Search

Wednesday, March 07, 2012

Narsisku Bahagiamu

"Narsisku Bahagiamu" adalah judul lomba yang diadakan di lapak sebelah, tepatnya di www.multiply.com Dari judulnya saja tentu para pembaca bisa dengan mudah 'menerjemahkannya sebagai 'narsis yang kulakukan akan membawa kebahagiaan untukmu".

Nah, jenis lomba seperti apa itu yak? :)

 
Mas Daryono dan aku yang sok pura-pura jadi penjual

Alkisah lomba ini bermula dari seorang mper yang hobby jajan di pinggir jalan, semasa masih remaja. Dan dia tahu banget bahwa para penjual di pinggir jalan ini termasuk para pedagang dengan modal yang 'secukupnya'. Nah, dalam rangka ingin memberikan bantuan kepada mereka, namun tetap memupuk 'penyakit' (atau hobi ya? :-P) bernarsis ria, maka diselenggarakanlah lomba dengan judul 'narsisku bahagiamu' ini.

Cara bermainnya begini. Para peserta diminta untuk mewawancara para pedagang kecil -- boleh berdagang 'sesuatu' misal makanan, atau penyedia jasa, misal para 'odong-odonger', hihihihi -- menuliskan kisah kehidupan mereka bagaimana mereka 'fight' dalam kehidupan mereka sehari-hari, bagaimana kisah mereka menginspirasi orang lain untuk terus survive. SYARAT UTAMA yang butuh nyali adalah para peserta juga diminta untuk berfoto a la para pedagang tersebut (bergaya seperti para pedagang tersebut, kalau perlu mengenakan pakaian yang mirip yang biasa mereka lakukan ketika menunaikan tugas), narsis habis pokoknya. :-D => ini penjabaran dari kata 'narsisku'

Lha 'bahagiamu' gimana dong?

Nah, dari sekian peserta, akan dipilih tiga juara utama. Juara 1 mendapatkan uang tunai satu juta rupiah; juara 2 enam ratus ribu rupiah; dan juara 3 empat ratus rupiah. Dari jumlah uang tunai itu, masing-masing harus dibagi dua untuk si peserta lomba dan pedagang yang diwawancarai.

ISN'T IT VERY SWEET?

Begitulah. Sebenarnya aku bukan tipe orang yang suka men-challenge diri untuk ikut lomba-lomba ini itu (meski setahun lalu aku juga ikut lomba di lapak sebelah menulis love letter dalam rangka menyambut valentine's day), namun lomba yang satu ini memang benar-benar menantang dan membantu para pedagang kecil.

Maka, begitulah. Aku ikut lomba itu. Karena di Semarang aku tidak tahu banyak tempat jajan di pinggir jalan, aku menyambut ide Ranz untuk wawancara seorang pedagang langganannya: Mas Daryono yang biasa berjualan kue lekker di depan gedung SMP N 1 Solo. (Syarat utama, pedagang tidak memiliki tempat permanen yang berbentuk rumah atau warung.) Plus, Ranz kan punya kamera dan bisa 'kumanfaatkan' untuk menemaniku wawancara plus menjepret 'aksi-aksiku'. Hihihihi ... Kesempatan itu kudapatkan ketika aku dolan ke Solo bulan Desember 2011 lalu.

Ketika membaca beberapa tulisan peserta lain, aku tahu kisah kehidupan MD 'biasa-biasa' saja, dan tidak terlalu menginspirasi. Bandingkan dengan Mbah Suripah penjual Jamu Jun yang diwawancarai Bambang Priantono, usia beliau sudah cukup 'sepuh' namun tetap semangat dan tekun berjualan jamu jun -- jamu khas wong Semarang -- untuk survive tanpa mengandalkan bantuan dari anak-anaknya yang dia tahu bahwa anak-anaknya pun hidup dalam taraf pas-pasan, demikian juga suaminya. Tidak heran jika tulisan Nono dipiih sebagai juara pertama.

Meski tidak menjadi salah satu pemenang, aku sangat senang mengikuti lomba ini. Apalagi karena ada hadiah hiburan (yang mengejutkan) kepada semua pedagang yang diwawancara, yakni uang tunai sejumlah Rp. 200.000,00 untuk masing-masing orang. Aku bisa bayangin tentu nantinya Mas Daryono bakal kaget dan senang menerima hadiah itu. (Tentu harus ada 'bukti' berupa jepretan-jepretan foto. Narsis lagiiiiiiii!!! Asiiikkk :-P)

PT28 18.38 060312

P.S.:
hey hey ... join us at multiply :)

Klik  link ini untuk tulisanku tentang Mas Daryono

Klik disini untuk tulisan Nono tentang Mbah Suripah
 
Nono yang narsis abisss, nyulik dari lapaknya tanpa izin ... hihihihi