Search

Wednesday, June 06, 2018

M a g n e t



Sekian hari lalu, di satu acara sepedaan bareng, seorang kawan, perempuan, menyatakan keheranannya pada laki-laki yang berbondong-bondong follow akun (contoh: instagram) seorang perempuan cantik. "Aku ga paham, buat apa sih laki-laki itu follow akun perempuan cantik yang tidak mereka kenal langsung?"

Sebagai seorang perempuan -- yang pernah merasa cantik sekian tahun lalu, lol -- aku juga pernah bertanya pada diri sendiri seperti itu, meski tidak pernah kuutarakan pada siapa pun, apalagi membahasnya pada seseorang. Itu sebab aku tidak menjawab pertanyaan kawan sepedaanku itu, selain tertawa; entah apa yang kutertawakan. lol.

Pertanyaan ini mengingatkanku pada beberapa kawan perempuan fesbuk yang keukeuh tidak pernah mengunggah foto aslinya sebagai foto profil. Salah satu alasan yang mereka kemukakan -- yang masih aku ingat -- adalah ingin agar para 'fans' fesbuknya (atau well, kawan fesbuk deh) memujanya, atau mungkin hanya sekedar mau berteman dengan mereka bukan karena kecantikan fisik semata, namun karena mereka cerdas dan menarik (plus menyenangkan) untuk dijadikan kawan di fesbuk. Mereka tidak ingin kecerdasan mereka ini tidak dianggap penting, dan tertutupi kemolekan fisik mereka.

Pertanyaan yang sama mengingatkanku pada seorang perempuan yang kadang akunnya aku stalking. hihihihi ... sebagai sesama perempuan, aku tidak menganggapnya (wajahnya) cantik, (I have my own 'standard' to call a woman beautiful) dia "hanya" kebetulan memenuhi standard kecantikan media, kulit putih terang, dan tubuh tinggi langsing. Karena aku dan dia tidak berteman, aku hanya bisa stalking foto-foto yang dia unggah dan diset public, dan aku tidak bisa tahu apakah dia juga terkadang menulis status yang mungkin dia set terbatas. Di tiap foto diri yang dia unggah, jumlah orang yang ngelike -- kebanyakan laki-laki -- pasti mencapai ratusan jempol. You can guess, komennya relatif sama, "cantik!" Benar-benar membosankan. lol. (Shhhttt ... hasil stalking-anku hanya membuatku bosan, namun toh once in a blue moon mendadak aku ingat padanya dan ingin stalking. kekekekeke ...)

Sekarang, jika kubandingkan dua jenis perempuan yang kutulis di dua paragraf di atas, yang tidak mengunggah foto asli, punya fans dari dua jenis kelamin. Para fans ini tidak peduli apakah si pemilik akun beneran cantik -- dan tidak mau kecantikan fisiknya mengalahkan kecerdasannya -- mereka terus menyukai status-status yang ditulis. Sedangkan jenis perempuan yang kedua, fansnya kebanyakan laki-laki. Jika pun ada perempuan, pasti karena mereka benar-benar kenal di dunia nyata.

Bisakah kuambil kesimpulan bahwa laki-laki (tidak semua sih) hanya tertarik pada kulit, tanpa isi? Karena mereka tidak mau kalah saingan? kekekekekeke ...

No comments: