Search

Friday, March 20, 2009

Liburrr ...

Alhamdulillah sebentar lagi libur akhir term akan tiba--minggu depan!!! (read -> 23 Maret 2009).
Beberapa ide yang rasanya telah membuat otakku gatal untuk menulis:

1. Nulis tentang Puji sang pedofil -- utang kepada Triesti yang beberapa bulan lalu bertanya, "Na, sudah nyatroni Puji/Ulfa?" Kebetulan baru saja aku tergelitik dengan tulisan seorang MPer yang kebetulan masuk dalam jajaran contact ku yang menganggap L-U-C-U bahwasanya Puji yang pedofil itu ditahan.
Gosh, mungkin karena aku sekarang sedang PMS aku menjadi sangat tersinggung membaca tulisannya, yang bisa kusimpulkan "TIDAK APA-APA DI INDONESIA MENIKAHI ANAK-ANAK DI BAWAH UMUR."

2. A more thorough interpretation on INTO THE WILD movie. -- utang pada diri sendiri sejak beberapa bulan yang lalu.

3. Pentingnya face-to-face communication untuk mengurangi misunderstanding dalam percakapan maupun diskusi dengan orang lain. Well, dunia 'modern' yang kita hidupi sekarang ini memang telah membuat kita tidak perlu face-to-face dalam berkomunikasi. Namun toh hal ini tidak berarti bahwa kita bisa selalu menghindari misunderstanding.

4. Pentingnya ikut mendukung kampanye 'PILIH CALEG PEREMPUAN' agar kebutuhan para perempuan lebih terwakili di DPR/DPRD. Those female legislative candidates need to be supported to prove their skills and capabilities.

5. Artikel-artikel lain yang berhubungan denga feminisme dan gender.

6. Laporan rapat b2w Semarang tanggal 15 Maret 2009.

Apalagi ya??? Just wait and see dah.

I LOVE TERM BREAK!!!

SPB 13.47 200309

Narcissistic

Nowadays, who will NOT admit that 'narcissistic' is their middle name? Absolutely I am one of those who honestly say that 'narcissistic is my middle name. One very obvious 'proof' is my blogs scattered everywhere.
That is why I was very proud of myself when Fatih Syuhud selected my blog as TOP TEN BLOGGERS 2008 by the end of year 2008. Now and again I visited his site announcing it, to read some comments people have left. Well, in case there are some people disagreed with Fatih's selection. So far, no one complained about my blog. However, just today I found hs site explaining to people some requirements bloggers should fulfill if they want their blogs to be selected to be TOP TEN BLOGGERS.
Here are some requirements Fatih wrote:

http://fatihsyuhud.com/top-blogger-indonesia-of-week/

List of Blogger Indonesia of the Week, Blogger Indonesia of the Year and the requirements to get reviewed.

I make a blogger of the week (BOW)’s feature as a way to encourage, appreciate and promote Indonesian bloggers who blog in English. After several months I run this feature, it got attention from blog-indonesia.com–the largest Indonesia blog directory–who offers me to put the feature in its sidebar which I gladfully accepted. Thus, once your blog gets reviewed here, your blog will be promoted not only in this blog, but also in blog-indonesia.com. Thanks to its founder, W.M.

The requirement to get reviewed is simple: (a) Your blog is written in English; (b) The blogger is using original name or so it seems; pseudonym or ghostname blogger will not be considered unless for specific reasons; (c) Blogging frequently; (d) The content is original and not commercial (blog about career, vacancy (lowongan kerja), scholarship (beasiswa), etc won’t be included).

Each year, I also award the Top Ten Blogger of the Year for English-speaking Indonesian blogger whose blogs I already reviewed as Blogger Indonesia of the Week. The main criteria being not only the quality content of the blog, but more particularly, the influence and sort of leadership on-and-off-line the bloggers in question carry.

So, if you are an Indonesian and have an English-speaking blog and you feel it fits the above criteria, it’d be of great help if you put your blog URL address in the comment box below along with a brief intro. In the next few weeks, it could be your blog turn to be reviewed. Keep blogging, writing and sharing your precious thoughts.

So? If you want to follow my step, ehem, try your best!

By the way, I remember my Abang's question when he found me as TOP TEN BLOGGERS: "Who is Fatih Syuhud, Nana? I have never heard you mention his name yet!" (Aha ... my Abang suspected me to have a special relationship with Fatih! LOL.)

I do not personally know Fatih. He found my blog, reviewed the contents, and then chose me as BLOGGER OF THE WEEK. So? No nepotism here, of course.

Let us go blogging, everyone!

SPB 11.22 200309

Thursday, March 12, 2009

I felt a funeral, in my brain

I felt a Funeral, in my Brain,
And Mourners to and fro
Kept treading--treading--till it seemed
That Sense was breaking through--

And when they all were seated,
A Service, like a Drum--
Kept beating--beating--till I thought
My Mind was going numb--

And then I heard them lift a Box
And creak across my Soul
With those same Boots of Lead, again,
Then Space--began to toll,

As all the Heavens were a Bell,
And Being, but an Ear,
And I, and Silence, some strange Race
Wrecked, solitary, here--

And then a Plank in Reason, broke,
And I dropped down, and down--
And hit a World, at every plunge,
And Finished knowing--then--

-- Emily Dickinson

Why me?

Why me?
Why my family?

I remember I asked myself such questions when my beloved dad passed away in September 1989. A silly question when then I was trying to view other people using their point of view--in case such an unhappy thing happened to them. I was of opinion they would ask the same question, "Why did this happen to me? To my family? Why not to other people who seem okay to accept it?"

I realized that my family and I had to accept the bitter thing.

This time I almost asked myself the similar question when my dearest brother got attacked by a very serious illness. Perhaps this question oftentimes pop up at people's mind when such bitter and sad thing happen to them, automatically. Naively?

Wish me and my family strenght, please?

C-net 20.30 120309

Monday, March 09, 2009

Late

am I too late

to teach you to swim?

are you too late

to learn to swim with me?


are we too late

to make our dreams come true?

PT56 13.39 090309

Catatan tercecer ...

Catatan tercecer dari KAMPUNG CYBER SEMARANG event

Komunitas Multiply Semarang (wah, out of the blue, aku menjadi anggota komunitas baru) mengadakan event kopi darat yang diberi tajuk KAMPUNG CYBER SEMARANG pada tanggal 6-8 Maret 2009 di Plasa Simpanglima lantai 5b. B2w Semarang—sebagai salah satu pemilik account di www.multiply.com tentu saja ikut ambil bagian.

Di tulisan ini aku tidak akan mengupas event KCS itu sendiri, melainkan beberapa hal yang menarik yang kualami.

Hari Jumat sore adalah saat pembukaan KCS. Di atas meja ada setumpuk flyer baru untuk dibagikan kepada para pengunjung yang berisikan tips bagi b2wer pemula. Di bawahnya tercantum beberapa nomor hape, dimana nomor hapeku termasuk di dalamnya.

Sekitar pukul 7 malam, ada sms masuk, memberitahukan bahwa si pengirim sms sore tadi mampir ke stand b2w Semarang, dan mengambil satu flyer. Tentu saja hal ini dia lakukan karena dia tertarik ingin bergabung dengan komunitas b2w. Dia bertanya apa syarat untuk bergabung dan bagaimana caranya. “Memiliki sepeda, jenis apa saja...” adalah syarat pertama. Dan untuk bergabung, aku sarankan padanya untuk datang saja ke stand—mumpung kita sedang berpameran—dan langsung saja mendaftarkan diri dengan mengisi formulir, dan membayar Rp. 10.000,00 untuk ganti ongkos cetak bike tag dan stiker yang akan diberikan kepadanya. Namun jika dia tidak sempat, kusarankan dia datang ke ‘mabes’ b2w Semarang, yang terletak tidak jauh dari videotron Jalan Pahlawan pada hari Minggu pagi sekitar pukul 06.00-07.00.

(Waktu menulis ini aku baru kepikiran, kenapa orang misterius itu tidak langsung saja bertanya hal ini tatkala dia mampir ke stand b2w? Seingatku sore itu aku jaga stand, karena sepulang kerja di SPB aku langsung ke venue, dan kelas yang di LIA digantikan oleh seorang workmate.)

Hari Minggu pagi aku dan beberapa teman ‘nongkrong’ di mabes, untuk bersama panitia KCS membagikan flyer ke para passerby, sebagai usaha promosi acara. Aku sempat melihat seseorang mengenakan kaos jersey b2w Semarang yang berwarna kuning ngejreng, dan ada bike tag di bawah sadelnya. Karena keadaan jalan Pahlawan waktu itu sedang ramai, ditambah lagi mataku belor, aku ga mengenali orang itu yang melintas dengan cepat-cepat.

Bike tag KOMUNITAS PEKERJA BERSEPEDA SEMARANG memang telah dimiliki oleh banyak orang di Semarang. Apalagi pada waktu acara BIKE TO WORK DAY 29 Agustus 2008 dan acara ROLLING THUNDER bareng SOC dan SLOWLY kita membagikan bike tag kepada para peserta secara gratis. Pengalamanku sendiri pernah berpapasan dengan orang yang memasang bike tag di bawah sadelnya, namun dia cuek saja kepadaku (di milis aku selalu bercanda dengan mengatakan: WAJIB HUKUMNYA BAGI ANGGOTA B2W SEMARANG UNTUK MENGENAL NANA PODUNGGE.) telah terjadi beberapa kali. Namun untuk mereka yang mengenakan kaos jersey b2w Semarang, tentu hanya sedikit, atau well, baru sedikit orang yang memiliki kaos jersey b2w Semarang. Kali ini yang sangat mengherankan: seseorang mengenakan kaos jersey b2w Semarang, memasang bike tag b2w di bawah sadel, melewati ‘mabes’ b2w Semarang pada hari Minggu pagi, dengan cuek, tanpa menoleh, dimana pada saat itu ada beberapa anggota komunitas yang nongkrong di situ (kebetulan aku juga mengenakan kaos jersey).

Siangnya waktu jaga stand, aku dapat kiriman sms dari orang yang sama yang mengirimkan sms hari Jumat.

Mbak, tadi pagi saya lewat mabes b2w, tapi mau mampir saya malu.”

LOL.

Was he the same person passing by the ‘base camp’ of b2w Semarang? The one wearing jersey b2w whose bike had bike tag under the saddle?

Aku jadi ingat waktu pertama kali mas Triyono—yang sekarang menjabat sebagai wakil ketua Komunitas b2w Semarang—merayuku untuk bergabung: “Mbak Nana kalau besok Minggu sempat jalan-jalan ke Jalan Pahlawan, jangan lupa mampir di tempat kita berkumpul ya? Ada banyak pesepeda di sana. Yang membedakan: di bawah sadel kita ada bike tag kuning yang bertuliskan KOMUNITAS PEKERJA BERSEPEDA SEMARANG.”

NOTE: dia berharap dengan ada anggota yang perempuan, akan semakin menarik minat banyak orang untuk bergabung komunitas b2w Semarang.

Aku tidak mampir ke mabes waktu itu karena aku masih memilih pergi berenang, plus belum punya sepeda yang bisa kunaiki (karena sepeda WINNER lungsuran kakakku masih dipakai oleh adikku), plus mungkin juga aku akan merasa malu, tahu-tahu nyamperin segerombolan laki-laki, yang aku belum tahu karakternya bagaimana. LOL.

*****

Peristiwa berikut yang lumayan menarik bagiku untuk kubagikan di sini.

Ada seorang tamu di stand yang mengaku lulusan SMA 3 Semarang. Kutilik dari wajahnya, aku pikir umurnya ga jauh beda denganku. Itu sebabnya aku bertanya dia lulus tahun berapa.

Saya lulus tahun 1996.” Jawabnya.

Wedew, ternyata aku lebih tua sepuluh tahun. Entah apakah karena aku yang (merasa) awet muda atau dia yang awet tua ya? hahahaha ...

Dari dia aku tahu bahwa ternyata alumni SMA 3 Semarang memiliki milis. Sangat ketinggalan zaman ya?  namanya alsteindonesia@yahoogroups.com ALSTE singkatan dari ALumni Sma Tiga sEmarang.

Aku jadi ingat waktu aku kuliah S1 di Jogja di pertengahan tahun 1980-an. Aku dan teman-teman alumni masih sering berkumpul di bawah bendera ALSTE. Waktu kutanyakan teman yang melanjutkan kuliah di IKIP Semarang, apakah ALSTE Semarang pun sering berkumpul dan melakukan kegiatan bersama, komentarnya: “Na, di kampus tuh buanyak anak-anak lulusan SMA 3. Aku yakin di UNDIP pun tentu sama. Kita-kita yang tinggal di Semarang ga perlu bereunian seperti kamu yang ngabur ke Jogja.”

Wah ...

Tapi sekarang meskipun aku tetap berdomisili di Semarang, aku sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman seangkatan, apalagi angkatan lain. Aku juga belum pernah menemukan mereka di situs networking, seperti friendster, multiply, atau facebook. (I am a newbie at facebook though.)

*****

Peristiwa lain: aku tersesat di Plasa Simpanglima tatkala aku berusaha mencari jembatan penghubung PS dengan CL. Aku juga tersesat mencari venue tempat diselenggarakan KCS tatkala aku berusaha naik ke lantai 5b menggunakan eskalator yang terletak di tempat yang berbeda dengan lift yang biasa kupakai untuk naik ke lantai 5b.

Mbak Nana bukan anak mall ya?” komentar Icha yang mengaku diri sebagai anak mall, yang katanya pernah hanging around CL dari pukul 10.30 sampai hampir 21.00. Gile benerrrrrrrrrrrrr!!!

Masih ingat apa yang kutulis di postingan “Bookworm Cyclist”? di situ aku menulis aku tidak menemukan tempat diselenggarakan rapat KCS, dua minggu sebelum penyelenggaraan acara.

Hari Minggu siang 8 Maret 09 aku ngajak Angie makan di McD, lewat jembatan yang menghubungkan PS dan CL. (Bulan Desember 2008 tahun lalu, waktu aku windowshopping bareng Angie, kita juga lewat situ.)

Make sure that you remember the direction honey to come back to the venue,” kataku pada Angie.

Mengetahui bahwa nyokapnya bukan tipe anak mall, hal ini tentu bukan hal yang aneh maupun luar biasa baginya. Jadi Angie pun maklum saja mendengarku berkata begitu.

Sorenya, Icha memintaku untuk mengantarnya ke salah satu toko busana Muslimah. Kita melewati jembatan yang bagiku kadang-kadang misterius itu. LOL. Dia tertawa geli waktu mendengarku berkisah tentang ketersesatanku pada hari Jumat. Waktu itu aku bertanya kepada salah seorang satpam.

Icha bilang, “Satpam itu tentu heran mbak, masak jembatan penghubung CL dan PS aja ga tahu letaknya?”

Ah, peduli amat apa yang dia pikirkan?

Sepulang dari toko busana Muslimah itu, aku yang mengenakan sepatu ‘jalan’ berjalan lebih cepat dibandingkan Icha yang mengenakan sepatu high heels. Tatkala dilihatnya aku sudah tahu where to go, dia pun menggoda, “Sekarang sudah hafal jalannya mbak?”

Sebulan atau dua bulan lagi kalau aku terpaksa kesini lagi seorang diri, mungkin aku akan tersesat lagi.” Sahutku. LOL.

*****

Masih ada peristiwa lain lagi yang bisa kubagi di sini, tapi nanti jadi terlalu panjang. Tentu bakal membosankan bagi pembaca.  So? That’s all so far.

PT56 15.42 090309

Pindah ke lain hati

Berenang:

Cinta pertamaku yang sunyi

Bersepeda:

Cinta keduaku yang hingar bingar



Bagi mereka yang mengikuti blogku semenjak tahun 2006—terutama Abangku tersayang—tentu tahu aku adalah makhluk penyendiri yang memiliki dunia sempit namun fulfilling. Kala hari Minggu datang, dengan sepenuh cinta aku mempersiapkan diri berangkat ke kolam renang. ‘Perlengkapan’ yang wajib kubawa selain peralatan mandi adalah buku diary, buku bacaan, alat tulis, hape, dan media player. Aku menikmati dua jenis kegiatan yang kulakukan di Paradise Club—tempat nongkrong yang paling asik bagiku: berenang dan mojok di bangku kesayanganku. Setelah berenang kurang lebih satu jam, mandi, ganti baju, aku akan berasik masyuk dengan buku yang kubawa, scribble atau membaca, sambil mendengarkan musik dari MP, dan sesekali berkirim sms dengan Abangku yang di awal perkenalan kita dulu sering penasaran pengen lihat aku mojok: si mata belor sedang menikmati dunia sempitnya; serasa dunia pun miliknya seorang diri. Namun karena lokasi tempat tinggal kita terpisah ribuan mil, tak mudah baginya untuk diam-diam memandangku dari kejauhan.

Kamu kirim fotomu waktu mojok gitu dong Diajeng Cimplon.” Rayunya.

(NOTE: dia suka banget memberiku nick yang lain dari pada yang lain: ‘Diajeng Cimplon’ adalah salah satunya.)

Lah, piye carane Bang aku jepret diriku sendiri begitu? Aku ga punya kamera digital yang bisa kupakai untuk itu,” elakku. Bukan karena aku pelit loh.

Ya minta tolong orang lain kek atau bagaimana? Kreatif dikit napa sih?” katanya lagi, rada maksain. LOL.

Waduh, Bang, malu euy, masak narsis amat?” aku tetap mengelak. LOL.

(CATAT: Nana rada malu juga ketahuan narsis oleh orang-orang Paradise Club karena aku udah telanjur ‘terkenal’ sebagai si “mbak penyendiri yang hobby membaca dan menulis di meja dan bangku yang satu itu”. LOL.)

Akhirnya aku ‘hanya’ menjepret bangku tempatku nongkrong itu dari kejauhan, untuk kupost di blog, agar Abangku bisa membayangkan what I ‘look like’ from a distance. Tentu saja dia tetap harus membayangkan di atas bangku kosong itu ada aku yang sedang duduk, membaca atau menulis, sambil mendengarkan musik dari MP, hadiah pemberiannya tatkala aku dirundung duka di bulan Oktober 2006.

*****

Semenjak aku bergabung dengan komunitas bike to work Semarang, dan mulai menikmati mengayuh sepeda di tengah lalu lalang kendaraan di kota kelahiranku ini, aku mulai meninggalkan ‘dunia sempitku’. Out of the blue aku menjadi makhluk sociable yang sangat ramah kepada para pesepeda yang biasa mampir ke ‘mabes’ b2w Semarang yang berlokasi di dekat patung Pengeran Diponegoro di Jalan Pahlawan Semarang. Acara bersepeda bersama-sama keliling kota, bernarsis ria di depan kamera, berkulineran, sekaligus bercanda saling meledek satu sama lain tiba-tiba menggantikan ‘hari Minggu yang sunyi namun fulfilling’.

Di awal-awal aku masih sangat sering kangen untuk menyendiri, membaca buku, menulis untuk blog—to express things burdening my mind due to many things: terutama to expose my being feminist and religiosity. Moreover, ketika out of the blue aku mendapatkan pekerjaan yang membuatku selalu merasa seperti robot (working from 7 am to 7 pm), hampir tak menyisakan waktu untukku menulis: one challenging intellectual activity for my brain.

Semakin aku terlibat dengan komunitas, aku menjadi merasa semakin bertanggung jawab untuk kegiatan ini itu—bahkan termasuk rutinitas yang bagi banyak anggota membosankan: menjaga ‘mabes’ di hari Minggu pagi, untuk berjaga-jaga seandainya ada calon anggota yang ingin bergabung dengan komunitas b2w Semarang. Ini karena di flyer yang kita bagikan tertulis ‘datang saja ke videotron jalan Pahlawan pada hari Minggu pagi untuk bergabung bersama kami’.

Dan tanpa kusadari aku telah hampir dua bulan meninggalkan ‘cinta pertamaku’: berenang.

Beberapa hari yang lalu aku komplain ke Abang: “Capeekk banget Bang...” sebagai alasan aku ga punya waktu membaca milis, tatkala dia ‘menegur’: “Di milis ada yang ngomongin tentang ‘feminisme’, kok kamu diam saja? Ga sempat buka milis ya? biasanya kalo ada yang nyinggung tentang feminisme, kamu langsung nyamber.”

Makanya kamu jangan ninggalin berenang. Kalo main sepedaan ya secukupnya saja, jangan maksain diri.” Komentarnya.

Wedew, aku capek dengan pekerjaan Bang, bukan karena main sepedaan. LOL.

Pengen ‘break’.

Pengen mewujudkan keinginanku yang telah tertunda lebih dari 3 bulan: menulis tentang Irshad Manji, the secular Muslim lesbian, dan menulis yang lebih thorough tentang film INTO THE WILD. Agar aku bisa segera menonton film-film yang lain. (NOTE: gara-gara obsesi menulis tentang film satu ini, aku berhenti menonton film-film yang lain.)

Pengen balik ke Paradise Club agar bisa ngikut aerobics dan latihan fitness.

Dan lain-lain.

Ternyata aku bisa pindah ke lain hati ya Bang? LOL.

You will never know what lies ahead, my Humming Bird...” kata Abangku satu kali.

NOTE: HB is the loveliest nick he gave me.

PT56 14.35 090309