Search

Wednesday, March 01, 2023

B u c i n 5

 


Tulisan di bawah ini saya copas dari akun facebook mbak Rani Rachmani Moediarta 

 

Bucin
 
Perlu jatuh bangun dalam bucin dan menyaksikan korban-korban bucin berjatuhan untuk membuatku sadar betapa menyebalkan diriku yang dulu bucin itu. Dan kumaklumi bila dulu aku pernah dijauhi sahabat dan orang -orang dekatku karena itu.
 
Orang-orang bucin itu sering tanpa sadar mengorbankan orang-orang lain demi menjamin kepentingan kekasihnya: orang nomor satu dalam hidupnya.Acap kali tindakannya tidak masuk akal dan tergolong bodoh meski dia sebenarnya cerdas sewaktu belum kena candu bucin. Demi menyenangkan dan memberi servis kelas satu kepada kekasihnya, ia rela melepas dan kehilangan semuanya, mulai dari hubungan baik dengan teman-teman dekat, bahkan saudara-saudaranya, tidak takut kehilangan kepercayaan mereka, dan bahkan ... harga dirinya! 
 
Berkali-kali telah kusaksikan teman-temanku yang bucin mengambil peran sebagai providers all in secara tidak masuk akal. Dia rela sampai berhutang demi menjamin hidup lelaki yang jadi kekasihnya! Rela mencicil kartu kredit demi memberikan hiburan kepada yang tersayang!
 
Sick! Isn't it?!
 
Jangan dikira, perempuan itu cuma mengandalkan pemberian gratisan dan jaminan finansial dari lelaki. Pada perempuan bucin yang mandiri secara finansial, yang terjadi sebaliknya: apapun diberikan, segala sesuatu bisa disediakan demi merebut hati lelaki idamannya. 
 
Memang nggak apa-apa juga perempuan yang menjadi sumber finansial bila itu yang memungkinkan. Yang jadi masalah selalu adalah pemberian dan jaminan itu tidak menjamin cinta bakal berbalas setimpal dan apalagi kesetiaan! Sama sekali tidak! Padahal, itu yang diharapkan. ....
 
Kepada teman perempuanku yang tengah bucin dan minta saran, aku selalu mengingatkan. "Lelaki itu DNA-nya hunter dan provider. Senyaman-nyamannya dia menikmati uang kita perempuan, di lubuk hati paling dalam dia ingin berburu dan menyerahkan hasil buruannya kepada yang menunggu di rumah, bukan dikerangkeng dalam kenikmatan tanpa keringat. 
 
"Senyaman-nyamannya dia bergelimang fasilitas yang kita sediakan, di dalam instingnya dia ingin jadi penjamin kebutuhan survival. Oleh karenanya, lelaki yang dijamin Si Bucin berpotensi tidak punya harga diri, tidak setia, dan lekas bosan! Dia jadi ingin berburu yang lain yang lebih mengasyikkannya dan lebih mengangkat harkat derajat dan martabat kelelakiannya!"
 
Kesimpulannya? Perempuan bucin yang kebetulan tajir bisa saja menahan lelaki idamannya dengan uang dan fasilitasnya. Tetapi tidak hati dan kesetiaannya. Never. (cetak tebal dari saya, Nana)
 
Aku ngobrolin pengalaman bucin kami masing-masing bersama 3 teman perempuan beberapa bulan lalu. Aku mengaku pernah bucin dan bodoh. Temanku menimpali cerita dengan kisah perbucinannya yang jauh lebih dramatis lagi dan telah membuat hidupnya terpuruk. Lalu teman yang satu lagi yang paling tajir dan jauh lebih muda daripada kami berdua menegaskan. "Wah, kalau aku sih nggak akan bucin. Kalau jatuh hati aku nggak pernah bucin, tuh."
 
Selang beberapa bulan dia jatuh cinta. Dan kami melongo menyaksikan banyak tingkahnya yang tidak masuk akal ... berperan sebagai provider! Gemeeeez tetapi tidak berdaya. Dan kami memutuskan tidak berbuat apapun. Karena tahu dari pengalaman sendiri percuma memberi saran, nasehat, pandangan kepada yang tengah bucin. ... 
 
Bagi si bucin, kekasihnya adalah sumber kenikmatan, adalah candu tingkat yang paling tinggi. Rokok bagi perokok, masih belum apa-apa. Alkohol bagi alkoholik masih belum setara. Aku duga, kekasih bagi Si Bucin adalah ... heroin! Sudah susah lepasnya dan apapun dilakukan demi mendapatkannya. Padahal, candunya ingin lepas bebas. ...!
 
๐Ÿ˜
๐Ÿ˜
Begitulah ketika cinta dan seks menjadi candu! Dan memang menurut neurosains, proses biokimiawi kecanduan itu di dalam otak yang sami mawon. ...
 
Maaf, aku numpang lewat saja bagi yang kebetulan kini sedang kecanduan. ...
 
1 Maret 2023 


----------------------

Komen saya pendek saja:

Jika 'begitu' itu (yang digambarkan mbak Rani di tulisannya) sebagai definisi bucin, berarti saya belum pernah menjadi seorang bucin, apalagi bucin kaffah, ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜…๐Ÿ˜‚ belum pernah. ya mungkin karena saya belum pernah merasa memiliki uang segitu banyaknya sampai mampu 'ngopeni' seorang lelaki, memberi apa yang dia ingini hanya agar demi si lelaki stay with me. hihihi 

'Taraf' bucin saya 'cuma' cannot stop thinking of him! just that. culun sekali kan yaaa. hihihi ...

No comments: