Search

Tuesday, June 18, 2024

Sebatangkara

aku tidak pernah merasa sebegitu sebatangkara sampai hari Minggu kemarin aku menengok seorang rekan kerja yang habis kecelakaan di hari Sabtu, saat dia akan berangkat ke kantor. 

mumpung hari Minggu, Angie libur, so aku bisa memintanya untuk menemaniku menengok rekan kerja ini di satu rumah sakit yang terletak di Jl. Pandanaran. (not only was it Sunday, but also the hospital is located not far from my house, so it was very convenient for me to visit her.) sesampai di ruangannya, aku heran, yang berkumpul menengoknya itu mungkin ada sekitar 10 orang! waktu aku ngobrol dengan rekan kerja ini, ada 4 orang undur diri, nampaknya mereka adalah tetangga. lha yang lain? ada bapak ibu, ada adik-adik, ada paman, ada sepupu, juga anaknya yang masih balita. tidak lama kemudian, ada lagi yang datang menjenguk. dari cara temanku ini menyapa, aku bisa mengambil kesimpulan bahwa yang baru datang itu pamannya. 

setelah meninggalkan rumah sakit, aku dan Angie jalan-jalan ke satu mall yang terletak di daerah Simpanglima; Angie mengajakku jajan es krim. lalu kami ngobrol. 

"Yang, Angie berpikir yang sama dengan Mama ga? ketika tante sakit, yang menjenguk ya paling kalau tidak di antara kita ya suaminya tante? sementara tadi teman kerja Mama yang datang menengok banyak sekali."

"Begitulah kita ini Ma: sebatangkara, jauh dari sanak saudara." jawab Angie. 

I am okay with this, anyway. Mom and Dad dulu tentu punya pertimbangan yang kuat saat memutuskan untuk terus tinggal di Pulau Jawa, dan bukannya pulang ke Gorontalo. 

PT56 07.23 18/06/2024



No comments: