga bisa Ma!" lol. Aku pun memilih turun, berjalan kaki. Biar Angie melanjutkan naik motor sendiri. Ternyata, tak jauh dari situ, Fitri pun berhenti dan Ranz turun dari boncengannya. Setelah tanjakan yang curam itu, ada jalan belok ke kanan, dan trek tak lagi nanjak curam. Aku pun naik ke boncengan Angie, Ranz naik ke boncengan Fitri.

 


 

Sekitar 500 meter dari situ, kami sampai di pertigaan lagi. Jika belok ke kiri, tanjakan, dengan trek jalan yang sudah diaspal. Sedangkan jika belok ke kanan, trek jalan berupa makadam, turunan. Dan … di turunan situ lah kami melihat tulisan LINGGARJATI. Wuiiiiih, kami akhirnya SAMPAI! YAY! Aku dan Ranz turun dari boncengan, Fitri langsung belok ke kanan, menuju Linggarjati, Angie terhenti di situ. Dia ragu-ragu, tidak berani langsung belok ke kanan. Lol. Akhirnya, untuk ambil ancang-ancang, Angie memilih belok ke kiri dulu yang berupa tanjakan. Baru kemudian, dia balik arah, dan turun, melewati trek makadam itu, menuju Linggarjati. ALHAMDULILLAH!

 

Kami sampai di situ sekitar pukul 13.30. Jam check-in jam 14.00, so kami pun melihat-lihat lokasi terlebih dahulu. Plus foto-foto tentunya.

 

To my 'surprise', I didn't see any restaurant. Lha entar kita mau makan bagaimana? Kami belum makan siang, hanya mampir di Kopi Eva untuk snacking and having some coffee. Ranz sudah langsung manyun karena dia belum makan 'berat' sejak pagi. Dia menikmati pemandangan yang ada, motret sana sini, tapi tetap saja ngomel, "Jika kamu sudah sarapan, ingatlah belum tentu aku sudah sarapan." katanya. Lah, aku dan Angie juga sarapan hanya secukupnya saja, aku Cuma masak ayam bumbu saus lada hitam tok. Waktu Angie kutawari kumasakkan mie instant goreng, dia menolak.

 

Di samping Linggarjati, ternyata ada penginapan lain dengan jenis glamping yang sedikit berbeda, namanya Krincing Mount View. Di sana ada semacam 'gardu pandang' dimana para pengunjung bisa foto-foto dengan membayar Rp. 5000,00 per orang. Aku pun mengajak yang lain ke sana. Saat itu, aku melihat ada warung sederhana, dimana kami bisa memesan minuman dan mie instant. Tidak lama setelah kami berempat nongkrong di situ, Fitri bilang dia mau berjalan ke arah 'atas' dimana Angie sempat ke sana untuk ambil ancang-ancang untuk turun melewati jalan makadam menuju Linggarjati. Kata Angie di sana ada warung makan. Okay. Aku dan Ranz tetap duduk-duduk di 'gardu pandang' itu. Suasana masih cukup sepi, meski sudah terliat para tamu yang akan menginap berdatangan, tak satu pun dari mereka berpikiran sama denganku: untuk foto-foto di tempat itu.

 


Karena Ranz tidak tahan kelaparan, akhirnya dia pun memutuskan untuk memesan mie instant goreng dengan telur ceplok. Kami makan di tempat itu dengan dikelilingi kabut! Yes, setiap sang mentari tertutup awan, kabut dengan cepat datang melingkupi area itu. Waktu aku lihat di hp, suhu udara menunjukkan 21 derajat Celcius, well, cukup sejuk lah buat orang-orang kota seperti kami. Ha ha …

 

Jam 14.15 kami berdua memutuskan untuk meninggalkan 'gardu pandang' itu dan 'kembali' ke area Linggarjati. Baru sekitar pukul 14.30 ada karyawan Linggarjati yang terlihat di 'joglo': di joglo itu lah kami check in dengan menunjukkan invoice yang kuterima. Pengelola membolehkan tamu yang menginap di private camp lebih dari 2 orang, dengan catatan kelebihan satu orang dikenakan biaya Rp. 75.000,00 namun tanpa tambahan fasilitas apa pun, seperti extra bed maupun sarapan. Saat check in, Ranz sekalian bilang ingin upgrade paket barbecue menjadi paket C yang cukup untuk 4 orang. Dengan ini berarti kami harus membayar lagi sejumlah Rp. 150.000,00 (2 orang, Ranz dan Fitri) plus Rp. 125.000,00 untuk upgrade paket barbecue.

 

Oh ya, waktu check-in, kami diberitahu bahwa para tamu bisa memesan makan yang tersedia, dengan cara memilih jenis makanan di menu yang mereka tawarkan. Ada sebuah dapur tempat chef Linggarjati memasak, yang terletak di depan storey camp 1-2. walaaah. Tahu begitu, Fitri dan Angie ga perlu berjalan jauh-jauh ke 'atas' sana. Hoho …

 

our 'glamping'

Tak lama setelah urusan check-in selesai, aku dan Ranz masuk ke kamar yang disediakan untuk kami: private camp 01. Saat itu, Angie dan Fitri tetap belum kembali. Setelah meletakkan semua barang bawaan kami ke dalam kamar, kami berdua jalan-jalan. Di atas dapur yang kusebut di paragraf sebelum ini, ada rooftop untuk foto-foto.

 

Setelah merasa cukup puas, kami kembali ke kamar private camp 01. ternyata saat itu, Angie dan Fitri sudah kembali. Kulihat mereka sedang makan nasi goreng di gazebo di depan kamar kami. (Semua jenis glamping baik yang private camp maupun storey camp, memiliki gazebo sehingga para pengunjung yang menginap bisa melakukan kegiatan makan di situ. Sedangkan penginapan yang jenis the Cabin maupun the Cabin plus memiliki teras di depan kamar masing-masing, tanpa gazebo.

 

yang di belakangku itu storey camp

Saat kami menikmati nasi goreng, terlihat mulai banyak rombongan orang-orang yang datang untuk menginap. Kebanyakan dari mereka datang berombongan ramai-ramai. Minimal mereka itu booking 2 camp sekaligus. Pantas saja waktu aku booking, dengan cepat semua kamar telah fully-booked! Mereka yang datang berombongan itu terlihat membawa banyak peralatan memasak sendiri loh, semacam alat untuk memanggang, wajan teflon, bahkan juga ada yang membawa panci yang ukurannya cukup besar! Hanya kami berempat mungkin yang datang hanya dengan membawa badan dan baju secukupnya. Hoho …

 

Sekitar pukul 4 sore, Ranz memutuskan untuk memasang hammock. Dia memanfaatkan 'tiang' dua gazebo dari private camp 01 dan 02 untuk menali hammock. Setelah hammock siap, kami berdua duduk-duduk di situ sambil ngobrol, sementara Angie dan Fitri tetap berada di dalam kamar.

 

Sekitar pukul 5 sore, Ranz yang sudah kelaparan ke joglo memesan ayam bakar. Kami tidak tahu kapan bahan masakan barbecue akan disiapkan untuk kami makan malam. Ternyata, setelah ayam bakar Ranz datang sekitar pukul 17.30, seorang karyawan Linggarjati datang membawa alat pemanggang dan bahan-bahan yang akan dipanggang (daging sapi dan daging ayam yang tentu sudah di-fillet) lengkap dengan 5 macam saus.

 


Malam itu, meski kami makan tanpa karbo (nasi), aku merasa super duper kenyang!

 

Pukul 19.30 kami sudah selesai makan malam. Lalu, kami masuk kamar. Setengah jam kemudian, hujan turun! Waaahhh …

 

Bed yang disediakan oleh pengelola berukuran 180 x 200. meski Fitri membawa sleeping bag, aku tawari dia sekalian tidur di bed bareng aku dan Angie. Ranz pun kalau mau juga bisa 'nempil' di tengah sih, tapi dia ogah bersempit-sempit, lol. Dia memilih tetap tidur di 'kasur pompa' yang dia bawa. Ranz beli kasur pompa ini di tahun 2018 buatku, saat kami akan ikut bikecamping ultah Komselis yang kesembilan di Teluk Awur, Jepara. Saat kasur pompa itu mulai kempes di tengah malam (hah! Padahal dulu waktu aku tiduri di tahun 2018, dia ga kempes sampai keesokan hari!) Ranz pun pindah tidur ke sofa. Untunglah kamar dilengkapi dengan sofa yang empuk.

 

Oh ya, meski dingin, kami berempat mandi loh. Semula aku berpikir ga usah mandi, lol. Namun saat sikat gigi, air yang mengalir dari kran kok hangat? Aku pun memutuskan untuk mandi saja. Ha ha … 

 

To be continued.

 

No comments: