Search

Monday, January 31, 2011

Be A Pseudo Teacher

Today Monday 31 January 2011 I started being an 'assistant' for two students of grade 1 and 2. They can be categorized into students who need special attention. The one in grade 1 finds it difficult to concentrate if there is no 'pseudo teacher' sitting next to him: to remind him to listen to the teacher, to remind him to do the exercises given by the teacher, as well as to encourage him to finish doing the exercises. For intellectual, he is not a weak student. The one in grade 2 needs somewhat extra 'work' from the 'pseudo teacher' since he belongs to hyperactive kid who cannot sit still for more than 5 minutes. He also needs to do 'kinesthetic' things while listening to the teacher explaining in front of the class. A teacher informed me that in fact he belongs to the smart kid -- easy to absorb any lesson the teacher gives as long as he can concentrate well. However, if his parents do not give him stimulants to remember what he gets at school, he will easily forget all lessons he has got.

Honestly at first I felt reluctant to get this assignment because it means it will reduce my time to do some preparation for other classes including making some small tests for other students. To make myself challenged, I consider it as a very interesting thing to do since I will take care of some students who need special treatment. And when I have a good mood, I can write the experience for my blog. (Just like what I am doing at the moment. )

Today, however, I only needed to assist the student in grade 1 since I had to substitute a workmate who was absent today, at the time when I was assigned to assist the student in grade 2.

My impression for my first day: well, the student of grade 1 was nice. He didn't show any hostile feeling toward me although this was the first time for both of us to interact. It was easy for me to tell him, "Hello, please listen to the teacher." or "Come on, let us do the exercise!" I didn't forget to give him appreciation to encourage him to answer the following question. (Btw, the subject was Reading Comprehension.)

I have already seen the student of grade 2 whom I have to assist. His facial expression showed big curiosity when looking at me since he must have known that my presence there was to 'accompany' him to study. He would be more challenging to 'handle' I assume.

Well, just wait for next week.

PT56 22.59 31.01.11

Sunday, January 30, 2011

Obrolan di lapak sebelah

Salah satu teman lama namun baru mendadak menyapaku setelah baru saja kukonfirm. Dia ingat di kelasku hanya ada 4 anak, namun dia lupa which is which, maka aku pajang fotoku sebagai foto profile (sebelumnya aku pajang gambar pemandangan), in case dia bisa ingat lagi. Secara banyak teman bilang face-ku ga berubah banyak, selain 'mendewasa'. LOL.

Berikut salah satu obrolanku dengannya.

M: "Anakmu berapa Na?"

N: "Siji"

M: "Lho, piye to? wis tuwo kok anake mung siji."

N: *bengong*. Anakku siji, wis gedhe, kuliah ning UNDIP meh mlebu semester 4 iki. lha anakmu piro?"

M: "Siji, meh loro, tapi ra sido."

N: "Keguguran?"

M: "Ora, umur rong dino dipundut karo sing kuwoso."

N: "Oh, sorry to hear that."

M: "aku meh golek rondo ae sing nduwe anak 3, dadi karo anakku, aku nduwe anak 4."

N: "Lho? obsesimu nduwe anak 4 to?"

M: "Ben anakku sing siji iki ora manja."

Sampai di sini, aku agak rancu sebenarnya, apakah hanya anak keduanya yang meninggal, ataukah juga dengan istrinya. Namun kemudian obrolan kita selanjutnya adalah usahanya mencari istri kedua. Dia bilang istri pertamanya dokter. Entah bagaimana ceritanya dia akhirnya bilang sudah ada seorang janda beranak tiga, berprofesi dokter pula, yang bersedia menjadi istrinya.

N: "Lha tuh udah ada calon, Diiyain aja langsung!"

M: "Masalahe piye carane ben bojoku relo, ngijinin aku kawin lagi."

Baru aku ngeh kalau yang meninggal hanya anak keduanya.

N: "Maksudmu kamu mau poligami?"

M: "Lha iyo to?"

N: "hahahaha ... you asked the wrong person. I HATE polygamy!"

M: "Gantian aku sing ngakak ah. wakakakakaka ..."

Aku sebenarnya tersinggung (maklum, lagi pms), tapi aku berusaha slow down.

N: "hahahaha ... mari tertawa bersama, bukankah tertawa itu menyehatkan?"

M: "notol mbok nom yo notol mbok tuwo."

N: (sambil istighfar biar sabar)) "ck ck ck ck ..."

M: "nopo?"

N: "ora popo, cicak lewat."

M: "poligami berlaku hanya untuk laki2 mulane cah wedok podo ora seneng"

N: "ada juga laki-laki yang mendengarkan hati nurani mereka yang mengatakan poligami haram kok. ga hanya perempuan. laki-laki yang otaknya hanya notol itulah yang bergembira ria dengan poligami, dengan menginterpretasikan ayat alquran demi kebutuhan selangkangan mereka. Aa Gym adalah contoh yang sangat baik atas ketakaburan iman padahal dalam otaknya hanya ada notol istri tua dan istri muda."

M: "wah aku gak setuju pandangan yg demikian jgn dikonotasikan mung notol wae... kesannya urakan...."

GOSH!!! yang mulai dengan istilah notol siapa coba? waktu kubalikkan ke dia, dia ga terima!

N: "hahaha ... listen to your own heart ajah kalo gitu"

M: "jangan bawa2 ayat alquran ndak etislah.... saya kira aa gym itu bukan bermaksud takabur ya... krn dia seorang selebritis namanya kondang yg resikonya besar.... masih banyak aa gym2 yg lain mungkin krn keterbatasan info maka tidak terekspos ..... masih banyak laki2 yg beristri lebih dari 1 , jgn kuatir"

N: "wakakakakaka ... gimana ga akan bawa2 ayat alquran kalau justru orang2 yang mikirin urusan selangkangan itu justru menggunakan ayat alquran sebagai tameng otak mereka yang ngeres"

M: "saya nggak tuh......tahu gak bedanya laki2 sama perempuan ?"

N: "lho?

kau tahu kenapa di surat kawin untuk orang beragama Islam disebutkan laki-laki boleh menikah lagi jika bla bla bla ...? ini dikarenakan ayat surat annisa itu. jika tidak ada, mana mungkin di surat kawin akan ada tulisan seperti itu? mana mungkin akan ada fenomena poligami dalam agama islam?

dan kenyataan bahwa meski ada syarat jika bla bla bla ... tetap saja tidak dijadikan patokan oleh banyak orang, dengan mata terpejam, otak tertutup rapat mereka hanya mikir mau kawin lagi"

M: "memang urusannya ribet."

N: "I've told you! You asked the wrong person~"

M: "aku ora mudeng bahasamu."

N: "hahaha ... ok, just forget it."

Gosh .. oh gosh ... untung aku tidak blow up!

PT56 22.38 30,01.11

Fenomena Reuni

rKonon bahwasanya fesbuk telah menyambung 'friendship' yang lama terputus adalah salah satu 'keajaiban' yang didengung-dengungkan selama ini. Meski di awal aku membuka akun di fesbuk bukan agar bisa terhubung dengan teman-teman lama -- namun lebih disebabkan teman-teman komunitas b2w Semarang yang berbondong-bondong hijrah kesana dari MP karena katanya lebih user-friendly, dan aku tak mau kehilangan diskusi dengan mereka -- lama-lama aku pun mulai mencari jejak-jejak teman lama.

Satu ... dua ... akhirnya aku pun menemukan lebih dari 50 teman lama, terutama waktu duduk di bangku SMA.

Then what?

N-o-t-h-i-n-g!

Well, dengan beberapa dari mereka memang akhirnya aku keep in touch dengan saling menyapa, menulis komen tatkala mereka menulis status, dll. Dengan yang lain, benar-benar NOTHING. But then some people planned to have a reunion. First, it was an 'embryo' to plan a bigger reunion, 'anniversary' kedua puluh lima setelah kita lulus SMA.

I love my high school time. It was really memorable. Bagaimana tidak, jika selama dua setengah tahun, di kelasku hanya ada empat siswa, dua laki-laki, dua perempuan. We majored in Bahasa, jurusan yang sering hanya dipandang sebelah mata, jurusan buangan bagi mereka yang tak bisa masuk jurusan IPA maupun IPS. Namun bagi diriku dan ketiga temanku, kita memilih jurusan ini bukan karena ga mampu diterima di IPA maupun IPS. I love English, ini alasan utamaku. Ga suka matematika alasan ketiga temanku.

Dan, begitulah. Setelah lebih dari 20 tahun kita tidak bertemu, waktu reuni ternyata aku masih juga mendengar beberapa rekan yang sok hanya gara-gara lulus dari jurusan IPA. goodness! Dan sifat aloof-ku muncul jika berada dalam komunitas yang membuatku tidak nyaman. Maka aku pun hanya menjadi pajangan, pelengkap (tak) penderita. Maka di beberapa rapat menjelang penyelenggaraan reuni perak, aku selalu membawa buku bacaan dan diary untuk menulis. (Bukan untuk menjadi notulen rapat! ) Untuk asik sendiri.

Sementara itu, untuk mewadahi teman-teman alumni SMA 3 seangkatan, seorang teman membuat grup 'Alste 86' (Alste = alumni sma tiga semarang) . Hal ini membuatku mendadak mendapat permintaan pertemanan dari teman-teman seangkatan. Aku konfirm for old time's sake, meski aku ga yakin apakah dulu kita saling kenal. Kalau aku lumayan terkenal ya maklum, lha satu kelas hanya 4 siswa, kalau sedang berbaris upacara bendera terlihat nyolok hanya 4 anak, dibandingkan kelas-kelas lain yang jumlah siswanya lebih dari 30 siswa.

Dengan beberapa teman, aku memang bisa nyambung, Gampang menengarainya, jika mereka tertarik mampir membaca noteku yang mungkin dianggap tidak awam bagi orang awam, menulis komen, dan mendadak kita akan menjadi new good buddies. Dengan yang lain, hmmm ...

Jadi ingat salah satu diskusi di kelas Professor Hall zaman kuliah dulu. "Why can't you marry your high school sweetheart?" Lulus SMA mungkin kita melanjutkan kuliah di kota yang berbeda, bergaul dengan orang yang berbeda, mungkin salah satu dari kita akan mengalami perkembangan psikologi, intelektual, spiritual dll yang 'kencang' sedangkan our high school sweetheart mengalami hal yang lain. Inilah yang kemudian menjadikan kita dan our high school sweetheart asing satu sama lain. How could we marry such a stranger?

Baru saja tadi pagi aku menemukan akun seorang teman yang pernah dekat waktu SMP dan SMA. I invited her to be my FB buddy. Well, mungkin kita tak akan lagi bisa sedekat / seakrab dulu, but paling tidak we still can keep in touch.

PT56 21.57 30.01.11

Jatuh Cinta

kala serasa tak mampu melewati hari tanpa ungkapkan segenap rasa yang kau pendam kepadanya
 
PT56 12,57 30.01.11

Saturday, January 29, 2011

Sabtu, 29 Januari 2011


 
Dengan alasan yang tidak jelas -- kecuali bahwa aku merasa sedang kelebihan energi yang harus disalurkan, energi yang tiba-tiba mengumpul di seluruh titik-titik pusat penggerak otot-otot tubuh; energi yang tak pelak menghantamku "hanya" karena aku mendadak kangen seseorang from head to toe, yang telah membuat pagiku chaotic, yang telah membuat jantungku bekerja ekstra kala teringat padanya -- seusai mengajar pukul 12 tadi siang, aku nggowes di sepanjang jalan (sebagian) Semarang. Meski mentari sedang bersinar terik. Meski jalanan penuh kendaraan bermotor yang membuang gas emisinya ke udara tanpa ampun.

Dari Pierre Tendean aku menuju Tugumuda kemudian belok ke Pandanaran. Aku tak tahu apakah ada hubungannya antara pe em es dengan keinginan makan rujak, namun yang pasti aku mampir ke seorang penjual rujak yang biasa mangkal di depan toko buku GM. Sesampai disana, ada beberapa orang yang merubung si penjual. Pada waktu aku datang, si penjual sedang memasukkan tujuh porsi rujak kedalam tas plastik, kemudian menyerahkannya kepada satu-satunya pembeli laki-laki yang berada di situ. Si pembeli menyerahkan uang selembar seratus ribu rupiah. Kulihat si penjual memberikan selembar uang lima puluh ribu rupiah sebagai kembalian. Dia nampak terburu-buru karena tiga orang calon pembeli yang telah tiba sebelum aku datang langsung memesan, "Pak, saya pesan tiga bungkus, yang satu tidak pakai timun, yang satu tidak pakai nanas, bla bla bla ..." Yang lain pesan, "Pak, saya pesan tiga bungkus yang bla bla bla ..." Sementara itu, si pembeli laki-laki tidak segera pergi. "Kembaliannya kurang pak!" keluhnya. (FYI, satu porsi rujak enam ribu rupiah.) Terlihat semakin grogi (entah karena siang yang terik menyebabkan emosi naik, entah karena grogi karena dikerubungi pembeli perempuan yang 'fussy' memesan begini begitu? LOL) sang penjual buru-buru mengambil uang lima ribuan dua lembar dan menyerahkannya kepada laki-laki itu. Entah apa yang ada di benaknya, menerima tambahan kembalian sepuluh ribu rupiah, dia langsung ngeloyor pergi. Kulihat dia menuju tempat parkir hotel di samping toko buku.

Tanyaku pada diri sendiri, "Mengapa dia ga ngembaliin dua ribu rupiah yak?" 

Dari sana, aku lanjutkan mengayuh pedal Snow White tanpa arah yang pasti selain terus ke arah Timur. Sempat berpikir untuk belok ke arah Mataram, melaju di salah satu jalan panjang di Semarang yang masih memiliki jalur lambat yang seharusnya bisa dipakai untuk 'bike lane' namun sayangnya di jalur lambat itu selalu dipenuhi oleh mobil-mobil yang parkir, sampai ke salah satu pasar tradisional terbesar peninggalan pemerintah kolonial Belanda, pasar Johar. Namun ternyata, aku tak jadi belok, malah terus melaju ke arah Timur.

Sesampai di traffic light di depan salah satu pusat perbelanjaan yang lumayan besar namun tak pernah berhasil menarikku untuk berbelanja ke sana, aku belok ke arah kiri: jalan Gajah. Bayangan MAJT sudah tergambar di pelupuk mataku sehingga kuputuskan akan mampir disana. 

Aku sempat heran tatkala menjelang masuk pintu gerbang MAJT banyak mobil berderet masuk. Aku kira mereka adalah para pelancong yang konon banyak mampir ke MAJT untuk mampir shalat sekalian melihat masjid terbesar di Semarang itu. Menara di halaman depan MAJT banyak menarik perhatian orang untuk naik ke tingkat paling tinggi (ada lift untuk mengangkut pengunjung kesana) yang bisa membuat kita memandang kota Semarang. 

Sesampai di halaman dalam aku baru ngeh, ternyata ada hajatan walimahan. Ga heran kalau banyak tamu. :) Dengan menaiki sepeda, aku bisa dengan mudah meliuk-liuk di antara mobil-mobil yang berjalan pelan menuju tempat parkir.

Sesampai di belakang masjid, di jalur yang seharusnya dipakai lewat kendaraan memutar untuk menuju keluar area MAJT, kudapati sekitar 9 anak laki-laki sedang main bola. Ada beberapa sepeda yang diparkir di dekat mereka main bola, sehingga dengan mudah kusimpulkan anak-anak itu berangkat kesana naik sepeda, mereka memang berniat main bola di daerah itu. Aku pun kemudian memarkirkan Snow White di dekat tumpukan sepeda mereka, dan menempatkan diri duduk di bawah salah satu pohon pelindung yang berdiri berjajar rapi, dan membuka bekal: rujak dan satu botol air mineral. 

Sambil memandang anak-anak itu main bola, aku menikmati rujak dan berpikir, Memang kebanyakan anak laki-laki ga bisa berdiam diri di rumah sepulang sekolah ya? Mereka butuh bersosialisasi dengan teman-temannya sembari bermain sesuatu? Aku ingat kakak laki-lakiku yang waktu kecil dulu lebih kerasan tinggal di rumah dibandingkan adik-adiknya yang perempuan. :-D Aku ingat Angie yang lebih homebody type dibandingkan nyokapnya. Bergabungnya aku dengan komunitas b2w telah 'mengembalikanku' ke habitat tukang ngeluyur, meski hanya gowes-gowes di dalam kota. :-D Sementara pengalamanku menghadiri rapat korwil b2w wilayan DIY dan Jateng 15-16 dengan mengajak serta Snow White telah menumbuhkan hasrat untuk ngeluyur lebih jauh lagi, paling tidak ke Jogja, dimana aku lumayan mengenal daerahnya (yah ... at least daerah jalan Kaliurang - Bulaksumur - Gejayan - Malioboro) dan seorang sobatku akan selalu membuka pintu rumahnya untukku menginap (ngirit biaya hotel lah :-D ) 

Beberapa saat kemudian ada sekitar tiga mobil yang datang dan diparkir di dekat tempat anak-anak itu main bola. Mungkin tempat parkir yang disediakan sudah penuh. Dan anak-anak itu pun akhirnya hanya menggerombol sambil ngobrol. 

Selepas pukul 14.00 mentari telah bersembunyi di balik awan. Siang tak lagi terik. Angin sepoi-sepoi berhembus dengan nyaman. Aku pun berkemas untuk pulang. Dari MAJT aku belok kiri menuju jalan arteri. Lepas jalan arteri dan jalan Citarum, aku belok kiri ke jalan Dr Cipto untuk memastikan bahwa apa yang dikatakan oleh seorang rekan kerjaku benar: bus-bus AKDP /AKAP tak lagi diperkenankan melaju di jalanan dalam kota! Dari terminal Terboyo mereka harus masuk ke jalan tol langsung menuju Banyumanik. Alamat kalau akan ke Jogja aku sebaiknya naik kereta Banyubiru saja. Jarak rumah ke stasiun Pontjol sangat dekat, naik Snow White aku hanya butuh kurang lebih 10 menit!

Aku sampai rumah pukul 15.00. Istirahat sejenak, kemudian mandi. Aku berangkat ke tempat kerja naik Snow White lagi, mengajar pukul 16.00-18.00 Pulang mengajar, hasrat nggowes muncul lagi. Aku turuti lagi lah, kali ini aku memilih arah Barat. 

Really enjoyed my biking today!

PT56 20.27 290111

Sunday, January 23, 2011

Irrational

tetap
merayakan rasa yang ada
tumbuh dan berkembang penuh
untukmu
.
.
:
by
reading you

call me irrational or blind
I love you

PT56 07.02 230111

Tuesday, January 04, 2011

Networking Sites

 Tentulah anda-anda sudah tahu bahwa FB bukanlah satu-satunya networking site yang tersedia di dunia maya. Beberapa tahun lalu -- sekitar 4 -7 tahun lalu -- FS sangat booming, dan masih banyak lagi.

Nah, dalam tulisan ini aku akan lebih fokus ke networking site yang dikenal sebagai MULTIPLY.

Aku lumayan lama juga berasik masuk di situs yang disebut MP for short. Mulai buka akun tahun 2006. Dan berhubung aku ini super narsis dengan tulisan sendiri, dan nampaknya feature 'blog' di MP nampak lebih menonjol, maka tak pelak aku pun selalu double posting tulisan-tulisanku, di blog (di www.blogger.com) dan di MP. Bagi yang belum pernah tahu what MP is like, FYI, di MP tidak ada 'feature' ngetag teman-teman on the list, yang fungsinya semacam undangan khusus ke teman-teman untuk berkunjung; dan mungkin juga dengan harapan akan menuai komen. ^_^ Namun, 'kelebihan' di MP adalah tatkala tulisan kita dikomen seorang teman, maka dia akan muncul paling atas di newsfeed, sehingga akan -- mungkin -- menarik perhatian MPers lain yang belum sempat melihat postingan kita.

Seperti yang kukatakan di atas akan kenarsisanku pada tulisan milik sendiri, LOL, aku memang jarang berkunjung ke tulisan-tulisan milik MPers yang lain, kecuali kalau memang judulnya sangat 'eye-catching'. Dan jarang pula menulis komen. Walhasil, sangat jarang aku mendapatkan komen dari mereka yang berada di friendlist. Namun, mengingat tujuan utamaku menulis blog 'hanya' karena ingin 'mengosongkan' otak dari segala sesuatu yang membuatnya riuh, mendapat komen atau tidak, it is not a big deal for me.

Awal tahun 2009 tatkala banyak teman beralih ke FB, aku masih ja-im, untuk ikutan buka akun di FB meski banyak teman yang ngomporin. 'what the hell is FB?' tanyaku pada diri sendiri. Namun, setelah banyak teman komunitas b2w Semarang yang beralih ke FB yang katanya lebih user-friendly tinimbang MP, padahal banyak dari mereka yang rajin posting foto-foto hasil kegiatan kita bersama, mana aku hampir ga pernah memiliki dokumentasi itu sendiri, dengan setengah hati (uhuk-uhuk), aku membuka akun FB. Tujuan utama memang agar tetap tidak ketinggalan komunikasi dengan rekan-rekan komunitas b2w Semarang. (syukurin lu jadi scapegoat!)

Jika di awal aku malu-malu tapi mau update status (kok sok ngartis amat yak, memberitahu dunia apa yang sedang kita lakukan, apa yang sedang kita rasakan, bla bla bla ... dan betapa kita jadi ga punya privacy???) maka di awal tahun 2010, aku sudah sangat merasa 'homy' di FB. Hingga juga mulai posting tulisan di FB, mulai kenal feature 'ngetag' dlsb, dlsb. Hingga ... karena sesuatu dan lain hal, (pribadi yah? hahahaha ...) aku bahkan jadi melupakan MP. Sampai beberapa bulan aku tidak berkunjung alias login, boro-boro posting tulisan. ^_^

Hingga kurang lebih ... mmm ... tiga minggu lalu, aku disapa MP buddy yang kebetulan ada di list YM. (duluuuuu ... di MP belum ada chatbox, so he added me on YM). Dia nanya napa kok udah lama aku ga ngempi (istilah khusus untuk 'log in dan bla bla bla di MP'), aku jawab aja, "selingkuh keterusan sama FB." LOL. Trus dia nanya apa aku udah baca tulisannya yang ini yang itu, yang itu yang ini, kemudian dia memberiku link, and so on and so forth.

Dan ... karena dialah akhirnya akhir-akhir ini aku ngempi lagi. Dan yang rajin posting komen ya dia ... LOL ... Tapi berhubung dia mengenalku sebagai feminis yang bukan penyair gombalis narsis ya aku ga posting puisi-puisi gombal di sana. LOL. (padahal akhir-akhir ini aku super duper jarang nulis selain sok muitis nan lebay. LOL.)

Dan ... aku terkaget-kaget waktu dapat komen dari orang yang BUKAN di friendlist-ku. LHooooo???? Kok bisaaaa???

Beginilah akibat lama ga ngempi, jadi lupa bahwasanya di MP memang kadang friend of friend itu juga dapat update kita di newsfeed, terutama tentu saja kalau aku lupa 'ngeset' bahwa yang akan mendapatkan update tulisan kita itu only for 'contacts'.

Jadi inget (dan ga jadi kusembunyikan hehehe ...) satu hal yang membuatku ignoring MP for some months ya karena ada seseorang yang tidak ada di friendlistku, tahu-tahu komen di noteku dan ngajakin tarung. hadeeehhh ...

Sekarang, kalau sedang pengen posting sesuatu di MP, aku set agar yang bisa liat hanya 'contacts', dengan catatan aku ga lupa. LOL.

*sedang dalam situasi mengeluarkan hal-hal yang memenuhi rongga otak, so nulis yang ga penting ini* LOL.
 PT56 18.09 04.01.11